Liputan6.com, Jakarta - Istilah korona kerap digunakan untuk menyebut lapisan terluar atmosfer matahari. Korona matahari memiliki cahaya yang sangat terang serta suhu yang sangat panas.
Lapisan ini terdiri dari plasma, yakni gas super panas dengan suhu mencapai jutaan derajat celsius. Bahkan, korona matahari lebih panas dibandingkan dengan permukaan matahari atau fotosfer.
Meski cahaya matahari sangat terang dan terlihat jelas, tapi tidak dengan korona. Cahaya yang sangat terang dari korona hanya dapat diamati dengan jelas saat gerhana matahari total.
Baca Juga
Advertisement
Pada kondisi normal, cahaya dari fotosfer matahari mengaburkan pancaran korona sehingga sulit terlihat. Baru-baru ini para peneliti menemukan lubang hitam juga memiliki korona.
Korona lubang hitam jauh lebih panas dari matahari. Studi bertajuk A Comparison of the X-Ray Polarimetric Properties of Stellar and Supermassive Black Holes, yang terbit di The Astrophysical Journal, Vol. 974, No. 1 oleh M. Lynne Saade dan kawan-kawan, berhasil menemukan bentuk dari korona lubang hitam untuk pertama kalinya.
Melansir laman Science Alert pada Jumat (06/12/2024), berbeda dengan korona matahari yang dapat diamati langsung selama gerhana matahari total, korona lubang hitam hanya dapat dideteksi melalui sinar X dan sinar gamma.
Sinar ini terbentuk dari interaksi korona dengan cakram akresi di sekitarnya. Cakram akresi ini mengacu pada struktur berbentuk cakram yang terdiri dari gas, debu, dan material panas lainnya yang berputar secara terus-menerus.
Struktur ini memiliki bagian terdalam yang kemudian menjadi tempat dari korona lubang hitam. Korona lubang hitam ini memiliki suhu yang jauh lebih panas dari korona di Matahari, dengan suhu mencapai miliaran derajat celsius.
Korona lubang hitam ini juga memancarkan sinar-X yang sangat kuat sehingga sulit untuk diamati. Dalam studi ini, para peneliti menggunakan teleskop Imaging X-ray Polarimetry Explorer (IPXE) untuk mengamati lubang hitam, mulai dari cygnus X-1 dan X-3 di galaksi, serta LMG X-1 dan X-3 di Awan Magellan Besar.
Dengan bantuan teleskop ini, mereka mengembangkan model berbagai jenis inti galaksi aktif (AGN), termasuk korona lubang hitam. Menariknya, hasil studi mengungkap bahwa korona lubang hitam ternyata berbentuk cakram tipis, bukan seperti donat sebagaimana asumsi sebelumnya.
Sebelumnya, korona lubang hitam kerap kali dianggap berbentuk donat atau torus. Asumsi ini didasari oleh bagian dari struktur korona, seperti gas dan debu yang mengelilingi lubang hitam hingga membentuk donat.
(Tifani)