Curah Hujan Tinggi, Pemprov Jakarta akan Lakukan Rekayasa Cuaca hingga Akhir 2024

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melaksanakan rekayasa cuaca hingga akhir tahun 2024

oleh Tim News diperbarui 07 Des 2024, 02:02 WIB
Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan Pempov DKI telah mengucurkan dana Rp 400 juta untuk makan bergizi gratis. (Winda Nelfira).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan melaksanakan rekayasa cuaca hingga akhir tahun 2024, untuk mengantisipasi potensi curah hujan tinggi yang diprediksi terjadi di akhir tahun.

"Rekayasa cuaca yang akan kita lakukan untuk pertengahan sampai dengan akhir tahun, ini sedang dijajaki. Kita akan bicarakan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tentu saja dengan BMKG juga terkait penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk rekayasa cuaca," ujar Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta Pusat, Jumat (6/12/2024).

Namun demikian, Teguh menjelaskan bahwa pihaknya saat ini perlu menyusun pernyataan status darurat. Untuk itu, koordinasi lebih lanjut sedang dilakukan.

"Tapi karena menggunakan dana BTT maka kita harus ada pernyataan status darurat. Nah ini sedang kita jajaki dan kita koordinasikan," kata Teguh. dilansir dari Antara.

Selain itu, Teguh menekankan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan mempersiapkan infrastruktur yang memadai untuk mengantisipasi banjir. Ia juga menyebutkan bahwa apel kesiapsiagaan bencana telah dilakukan untuk memastikan semua perangkat penanggulangan banjir berfungsi secara optimal.

"Tapi kalau hujannya itu juga misalnya 10 hari betul-betul turut, itu kondisi tanah akan jenuh. Ini juga akan memperlambat aliran. Ini yang juga harus kita lakukan antisipasinya. Tapi secara infrastruktur yang ada, kita sudah melakukan apel siaga antisipasi musim hujan. Inshaa Allah, dari sisi infrastruktur siap," terang Teguh.

Saat terjadi bencana, Teguh memastikan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) seperti BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Dinas Binamarga telah dipersiapkan untuk berkolaborasi menghadapi situasi darurat.

 


Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Kendaraan bermotor melintasi jalan yang tergenang air rob (banjir pasang air laut) di Kawasan Pasar Ikan Muara Baru, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Banjir rob di Pelabuhan Muara Baru tersebut terjadi akibat cuaca ekstrem serta pasangnya air laut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan kemungkinan terulangnya banjir besar seperti yang terjadi pada 2020 di Jakarta. Menyikapi hal tersebut, BPBD DKI Jakarta telah menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi.

Kasatlak Pengelolaan Data dan Informasi Pusdatin BPBD DKI Jakarta, Kristian Gottam Sihombing, menyatakan bahwa penanganan banjir tahun ini berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.

"BPBD DKI bersama instansi terkait telah meningkatkan kapasitas pompa air dan memperluas jaringan drainase di wilayah rawan banjir," ujarnya.

 


Teknologi Pemantauan Cuaca

Kristian menambahkan bahwa teknologi pemantauan cuaca berbasis data terkini (real-time) kini digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi deteksi dini.

Selain itu, Pemprov DKI terus merevitalisasi sungai, mengeruk saluran air, dan menambah kapasitas pompa guna memperkuat infrastruktur pengendalian banjir.

"BPBD juga mengedukasi masyarakat soal kesiapsiagaan bencana, simulasi evakuasi, dan pelatihan tanggap darurat," jelasnya.

Infografis Habis Hujan Deras Terbitlah Banjir Jakarta (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya