Adakah Doa Akhir dan Awal Tahun? Versi Ulama Salaf dan Madzhab Syafi'i

Doa akhir tahun yang katanya dibaca antara setelah shalat Ashar sampai sebelum Maghrib di hari terakhir di bulan Dzulhijjah.

oleh Arie Nugraha diperbarui 08 Des 2024, 12:30 WIB
Ilsutrasi doa (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Bandung - Tak terasa waktu berlalu pada 2024 ini sudah di akhir bulan yakni Desember menurut hitungan tahun Masehi. Sebentar lagi kita akan menyambut tahun baru yaitu 2025.

Biasanya dalam memulai sesuatu yang baru seluruh umat muslim dianjurkan untuk berdoa kepada Allah agar segala maksud dan tujuan dapat terlaksana tanpa kendala.

Namun yang menjadi petanyaan, dalam menghaapi akhir tahun dan awal tahun adakah doa khusus yang harus dipanjatkan? Nah, dalam tulisan ini akan dijelaskan hal tersebut berdasarkan Al-Quran dan hadis Rasulullah SAW.

Dicuplik dari laman Risalah Islam, menurut para ulama hadits doa awal dan akhir tahun tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits shahih (sah), juga tidak ditemukan dalam kitab-kitab ulama masyhur.

Doa akhir tahun yang katanya dibaca antara setelah shalat Ashar sampai sebelum Maghrib di hari terakhir di bulan Dzulhijjah. Lalu doa awal tahun katanya dibaca bada Magrib di awal tahun sebanyak 3x.

Para ulama yang berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasul (Salaf) sejauh ini tidak atau belum menemukan rujukan yang sah atas pernyataan katanya tersebut.

Hingga saat ini belum dan tidak menemukan perintah khusus tersebut dalam nash Al-Qur'an ataupun hadits dan fatwa para ulama.

Selain itu sekarang belum atau tidak ada juga sumber terpercaya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw dan para shahabat dan para tabi’in pernah mengamalkan doa tersebut.

Dr. Bakr Abu Zaid (pengajar di Masjid Nabawi pada 1390-1400 H dan anggota Majma’ al-Fiqhi al-Islami di bawah Rabithah Alam Islamiyah) mengatakan:

لا يثبت في الشرع شيء من دعاء أو ذكر لآخر العام، وقد أحدث الناس فيه من الدعاء، ورتبوا ما لم يأذن به الشرع، فهو بدعة لا أصل لها.

"Tidak terdapat dalil dalam syariat yang menyebutkan tentang doa atau dzikir akhir tahun. Masyarakat membuat-buat kegiatan doa, mereka susun kalimat-kalimat doa, yang sama sekali tidak diizinkan dalam syariat. Doa semacam ini murni bukan ajaran Nabi Saw dan tidak ada dasarnya" (Tashih ad-Dua, hlm. 108).

Keterangan yang sama juga disampaikan Syaikh Khalid Abdul Mun’im Rifa’i:

ينبغي للمسلم اجتناب تخصيص نهاية العام أو بداية العام الجديد بشيء من العبادات؛ فكل خير في اتباع من سلف

"Selayaknya bagi setiap muslim untuk tidak mengkhususkan akhir tahun atau awal tahun baru dengan ibadah apa pun. Karena kebaikan itu ada pada mengikuti ulama terdahulu."

 

Simak Video Pilihan Ini:


Tidak Ada Literaturnya?

Menurut Ustadz Sarwat di laman Rumah Fiqih, "Selama ini kami sudah berusaha mencari-cari rujukan doa awal dan akhir tahun itu di dalam kitab-kitab hadits nabawiyah, tapi sayangnya belum berhasil mendapatkannya."

"Kami juga telah bertanya ke sana kemari tentang asal muasal lafadz doa yang populer di tiap awal tahun hijriyah. Tetapi bahkan para ustadz dan ustadzah yang seringkali mengajarkan lafadz doa ini, juga tidak bisa menunjukkan kitab literatur yang dijadikan rujukan."

"Jadi sementara ini kami berkesimpulan bahwa teks doa itu memang bukan berdasarkan hadits nabi SAW, melainkan gubahan para ulama saja. Kalau dikatakan doa itu datang dari sabda Rasulullah SAW, tentu harusnya terdapat di dalam kitab-kitab hadits yang muktabar, baik di Shahihain, Kutubussittah atau Kutubut-tis'ah."

Syaikh Bakr Bin Abdillah Abu Zaid rahimahullah berkata, “Syariat Islam tidak pernah mengajarkan atau menganjurkan doa atau dzikir untuk awal tahun. Manusia saat ini banyak yang membuat kreasi baru dalam hal amalan berupa doa, dzikir atau tukar menukar ucapan selamat, demikian pula puasa awal tahun baru, menghidupkan malam pertama bulan Muharram dengan shalat, dzikir atau do’a, puasa akhir tahun dan sebagainya yang semua ini tidak ada dalilnya sama sekali.” (Tashih Ad Du’a’, hal.107)

Syaikh ‘Abdullah At Tuwaijiriy berkata, “Sebagian orang membuat inovasi baru dalam ibadah dengan membuat-membuat doa awal tahun dan akhir tahun. Sehingga dari sini orang-orang awam ikut-ikutan mengikuti ritual tersebut di berbagai masjid, bahkan terdapat para imam pun mengikutinya. Padahal, doa awal dan akhir tahun tersebut tidak ada pendukung dalil sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga dari para sahabatnya, begitu pula dari para tabi’in. Tidak ada satu hadits pun yang mendukungnya dalam berbagai kitab musnad atau kitab hadits.” (Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 399).

Tidak Ada Tuntunan

Jadi, amalan doa akhir dan awal tahun sebenarnya tidak ada tuntunannya, tidak pernah dilakukan oleh Nabi Saw, para sahabat, tabi’in, dan ulama-ulama besar. Amalan ini juga tidak kita temui pada kitab-kitab para imam hadits.

Kesimpulannya, teks doa awal dan akhir tahun itu tidak jelas sumbernya dan bukan berdasarkan hadits Nabi SAW.

Bisa jadi doa awal dan akhir tahun itu hanya merupakan gubahan atau karangan yang sejauh ini juga belum diketahui siapa penyusunnya.

Karenanya, umat Islam wajib mengabaikan hadits tersebut, dan silakan berdoa seperti biasa saja, tidak ada doa khusus seperti itu.

Dengan adanya penjelasan diatas, diharapkan umat muslim jangan sampai amalannya sia-sia bahkan jatuh ke jurang bid'ah (tanpa contoh) karena tidak ada tuntunannya.


Buya Yahya Anjurkan Doa Akhir dan Awal Tahun

Ulama kharismatik sekaligus Pengasuh LPD Al Bahjah, Buya Yahya. (YouTube Al Bahjah TV)

Dalam versi berbeda, ulama ahlussunah wal jamaah terutama penganut madzhab Syafii berpendapat berbeda. Doa akhir dan awal tahun sangat dianjurkan.

Salah satunya ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Menurut dia, doa akhir tahun pada dasarnya tidak hanya diamalkan saat pergantian tahun Hijriyah, tapi boleh juga dibaca saat tahun baru Masehi.

Menurutnya, tidak masalah membaca doa akhir tahun Masehi seperti dilakukan saat mengakhiri tahun Hijriyah.

“Kalau untuk berdoa boleh, karena doa itu kapan saja. Barangkali tahun baru masehi nanti ada yang kumpul di masjid untuk berdoa mendoakan semoga mereka itu sadar tobat, tapi tidak di alun alun ya,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Radioqu.

Buya Yahya mengatakan, membaca doa pada momen tahun baru Masehi justru mengubah budaya yang selama ini kerap diisi dengan hal-hal yang berbau maksiat. 

“Jadi boleh membaca doa semacam itu gak masalah. Ini justru untuk mengubah budaya. Karena memperingati tahun baru masehi secara hakikatnya gak ada masalah,” ujar Buya Yahya.

“Karena itu tahun semua umat. Karena sudah menjadi ciri khasnya orang yang tidak beriman, maka dari itu kita tidak diperkenankan untuk mengikutinya,” tambahnya.

Berikut ini bacaan doa akhir tahun Masehi. Doa ini berisi tentang permohonan seorang hamba atas perbuatannya selama setahun ke belakang. Berharap Allah SWT dapat menerima perbuatannya.


Teks Doa Akhir Tahun

Mengutip NU Online, berikut adalah doa akhir tahun lengkap arab, latin, dan artinya/

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ 

Arab-latin: Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya: “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. 

Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”


Doa Awal Tahun

Selanjutnya, berikut ini adalah doa awal tahun yang dibaca dengan harapan Allah menganugerahkan rahmat, lindungan, kesehatan, keharmonisan, keselamatan, kelapangan rezeki, jodoh, karir, wafat husnul khatimah, dan berbagai kebaikan lainnya. 

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini.

Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

Doa awal tahun ini dibaca sebanyak 3 kali dalam rangka menyambut tahun baru. Dengan doa ini, kita berharap anugerah dan kemurahan Allah untuk kita pada tahun baru ke depan.

Wallahua'lam

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya