Transaksi Kecil Disebut Pasti Kalah dengan Bandar, Kenali Manfaat dan Risiko Investasi Saham

Presiden Prabowo menuturkan, aktivitas saham layaknya perjudian jika dilakukan transaksi kecil oleh investor

oleh Tim Bisnis diperbarui 09 Des 2024, 06:00 WIB
Instrumen saham menjadi sorotan. Hal ini usai Presiden Prabowo menilai, kegiatan di pasar modal cukup memusingkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Instrumen saham menjadi sorotan. Hal ini usai Presiden Prabowo menilai, kegiatan di pasar modal cukup memusingkan.

Sebagai gambaran, Prabowo menceritakan teman-temannya yang ahli matematika namun harus berkutat dengan monitor untuk memantau pergerakan harga saham. Saat harga saham turun, orang-orang tersebut akan melakukan perhitungan kembali atas strategi investasinya.

Selain itu, Prabowo mengibaratkan aktivitas saham layaknya perjudian jika dilakukan transaksi kecil oleh investor. Ia menilai, keuntungan terbesar saham hanya berputar pada kantong investor besar. Ia pun mengumpamakan para investor kelas kakap hanya bertindak sebagai bandar. 

"Saya kasih tahu, main saham kalau orang kecil pasti kalah. Untuk orang kecil, itu sama dengan judi, yang menang yang bandar besar, yang kuat," tegas Prabowo dari potongan video yang diunggah oleh akun instagram @amanatinstitute, dikutip Kamis, 5 Desember 2024.

Lantas apa itu instrumen saham?

Melansir laman idx.co.id, saham (stock) menjadi salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Penerbitan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. 

Secara umum saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Keuntungan Saham

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli, yakni:

1. Dividen

Pertama, memperoleh dividen. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. 

 

 


Capital Gain

Pialang memeriksa kacamata saat tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu.

Selain tunai, pemberian dividen juga bisa berupa saham  kepada setiap pemegang saham. Dengan ini, jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Keuntungan kedua bagi pemilik saham ialah Capital Gain. Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. 

"Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp500 untuk setiap saham yang dijualnya," tulis laman idx.

 


Risiko Saham

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain:

1. Capital Loss 

Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp1.400 per saham.

Karena takut harga saham tersebut akan terus turun. Investor nekat menjual pada harga Rp1.400 tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp600 per saham.

2. Risiko Likuidasi

Risiko selanjutnya dari investasi saham ialah likuidasi. Risiko ini muncul saat perusahaan dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. 

Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya