Donal Trump: Rusia Tak Mau Lagi Jadi Pelindung Bashar al-Assad

Donald Trump menyebut bahwa Rusia kini lebih fokus mengatasi perangnya dengan Ukraina.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 08 Des 2024, 19:25 WIB
Presiden AS, Donald Trump (kanan) berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu di KTT G20, di Hamburg, Jerman (7/7). Pertemuan pemimpin negara adidaya ini untuk memperbaiki hubungan kedua negara. (AFP Photo/Sputnik/Mikhail Klimentiev)

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, pada Minggu (8/12/2024) menyatakan Rusia tidak lagi berminat melindungi Presiden Suriah Bashar al-Assad sehingga ia memilih untuk melarikan diri dari Damaskus.

Trump menyampaikan pernyataan tersebut melalui unggahan di platform Truth Social, hanya beberapa jam setelah kelompok oposisi menguasai Damaskus dan hampir seminggu setelah Aleppo jatuh ke tangan oposisi.

"Assad sudah pergi. Dia melarikan diri dari negaranya. Pelindungnya, Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin, tidak lagi tertarik melindunginya," tulis Trump, seperti dilansir Anadolu Agency, Minggu (8/12).

Menurut Trump, perubahan sikap Rusia terhadap Assad sebagian besar disebabkan oleh fokus Moskow pada perang di Ukraina, yang telah mengakibatkan hampir 600.000 tentara Rusia tewas atau terluka.

"Rusia kehilangan minat di Suriah karena perang di Ukraina, konflik yang seharusnya tidak pernah terjadi dan kini berisiko berlangsung selamanya," tambahnya.

 


Pengaruh Perang Rusia-Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin (Dok. AFP)

Trump juga mengklaim bahwa perang di Ukraina telah melemahkan Rusia secara signifikan, baik secara militer maupun ekonomi. Ia mencatat bahwa Iran, sekutu utama Assad lainnya juga menghadapi tantangan besar akibat tekanan militer dari Israel.

"Rusia dan Iran berada dalam posisi lemah sekarang, satu karena Ukraina dan ekonominya yang buruk, sementara yang lain karena keberhasilan militer Israel," ungkapnya.

Selain membahas situasi di Suriah, Trump menyerukan gencatan senjata segera di Ukraina untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun.

"Presiden Zelenskyy dan Ukraina ingin membuat kesepakatan dan menghentikan kegilaan ini. Mereka telah kehilangan sekitar 400.000 tentara dan lebih banyak lagi warga sipil," katanya.

Infografis Perang Ukraina Vs Rusia Masuki Tahun Ke-3 dan Klaim Tentara Tewas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya