Kondisi Terkini Gunung Ruang, Terjadi 22 Kali Gempa Vulkanik

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 22 kali gempa vulkanik dalam gunung yang terletak di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut itu.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 10 Des 2024, 00:00 WIB
Kondisi terkini Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut.

Liputan6.com, Manado - Setelah mengalami erupsi hebat pada April 2024 silam, Gunung Ruang kembali menunjukan peningkatan aktifitas dalam beberapa waktu belakangan ini.  

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sebanyak 22 kali gempa vulkanik dalam gunung yang terletak di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut itu.

"Ada sebanyak 34 kali gempa embusan, tiga kali vulkanik dangkal, empat kali gempa tektonik lokal, 87 kali gempa tektonik jauh, serta satu kali gempa getaran banjir," ungkap Kepala Badan Geologi, Mohammad Wafid pada, Sabtu (7/12/2024).

Dalam laporan aktivitas Gunung Ruang periode tanggal 16-30 November 2024, disebutkan bahwa pada umumnya, kegempaan vulkanik Gunung Ruang cenderung rendah, lebih didominasi oleh gempa tektonik, diperkirakan pengaruh dari subduksi Sulut dan subduksi ganda di Laut Maluku.

Aktivitas Gunung Ruang masih belum kembali ke normal, meski jumlah kegempaan sudah jauh menurun dibandingkan dengan bulan April-Mei 2024, dengan jumlah gempa vulkanik pada kisaran 1-3 per hari.

 “Namun secara visual masih teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis-tebal dan tinggi sekitar 50 - 200 meter dari puncak,” ujarnya.

Pada periode 16-30 November 2024, jumlah kegempaan tidak ada perubahan yang signifikan bila dibandingkan dengan periode 1-15 November 2024.

Pada tanggal 29 November 2024, terekam gempa embusan 25 kali dan satu kali getaran banjir dengan amplitudo 13 milimeter dan durasi 1068 detik.

“Asap kawah teramati bertekanan lemah berwarna putih dengan intensitas tipis sedang dan tinggi asap pada kisaran 50-100 meter dari puncak,” tuturnya.

Dia mengatakan, potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya