Liputan6.com, Tel Aviv - Pasca jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad, militer Israel (IDF) mengumumkan bahwa mereka telah mengambil posisi baru di zona penyangga antara Israel dan Suriah, tepatnya di Dataran Tinggi Golan. Langkah ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap potensi kekacauan yang bisa terjadi di wilayah tersebut.
Dalam pernyataannya pada Minggu (8/12/2024), IDF mengungkapkan bahwa pengerahan pasukan ini bertujuan untuk melindungi komunitas-komunitas di Dataran Tinggi Golan serta memastikan keamanan warga Israel.
Advertisement
"IDF telah menempatkan pasukan di zona penyangga dan sejumlah area yang diperlukan untuk pertahanan, demi melindungi komunitas di Dataran Tinggi Golan dan warga Israel," ujar pihak militer Israel, seperti dilansir Times of Israel, Minggu (8/12).
Meskipun IDF meningkatkan kehadiran militernya di zona tersebut dan menetapkan status siaga tinggi, belum ada perubahan besar terkait pedoman keselamatan bagi penduduk Dataran Tinggi Golan.
Langkah ini dilakukan setelah adanya penilaian baru terkait situasi di Suriah, termasuk kemungkinan masuknya kelompok bersenjata ke zona penyangga. Namun, militer Israel menegaskan bahwa mereka tidak ikut campur dalam konflik internal Suriah.
Ini menjadi kali pertama sejak Perjanjian Pelepasan 1974 -- yang disepakati setelah Perang Yom Kippur -- bahwa pasukan Israel mengambil posisi tetap di zona penyangga. Sebelumnya, IDF hanya pernah memasuki zona tersebut dalam waktu singkat pada beberapa kesempatan.
Langkah IDF untuk menempatkan pasukan di zona penyangga dilakukan dalam koordinasi dengan Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF), yang bertugas mengawasi wilayah tersebut. Hingga Minggu pagi, anggota UNDOF tetap berada di posisinya tanpa perubahan signifikan.
Langkah Sementara
Pada Sabtu (7/12), IDF melancarkan serangan artileri untuk menghalau kelompok bersenjata yang mencoba menyerang pos UNDOF di dekat desa Hader, wilayah Suriah yang berada dekat perbatasan. Kelompok oposisi Suriah sebelumnya mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih wilayah perbatasan Quneitra dan Daraa, yang berbatasan langsung dengan Israel.
Israel juga dilaporkan telah mengeluarkan peringatan kepada pasukan oposisi Suriah agar tidak mendekati zona penyangga.
Media Suriah melaporkan adanya serangan artileri Israel di wilayah tersebut, meskipun IDF belum mengonfirmasi laporan tersebut.
IDF menegaskan bahwa pengerahan pasukan ke zona penyangga adalah langkah sementara. Namun, durasi keberadaan pasukan di sana akan bergantung pada perkembangan situasi di Suriah.
"Kami akan tetap berada di sana hingga situasi di Suriah menjadi lebih jelas," ujar pernyataan IDF.
Advertisement