2025 Diprediksi Bawa Transformasi Besar Sektor Logistik

Tahun 2025 diprediksi akan membawa transformasi besar khususnya di sektor logistik.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Des 2024, 20:37 WIB
Bisnis logistik Indonesia masih sering menghadapi banyak kendala. Apa yang harus dilakukan?

Liputan6.com, Jakarta Tahun 2025 diprediksi akan membawa transformasi besar khususnya di sektor logistik. Hal ini disebabkan oleh penerapan teknologi, keberlanjutan, dan perubahan ekspektasi konsumen. Dan agar tetap kompetitif, perusahaan logistik dituntut selalu berinovasi dan mengadopsi tren-tren terkini, sambil berfokus pada efisiensi, layanan pelanggan, dan keberlanjutan operasional. Supply Chain Indonesia (SCI) memperkirakan sektor logistik tahun 2025 akan mengalami pertumbuhan hingga 5,05 persen. 

Hal itu didasari oleh tingkat pertumbuhan logistik yang mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), dimana sektor transportasi dan pergudangan dalam beberapa periode terakhir konsisten tumbuh.

Sejalan dengan hal itu, sekaligus menyambut ulang tahun NCS ke-30 yang bertemakan “Transformation Last-Mile and Fulfillment”, NCS juga akan terus berinovasi untuk mengembangkan ekspansi bisnisnya di last-mile dan fulfillment. 

“Didorong oleh pertumbuhan bisnis consumer goods yang kian masif, kami yakin kebutuhan akan layanan Warehouse & Fulfillment akan terus meningkat selaras dengan tuntutan SLA yang mumpuni,” jelas Direktur Utama Nusantara Card Semesta (NC), Reni Sitawati Siregar di Jakarta (6/12). 

Saat ini NCS telah memiliki warehouse yang tersebar di lebih dari 160 titik di seluruh Indonesia, dengan luas mencapai hampir 10ribu m2. “Didukung oleh WMS (Warehouse Management System) yang kami develop sendiri, akan menjamin proses inventori produk, penyimpanan hingga proses pengirimannya ke konsumen dapat berjalan lebih akurat, cepat dan efisien,” tambah Reni. 

Agar roda bisnis tetap berjalan dan terus tumbuh berkesinambungan, NCS akan tetap memegang Prinsip 5 Pilar Penopang Bisnis, diantaranya People, Operation, Financial, IT dan Sales. Reni menambahkan, kelima hal ini harus berjalan secara paralel dan beriringan, dengan Sales sebagai motor penggeraknya.

“Tidak dapat dipungkiri, dengan penerapan strategi Sales yang tepat dapat mengingkatkan pendapatan perusahaan yang akhirnya dapat mengerek kualitas People, optimalisasi IT dan Operation, serta pengelolaan Financial yang sehat,” lanjut Reni lagi.


Bisnis Logistik

Ilustrasi Perusahaan Logistik.

Untuk tetap kompetitif di era ekonomi digital, bisnis logistik juga dituntut untuk menerapkan strategi inovatif yang berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan. Salah satu langkah penting adalah otomatisasi proses operasional menggunakan teknologi seperti AI dan IoT.

“Selain meningkatkan dapat produktivitas, otomatisasi ini ikut membantu bisnis mengurangi biaya operasional dan mengoptimalkan rantai pasok (supply chain),” sambung Reni.

Layanan lain yang akan terus digenjot penetrasinya adalah Nusantara Food Delivery (NFD). NFD adalah layanan pengiriman makanan, yang  meliputi makanan halal beku (frozen food), siap masak (ready to cook), dan siap santap (ready to eat), mulai dari  sayur & buah, daging, makanan kering, produk olahan susu, hingga frozen food. Layanan ini diperkenalkan ke publik di Mei 2020 saat pandemi covid 19, ketika orang “dipaksa” berada didalam rumah, tidak bisa bebas bepergian dan makan di restoran favoritnya.

“Diawal kemunculannya, NFD hanya mengcover pengiriman seputar Jabodetabek, serta intracity Surabaya, Batam dan Balikpapan. Tapi hari ini NFD sudah melayani seluruh kota besar di Jawa, Sumatera, Kalimantan serta Sulawesi, baik intracity maupun intercity,” jelas Reni lagi.

 


Sisi Pendapatan

Dari sisi pendapatan, bisnis NFD juga terus menunjukkan grafik yang positif, sehingga tidak heran NCS makin menaruh harapan tinggi pada layanan ini seiring pertumbuhan Industri kuliner atau food and beverages (FnB) yang masih menjadi salah satu penopang utama ekonomi kreatif dalam negeri. “Tercatat kontribusi industri kuliner atau makanan minuman (mamin) pada triwulan pertama tahun 2024, mencapai  39,91% pada struktur PDB untuk industri pengolahan non migas, atau sekitar 6,47% dari total PDB Nasional,” jelas Reni lagi.

Tahun depan, NCS juga akan tetap melanjutkan ekspansi bisnisnya dengan terus berinvestasi melalui pembukaan Kantor Cabang dan Kantor Sub Cabang baru di seluruh Indonesia. “Tentunya dengan membuka pasar yang baru, kami ingin menemukan lebih banyak lagi opportunity bisnis yang belum tergarap secara maksimal,” terang Reni.

Selain berinvestasi dalam pertumbuhan kantor fisik, NCS juga berkomitmen untuk terus beradaptasi dengan digitalisasi & perubahan teknologi yang makin massif, diantaranya melalui investasi teknologi. “Karena dengan meningkatnya digitalisasi, risiko kebocoran data juga semakin tinggi. Dan NCS perlu menjamin keamanan data para pelanggan atau nasabah, melalui enkripsi dan sistem keamanan siber yang berkualitas,” tutup Reni.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya