Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta hari ini di awal pekan, Senin (9/12/2024) sebagiannya diprediksi berawan tebal dan hujan dengan intensitas ringan. Seperti itulah prakiraan cuaca hari ini.
Keseluruhan informasi cuaca di awal pekan ini seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dikutip Liputan6.com melalui laman resminya www.bmkg.go.id.
Advertisement
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat diprediksi pada sepanjang hari ini bakal berawan tebal, namun tak turun hujan.
Sedikit berbeda di Kota Bogor, Jawa Barat cuaca pagi hari ini dan malam nanti diprakirakan berawan tebal, namun hujan berintensitas ringan mengguyur pada siangnya.
Sementara itu di Kota Tangerang, Banten diprediksi BMKG pada sepanjang hari ini di awal pekan bakal berawan tebal, tanpa turun hujan sama sekali.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan Tebal | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Pusat | Hujan Ringan | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Selatan | Berawan Tebal | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Timur | Berawan Tebal | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Jakarta Utara | Hujan Ringan | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Kepulauan Seribu | Hujan Ringan | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Bekasi | Berawan Tebal | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Depok | Berawan Tebal | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
Kota Bogor | Berawan Tebal | Hujan Ringan | Berawan Tebal |
Tangerang | Berawan Tebal | Berawan Tebal | Berawan Tebal |
BPBD Jakarta Siapkan Langkah Mitigasi Hadapi Cuaca Ekstrem
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menyiapkan serangkaian langkah mitigasi untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah Jakarta.
Langkah ini diambil untuk melindungi warga dan meminimalisir risiko kerugian akibat bencana yang mungkin terjadi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan bahwa fenomena La Nina dan seruak udara dingin dari Siberia akan meningkatkan curah hujan hingga 20 persen.
Kondisi ini juga berpotensi memicu angin kencang di wilayah Jabodetabek, sehingga meningkatkan risiko bencana.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menyatakan bahwa pihaknya telah mengaktifkan Posko Siaga Bencana yang beroperasi 24 jam di seluruh kantor wali kota dan bupati di Jakarta.
"BPBD DKI Jakarta memperkuat koordinasi dengan PPSU, FKDM, LMK, RT/RW, dan Tagana untuk memastikan kesiapan wilayah dalam menghadapi cuaca ekstrem," ujarnya, dikutip Sabtu 7 Desember 2024.
Sebagai bagian dari langkah mitigasi, BPBD bekerja sama dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta untuk melakukan pemantauan dan pemotongan dahan serta pohon yang berisiko tumbang di area rawan.
Selain itu, BPBD juga telah menyiapkan buffer stock berupa paket pangan dan sandang untuk kebutuhan darurat bagi korban bencana.
Berbagai peralatan penyelamatan seperti perahu evakuasi, pelampung, dan perlengkapan lainnya telah didistribusikan ke kelurahan dan kecamatan yang rawan banjir di Jakarta.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan mengurangi dampak negatif dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda.
Advertisement
Waspada Cuaca Ekstrem hingga April 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk memperbarui informasi prakiraan cuaca secara berkala selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Langkah ini penting untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan lintas moda transportasi.
"Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan. Kami meminta masyarakat untuk terus memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi InfoBMKG yang selalu diperbarui. Peringatan dini akan disampaikan sepekan, tiga hari, hingga tiga jam sebelum potensi cuaca ekstrem," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati kepada wartawan, Kamis 5 Desember 2024.
BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina Lemah yang meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.
Selain itu, dinamika atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Cold Surge dari Siberia diproyeksikan aktif selama libur Nataru. Kedua fenomena ini dapat memperkuat intensitas dan volume hujan di berbagai wilayah.
"Kondisi ini rawan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, atau longsor. Informasi cuaca berkala sangat penting untuk mendukung keselamatan selama perjalanan atau kunjungan ke destinasi wisata," tambah Dwikorita.
BMKG juga mengingatkan bahwa survei Kementerian Perhubungan memproyeksikan 110,67 juta orang akan melakukan perjalanan selama Nataru, mayoritas menggunakan kendaraan pribadi yang lebih rentan terhadap dampak cuaca buruk.
Sejumlah Wilayah Masuki Puncak Musim Hujan
Untuk mendukung masyarakat, BMKG menyediakan fitur Digital Weather for Traffic (DWT) dalam aplikasi InfoBMKG. Fitur ini memberikan informasi cuaca untuk jalur darat, laut, udara, serta pelabuhan dan penyeberangan.
"Pengguna dapat mengecek peringatan dini, cuaca jalur mudik, hingga informasi gelombang dan penerbangan melalui aplikasi ini," jelas Dwikorita.
Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menambahkan bahwa beberapa wilayah Indonesia kini tengah memasuki puncak musim hujan, meningkatkan potensi hujan lebat.
Sirkulasi siklonik di Laut Natuna, Samudra Hindia barat daya Banten, Perairan Barat Aceh, dan Laut Arafuru turut memperkuat dinamika atmosfer yang mendukung hujan deras.
"Wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi menghadapi risiko tinggi terhadap banjir, longsor, atau banjir lahar hujan di sekitar gunung berapi aktif. Hindari aktivitas di area rawan bencana dan pantau terus informasi cuaca," tegas Guswanto.
BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem selama periode libur panjang.
Upaya mitigasi dan koordinasi berbagai pihak diharapkan dapat mengurangi risiko dan menjaga keselamatan selama perjalanan Nataru.
Advertisement