Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), Ahmad Riza Patria (Ariza) menanggapi hasil rekapitulasi suara Pilkada Jakarta 2024. Dia menilai, rendahnya partisipasi pemilih sebagai salah satu masalah yang mempengaruhi hasil rekapitulasi.
"Melihat bahwa Pilkada 2024 ini di Jakarta khususnya ada masalah yang cukup krusial, yaitu partisipasi daripada pemilih sangat rendah dalam sejarah pilkada di DKI Jakarta," kata Ariza Patria kepada wartawan di Jakarta, dikutip Senin (9/12/2024).
Advertisement
Riza bilang, partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024 tidak lebih dari 53 persen. Politikus Partai Gerindra ini mengungkit Pilkada Jakarta 2017 yang dimenangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan tingkat partisipasi pemilih yang tinggi.
"Rata-rata tidak lebih dari 53 persen sedangkan rata-rata nasional 68 persen. Sementara dulu saja ketika zaman Pak Anies-Sandi hujan dua hari berturut-turut partisipasi tinggi sekali," jelas Ariza.
Lantas Ariza mempertanyakan alasan mengapa banyak warga Jakarta yang memilih tak berpartisipasi pada Pilkada Jakarta 2024. Padahal, kata dia, tak ada kendala berarti saat pencoblosan 27 November 2024 di Jakarta.
"Kenapa Pilkada sekarang ini 27 November 2024, Rabu lalu, cuaca cerah tidak ada masalah yang berarti, tapi partisipasi sangat rendah? Tidak hujan, tidak ada masalah yang berarti tapi partisipasinya sangat rendah," katanya.
Dia memandang, masalah rendahnya partisipasi pemilih perlu diteliti lebih lanjut. Menurut Ariza, rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta 2024 salah satunya diakibatkan oleh banyaknya masyarakat yang tidak menerima undangan memilih atau formulir C6.
"Inilah yang menyebabkan kami dari pihak pasangan RIDO akan mengajukan permohonan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait beberapa masalah, apakah ini disengaja atau tidak disengaja, nanti pada waktunya masyarakat akan tahu," ucap Riza Patria.
Kubu RIDO Tuding KPU Jakarta Tak Profesional
Tim Pemenangan Cagub-Cawagub Jakarta Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) menilai, KPU Jakarta tak profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai pelaksana Pilkada 2024. Hal ini imbas temuan rendahnya tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Jakarta 2024.
Sekretaris Tim Pemenangan RIDO, Basri Baco mengatakan, rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada Jakarta disebabkan oleh berbagai faktor. Dia menyoroti, masih ada warga yang telah meninggal namun masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT).
Tak hanya itu, Baco menyebut banyaknya warga yang tidak menerima surat undangan untuk memilih di tempat pemungutan suara (TPS) pada 27 November 2024.
"Ketiga, ini karena minimnya sosialisasi terkait hak-hak warga untuk bisa memilih calon pemimpinnya menggunakan e-KTP. Jadi, ini merupakan kegagalan KPU DKI Jakarta dalam melaksanakan Pilkada Jakarta," kata Baco dalam keterangan tertulis, Rabu (4/12/2024).
Dia mengatakan, rendahnya partisipasi masyarakat membuat legitimasi Pilkada Jakarta 2024 cenderung kecil. Baco merinci, tingkat partisipasi pemilih di beberapa TPS bahkan berada di bawah 25 persen.
"Seperti di TPS 023 Petojo Selatan, Gambir tingkat partisipasi pemilih hanya 15,7 persen, kemudian TPS 016 Semper Barat dan TPS 138 Penjaringan tingkat partisipasinya masing-masing 21,33 persen," ujar Baco.
Advertisement
Desak KPU Jakarta Gelar PSU di TPS Sepi
Wakil Ketua DPRD Jakarta ini pun mendesak agar KPU Jakarta bertanggung jawab atas pelaksanaan Pilkada Jakarta 2024. Dia ingin KPU Jakarta menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di TPS yang memiliki tingkat partisipasi rendah.
"Lakukan PSU di TPS yang partisipasinya rendah, ini merupakan bentuk tanggung jawab KPU terhadap hak demokrasi warga Jakarta. PSU dilakukan di TPS yang ada warga melaporkan kepada Bawaslu, dan TPS yang partisipasinya di bawah 40 persen," ungkap Baco.
Lebih lanjut, Baco menyampaikan tingkat partisipasi pemilih di Jakarta hanya 57 persen dan tercatat sebagai angka terendah sepanjang sejarah Pemilu. Padahal, kata dia pada Pilpres 14 Februari 2024, tingkat partisipasi masyarakat cenderung tinggi hingga 80 persen lebih.
"Kalau dilakukan PSU maka KPU harus berusaha agar masyarakat antusias memberikan hak pilih mereka di TPS, sehingga tingkat partisipasi pemilih bisa meningkat," kata dia.
Tak hanya itu, Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono juga berencana akan melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), jika Pilkada DKI Jakarta 2024 berakhir di satu putaran. Sebab, pasangan calon nomor urut 03, Pramono Anung-Rano Karno diyakini tidak mendapatkan suara 50 persen lebih di Pilkada Jakarta 2024.