Liputan6.com, Jakarta Selain nasi, roti telah jadi makanan pokok manusia sejak ribuan tahun lalu. Dikutip LiveScience, roti ragi pertama berasal sejak 1.000 SM di Mesir.
Sejak saat itu, roti telah berevolusi dengan memanfaatkan berbagai jenis biji-bijian. Masa simpan roti pun telah diperluas melalui penambahan berbagai bahan pengawet. Meski demikian, perdebatan tentang bagaimana cara mengetahui apakah roti masih aman dikonsumsi atau telah kedaluwarsa masih terus terjadi.
Advertisement
Pasalnya, meski tanggal kedaluwarsa telah tertera pada kemasan roti yang dibeli di toko, hal ini umumnya lebih merupakan indikasi ketimbang tanggal pasti kapan roti tersebut sebaiknya dikonsumsi.
Merujuk Departemen Pertanian AS (USDA), umumnya umur simpan roti yang diproduksi secara komersial adalah 2 hingga 4 hari pada suhu kamar, dan 7 hingga 14 hari di lemari es, atau 3 bulan ketika dibekukan. Namun perlu dicatat bahwa sejumlah faktor lain ikut berperan terhadap masa simpan roti. Hal ini mencakup, jenis roti, cara roti dikemas, serta iklim mikro unik tempat tinggal Anda.
Berdasarkan semua faktor tersebut, berikut tanda-tanda roti telah melewati tahap aman untuk dikonsumsi, mulai dari munculnya jamur hingga ada bau tak sedap, seperti dilansir laman The Dailymeal.
Berjamur
Makanan, khususnya roti, rentan terhadap berbagai jenis jamur, termasuk Aspergillus, Penicillium, Fusarium, Mucor, dan Rhizopus. Terlepas dari jenis jamur atau variasi spesies jamur tertentu yang terdapat pada roti Anda, Anda tidak boleh mengonsumsi roti berjamur.
Meskipun tanda kadaluwarsa seperti jamur hanya tampak tumbuh di permukaan roti, akar spora jamur dapat dengan cepat menyerang seluruh roti. Spora ini mengandung mikotoksin beracun yang dapat membuat Anda sakit.
Selain itu, paparan jangka panjang terhadap mikotoksin ini dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada flora pencernaan Anda dengan mengganggu perkembangbiakan bakteri baik. Konsumsi jamur dari strain jamur Aspergillus bahkan telah dikaitkan dengan perkembangan kanker.
Cara terbaik untuk menghambat pertumbuhan jamur pada roti, terutama yang tanpa bahan pengawet, adalah dengan menjauhkannya dari kelembapan. Menempatkannya dalam wadah kedap udara yang dibungkus dengan handuk kertas adalah sebuah permulaan agar roti tidak cepat kedaluwarsa. Anda juga disarankan untuk mendinginkan roti secara menyeluruh sebelum menyimpannya jika Anda memanggangnya dari awal. Dan roti harus selalu disimpan di tempat sejuk dan kering, jauh dari sinar matahari — seperti keranjang roti atau lemari dapur.
Berbau Tidak Sedap
Aroma khas roti yang baru keluar dari alat pemanggang kerap kali membuat air liur terbit. Namun, seiring lamanya usia roti, makanan ini akan mulai mengeluarkan bau tidak sedap seperti cuka atau minuman malt yang difermentasi.
Jika hal itu terjadi, maka roti menjadi tengik dan harus dibuang. Satu-satunya pengecualian untuk hal ini mungkin adalah roti rourdough yang memang secara alami memiliki aroma agak asam. Namun, roti jenis ini memiliki masa simpan lebih lama berkat fermentasi ragi yang digunakan.
Selain itu, ada bau lainnya yang harus dihindari terkait masa kedaluwarsa roti, yaitu roti berjamur. Menghirup spora jamur bisa memperburuk alergi terhadap jamur. Kondisi ini tak hanya membuat kesulitan bernapas, tetapi juga berpotensi menimbulkan respons anafilaksis. Selain itu, rimpang jamur dapat menyebabkan infeksi serius pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang muda, orang tua, wanita hamil atau menyusui, dan orang yang menderita penyakit kronis.
Dan terakhir, menurut Pemerintah Kanada, ada kemungkinan roti terkontaminasi oleh ragi "liar" selama proses pendinginan, pengirisan, atau pengemasan. Hal ini akan menghasilkan roti yang memiliki bau kimiawi, mirip dengan aseton. Kondisi pada roti ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pencernaan, oleh karena itu roti harus dibuang.
Advertisement
Terasa Tidak Enak
Jika pada permukaan roti tidak tampak jamur atau bau yang tidak enak, rasa roti juga perlu dicermati. Roti segar memiliki rasa khas yaitu manis, asin, dan sedikit ragi di latar belakang. Apabila roti yang Anda cicipi memiliki rasa tajam atau kecut, sebaiknya jangan dimakan.
Namun, jika Anda memiliki roti segar yang rasanya asam, mungkin roti itu tidak tengik karena ada faktor lain yang berperan. Rasa asam pada roti juga bisa disebabkan oleh penggunaan ragi yang terlalu banyak, ragi yang terlalu tahan uji, ragi yang kedaluwarsa, atau kurang matang. Penting untuk memperhatikan rasanya seiring bertambahnya usia roti Anda. Khususnya pada roti segar yang tidak mengandung bahan pengawet, Anda akan melihat perubahan rasa yang jauh lebih nyata dibandingkan dengan roti yang dibeli di toko yang mengandung bahan pengawet.
Teksturnya Menjadi Keras
Banyak makanan menjadi basi seiring bertambahnya usia makanan disimpan. Ini pun berlaku bagi roti.
Menurut WebMD, roti menjadi basi karena hilang kelembapan. Ketika pati pada roti mulai terurai, kelembapan akan hilang sehingga roti menjadi kering dan keras seperti batu. Meski hal ini menurunkan daya tarik roti, mengonsumsinya tidak sepenuhnya berbahaya bagi Kesehatan.
Umumnya, jika roti dipanaskan, baik melalui microwave atau dipanggang, roti dapat diremajakan.
Ada pilihan lain untuk mengatasi roti basi, seperti yang ditemukan dalam banyak budaya di seluruh dunia. Dari membuat crouton hingga Panzanella hingga menggilingnya menjadi remah roti, roti basi bisa menjadi alat yang ampuh untuk dimasukkan ke dalam gudang kuliner Anda. Selain itu, roti basi telah ditemukan sebagai bantuan praktis dalam berbagai proyek rumah tangga (melalui Almanak). Beberapa favorit kami termasuk menggunakannya untuk membersihkan penggiling kopi, membersihkan sidik jari berminyak dari foto, menghilangkan bekas krayon atau pensil dari dinding, dan menggunakannya untuk melunakkan gula merah. Tentu saja, semua hal ini tidak berlaku jika Anda berurusan dengan roti berjamur, yang bisa menjadi kontaminan berbahaya.
Advertisement
Kenapa Harus Menghindari Makan Makanan Kedaluwarsa?
Selain sangat tidak memuaskan, mengonsumsi roti yang sudah kedaluwarsa juga bisa membuat Anda sakit. Menurut Livestrong, penyebab utamanya berkaitan dengan jamur. Mengonsumsi makanan atau roti kedaluwarsa satu atau dua gigitan tiak akan menyebabkan sakit.
Sayangnya tidak selalu seperti itu kasusnya. Tidak ada cara untuk mengetahui kapan pastinya roti telah kedaluwarsa mengingat tidak ada cara untuk mengetahui jenis jamur apa yang tumbuh pada permukaan dan bagan dalam roti. Reaksi alergi pada tiap-tiap individu juga berbeda-beda, tergantung pada reaksi yang dialami.