RS Akademik UGM Didorong Jadi Percontohan RS Pendidikan Pertama di Indonesia

RSA UGM dengan dukungan berbagai fakultas disiplin ilmu yang paling komprehensif di Indonesia dinilainya memiliki semangat dan dukungan bersama-sama mewujudkan rumah sakit pendidikan ideal pertama.

oleh Kukuh Setyono diperbarui 11 Des 2024, 23:00 WIB
Rektor UGM Ova Emilia di pameran teknologi kesehatan terkini yang diselenggarakan Tawada Healthcare, Senin (9/12/2024). (Kukuh Setyono)

Liputan6.com, Yogyakarta - Rektor Ova Emilia mendorong Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi percontohan rumah sakit pendidikan pertama di Indonesia. Pemanfaatan teknologi terkini akan mempercepat transformasi RSA UGM. Di bawah Kementerian Kesehatan, RS umum fokus pada pelayanan dengan program berbeda menjadikan pendidikan hanya sebagai fungsi pelengkap. RS pelayanan berfungsi untuk membuat arah kebijakan, strategi-strategi, membuat indikator-indikator capaian, dan memetakan kebutuhan mewujudkan masyarakat yang sehat.

Dipaparkan, RS pendidikan dijalankan berkelanjutan untuk mendukung kesehatan masyarakat tidak hanya di masa kini namun juga di masa depan melalui penelitian, riset, dan pembaharuan pelayanan. “Peran rumah sakit pendidikan betul-betul harus dikenalkan di Indonesia, karena belum ada satupun RS pendidikan yang ideal. Yang ada sekarang ini adalah rumah sakit tempat pendidikan,” kata Ova di UGM Yogyakarta, Senin (9/12/2024).

RSA UGM dengan dukungan berbagai fakultas disiplin ilmu yang paling komprehensif di Indonesia dinilainya memiliki semangat dan dukungan bersama-sama mewujudkan rumah sakit pendidikan ideal pertama. Secara global, Ova menegaskan rumah sakit pendidikan terbaik adalah rumah sakit yang dimiliki universitas karena memiliki kedekatan dengan penelitian dan menjawab kebutuhan ketersediaan sumber daya manusia (SDM). “Tak hanya riset dan penelitian terbaru. Kerjasama dengan dunia industri memberi peluang RS pendidikan untuk menghilirkan hasil riset serta pemanfaatan teknologi terbaru dalam bidang kesehatan,” ujarnya.

Tantangan kehadiran RS pendidikan yang ideal sebagai percontohan di Indonesia menurut Ova berasal dari keberpihakan pemerintah. Karena mengembangkan dan memajukan pendidikan membutuhkan investasi jangka panjang. Direktur Utama RSA UGM, Darwito menegaskan kerja sama dengan Tawada Healthcare untuk memperkuat pengembangan teknologi medis sangat penting. Ke depan kerja sama ini akan menghasilkan penelitian bersama, pengembangan program pelatihan untuk tenaga medis, serta implementasi teknologi kesehatan terkini di fasilitas RSA UGM. “Kerja sama ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui inovasi teknologi dan riset medis yang dapat diterapkan langsung di rumah sakit dan pelayanan kesehatan masyarakat,” paparnya.

Sementara itu CEO PT Tawada Healthcare, Satrija Sumarkho berharap kolaborasi ini akan menciptakan solusi-solusi baru yang dapat menjawab tantangan kesehatan di Indonesia, serta memperkuat peran RSA UGM sebagai institusi pendidikan dan pelayanan kesehatan terdepan. “Kerja sama antara Tawada Healthcare dan Unit Transfusi Darah (UTD) RS Akademik UGM bertujuan meningkatkan kualitas layanan kesehatan melalui penempatan alat Vitros 3600. Alat ini merupakan sistem canggih yang dirancang untuk mendukung pemeriksaan Infectious Marker for Laboratory Transfusion Diagnosis (IMLTD) secara cepat, akurat, dan andal,” ungkapnya.

Penempatan Vitros 3600 di UTD RSA UGM diharapkan dapat memperkuat proses skrining darah, memastikan keamanan transfusi, serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan transfusi darah yang berkualitas. Kerja sama ini mencerminkan komitmen bersama untuk mendukung kemajuan teknologi kesehatan dan pelayanan medis di Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya