Makna Mencengangkan di Balik Lagu Mama I’m Coming Home yang Dinyanyikan Ozzy Osbourne, Ternyata Bukan tentang Ibunya

Dari sekian banyak lagu Ozzy Osbourne yang telah ditelurkan selama menjadi penyanyi solo, terdapat beberapa yang menjadi fenomena di dunia musik internasional, termasuk lagu "Mama, I'm Coming Home".

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 09 Des 2024, 19:30 WIB
Ozzy Osbourne beberapa kali melakukan percobaan diri. Namun percobaan pertamanya saat ia berusia 14 tahun. (CHRISTOPHER POLK / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Ozzy Osbourne, salah satu musisi pengusung genre heavy metal yang juga dikenal sebagai vokalis grup musik Black Sabbath, memiliki karier cukup cemerlang sejak era 1980-an dan 1990-an saat ia memutuskan untuk menjadi seorang solis. Album musik yang telah ditelurkan Ozzy Osbourne pun tak kalah produktif dari karya-karya selama bersama bandnya.

Namun dari sekian banyak lagu Ozzy Osbourne yang telah ditelurkannya selama menjadi penyanyi solo, terdapat beberapa karyanya yang sempat menjadi fenomena di dunia musik internasional. Salah satunya adalah lagu "Mama, I'm Coming Home" dirilis pada 1991 dan terdapat pada album multiplatinum, "No More Tears".

Mendengar judulnya, seolah Ozzy Osbourne mengungkapkan kerinduan terhadap sang ibunda, Lillian Osborne (meninggal dunia 2001). Menelusuri media sosial, beberapa warganet mengira lagu ini sekadar menggambarkan perjuangan Ozzy melawan kecanduannya terhadap narkoba.

Namun pada kenyataannya, lagu ini lebih dari sekadar adiksinya di masa lalu hingga dipecat dari Black Sabbath pada 1979 oleh gitaris dan pendirinya, Tony Iommi. Lagu ini rupanya memiliki makna mencengangkan yang berkaitan dengan sisi romantis Ozzy Osbourne dan tak ada kaitannya dengan mendiang ibundanya.

 


Awal Mula Terciptanya Lagu

Ozzy Osbourne. (AFP/FREDERICK M. BROWN / Getty Images North America)

Zakk Wylde, gitaris Black Sabbath kala itu yang terlibat dalam rekaman "Mama, I'm Coming Home", sempat mengenang pembuatan lagu dalam podcast Australian Rock Show. "Saya ingat, saya dan Ozzy awalnya melakukan itu di piano di apartemen saya di North Hollywood, dan saya ingat kami melakukannya di sana," ujar Zakk, mengutip dari sleazeroxx.com.

"Kemudian saya mentransposisikannya ke gitar ketika kami masuk studio saat kami mengerjakan rekaman, dan kemudian, kau tahu? Terdengar hebat! Dan kemudian saya jelas mencoba memasukkan semua lick (pola nada) country saya - Kau tahu, Allman Brothers dan Skynyrd dan Marshall Tucker dan kau tahu lick Blackfoot - lick country saya di sana... Begitulah lagu itu dimulai dengan pedal steel," terangnya.

"Saya ingat ketika kami menyelesaikannya, betapa senangnya kami dengan hasilnya. Maksud saya, kedengarannya hebat – dan tentu saja Duane (Baron – produser) dan John (Purdell – teknisi) lalu mixing yang dilakukan Michael Wagener di sana," terangnya.

"Ketika saya mendengarnya di radio, entah itu ‘Mama’ atau ‘No More Tears’ atau ‘Hellraiser’ atau apa pun itu, saya seperti, ‘Wow, mereka melakukan pekerjaan yang sangat menakjubkan, kau tahu? Dari segi kualitas suara di rekaman, dan maksud saya, penampilan semua orang dan semua hal seperti itu. Tetapi yang saya maksud adalah suara keseluruhannya, mereka benar-benar hebat," ungkap Zakk.

 


Ditujukan untuk Istri Ozzy Osbourne

Ozzy Osbourne dan Sharon Osbourne (via AFP/Bintang.com)

Menelusuri americansongwriter.com, lagu yang liriknya juga ditulis oleh Lemmy Kilmister ini, terinspirasi oleh kesadaran Ozzy Osbourne bahwa dirinya bisa saja mati jika dia tidak melepaskan diri dari kebiasaan mabuk-mabukkan. Lagu ini ternyata didedikasikan untuk istrinya Sharon Osbourne, yang tetap bersamanya meskipun sang suami ugal-ugalan.

Rupanya, Osbourne menyimpan melodi untuk lagu itu di kepalanya selama bertahun-tahun, dan tidak menyelesaikannya menjadi sebuah lagu. Hingga akhirnya, ia mulai menyempurnakannya bersama Zakk Wylde. Ozzy lalu menggunakan nama panggilan sayangnya, "Mama", sebagai sebutan untuk istrinya, Sharon, dalam judul lagu dan liriknya.

"Saya telah memikirkan melodi itu di kepala saya selama beberapa tahun. Namun tidak pernah mendapat kesempatan untuk menyelesaikannya, hingga saya bekerja dengan Zakk di album No More Tears," ujar Osbourne dalam catatan sampul album kompilasinya tahun 1997, The Ozzman Cometh.

"Saat itu, Zakk dan saya banyak menulis di piano. 'Mama, I'm Coming Home' adalah sesuatu yang selalu saya katakan di telepon kepada istri saya menjelang akhir tur," sambung Ozzy Osbourne dalam pernyataan yang sama.

 


Perjalanan Cinta Ozzy Osbourne dan Sharon

Anak Ozzy Osbourne Kelly, ditangkap karena menampar kolomnis Daily Mirror, Zoe Griffin dalam sebuah kelab pada tahun 2008. (FRAZER HARRISON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / AFP)

Ozzy Osbourne kembali memanggil Sharon dengan julukan “Mama” dalam lagunya saat ia merilis “Flying High Again” pada 1981 silam serta "Running Out of Time” yang dirilis pada 2001. Romantisme Sharon dan Ozzy dimulai saat pertemuan pertama mereka pada tahun 1970.

Kala itu, ayah Sharon, Don Arden, menjadi manajer Black Sabbath. Pada tahun 1979, ketika Ozzy Osbourne merintis sebagai artis solis, Sharon menjadi manajernya hingga keduanya pun berkencan. Sharon dan Ozzy menikah pada 1982 dan kini telah memiliki tiga orang anak.

Kesetiaan Sharon mendampingi suaminya selama masa-masa suram, membuat rasa cinta mereka berdua makin besar. Meskipun dibuat dengan nada suram, "Mama, I'm Coming Home" menjadi titik balik bagi Ozzy Osbourne untuk lebih tercerahkan dalam berjuang melawan kecanduan.

Pasalnya, sebelum menggarap lagu tersebut dan merampungkan album No More Tears. Ozzy Osbourne terlebih dahulu berhenti mengonsumsi narkoba dan alkohol. "Mama, I'm Coming Home" pun sukses menunjukkan sisi bbaru Osbourne yang lebih lembut dan reflektif lantaran ia sudah mulai berdamai dengan kecanduannya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya