Liputan6.com, Jakarta - Sederet video memperlihatkan warga Suriah menjarah istana mantan Presiden Bashar al-Assad yang digulingkan rekaman muncul di media sosial. Mereka terlihat mengangkut sejumlah barang, termasuk kotak bertuliskan merek Louis Vuitton dan barang-barang mewah lain setelah "keruntuhan rezim diktator."
Melansir Daily Beast, Senin (9/12/2024), itu terjadi beberapa jam setelah pasukan pemberontak mencapai Damaskus pada Sabtu, 7 Desember 2024. Mereka kemudian mendeklarasikan ibu kota itu "terbebas" saat Assad melarikan diri dari negara tersebut.
Advertisement
Rekaman, yang tampaknya diambil di dalam istana, menunjukkan para penjarah mengacak-acak seprai, pakaian, dan peralatan dapur, dengan satu orang membawa kotak bermerek Louis Vuitton berwarna oranye yang khas. Istri Assad, Asma al-Assad, sudah lama dikenal karena kecintaannya pada benda-benda mahal.
Pada 2012, email yang diperoleh dari akun pribadi mengungkap Asma sebagai "pembelanja daring yang rakus." Ia menghabiskan ratusan ribu dolar untuk produk-produk mewah, mulai dari perhiasan dan set fondue, hingga karya seni, furnitur, dan barang-barang mewah lain.
Ada laporan tentang penjarah yang membobol cadangan Bank Sentral Suriah dan kabur sambil membawa tas berisi uang tunai. Video lain yang beredar daring, yang keasliannya belum diverifikasi, menunjukkan garasi yang penuh dengan koleksi mobil mewah, termasuk Porsche, Bugatti, Lamborghini, dan Mercedes.
Patung-patung Assad telah dirobohkan dan "berhamburan seperti pasir di jalanan," sebut publikasi tersebut. Ia telah memerintah sejak Juli 2000, ketika ia mewarisi kursi kepresidenan dari ayahnya Hafez al-Assad, yang mengambil alih kendali Suriah pada November 1970, setelah memimpin kudeta terhadap Presiden Nureddin al-Atassi.
Memulai Perang Saudara
Assad telah memulai perang saudara yang brutal sejak pemberontakan pada 2011. Damaskus kini berada di bawah kendali pasukan pemberontak, Hayyet Tahrir al-Sham (HTS), sebuah kelompok Islam radikal yang dipimpin Abu Mohammed al-Julani kelahiran Arab Saudi.
Ia adalah mantan pejuang al-Qaeda yang ditangkap pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak pada 2006 dan ditahan selama lima tahun. Pada Minggu, 8 Desember 2024, dilaporkan bahwa serangan udara Israel menghantam pangkalan udara Suriah dan bangunan militer lain.
Itu dianggap menunjukkan bahwa Israel memanfaatkan momen tersebut untuk menghancurkan senjata dan amunisi yang secara luas diyakini telah dipasok ke Assad oleh Iran. Assad diyakini telah kabur ke Rusia, sekutu utamanya. Kementerian luar negeri Rusia mengonfirmasi bahwa Assad "memutuskan mengundurkan diri dari jabatan presiden."
Kanal Global Liputan6.com merangkum pada Senin, pasukan oposisi menyapu seluruh negeri dan memasuki Damaskus dengan sedikit atau tanpa perlawanan karena tentara Suriah mundur. Ini adalah perkembangan yang mengejutkan dalam konflik Suriah yang telah berlangsung selama 13 tahun lebih.
Advertisement
Perang Bertahun-tahun
Semula, Assad, yang didukung Iran dan Rusia, secara bertahap berhasil merebut kembali lebih dari dua pertiga wilayah Suriah, meninggalkan pemberontak dengan satu kubu kuat di barat laut negara itu. Konflik berlangsung dengan relatif stagnan selama bertahun-tahun, hingga akhirnya terjadi perubahan signifikan pada akhir November 2024, lapor VOA.
Aron Lund, anggota think tank Century International, mengatakan pada AFP bahwa "faktor utama" keberhasilan pemberontak adalah "kelemahan rezim dan berkurangnya bantuan internasional untuk Assad." "Pemimpin pemberontak Abu Mohammed al-Golani juga berperan besar dengan membangun institusi dan memusatkan sebagian besar perlawanan di bawah kendalinya," tambahnya seperti dikutip dari CNA, Senin.
Militer Suriah kini nyaris tidak lagi memiliki kekuatan berarti akibat perang yang telah menewaskan lebih dari setengah juta orang dan menghancurkan ekonomi, infrastruktur, serta industri negara. Pada tahun-tahun awal perang, para ahli mengatakan bahwa kombinasi dari banyaknya korban jiwa, pembelotan, dan penghindaran wajib militer telah membuat militer kehilangan sekitar setengah dari 300 ribu pasukannya.
Faktor Runtuhnya Rezim Assad
Menurut Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah yang berbasis di Inggris, militer Suriah tidak memberi perlawanan berarti di beberapa wilayah setelah pemberontak meluncurkan serangan pada 27 November 2024. Mereka melaporkan tentara yang berulang kali meninggalkan pos-pos di seluruh negeri.
"Sejak 2011, militer Suriah telah mengalami kerugian dalam hal personel, peralatan, dan moral," kata David Rigoulet-Roze dari Institut Prancis untuk Urusan Internasional dan Strategis. Menurut kesaksian yang disampaikan pada AFP, tentara dengan gaji rendah dilaporkan mengambil sumber daya untuk bertahan hidup, sementara banyak pemuda yang menghindari wajib militer.
Pada Rabu, 4 Desember 2024, Assad memerintahkan kenaikan gaji 50 persen untuk tentara karier, namun dengan ekonomi Suriah yang hancur, langkah ini hampir tidak ada artinya. Assad sangat bergantung pada dukungan militer, politik, dan diplomatik dari sekutu-sekutu utamanya: Rusia dan Iran.
Namun, serangan besar pemberontak bulan lalu datang saat Rusia masih terjebak dalam perang di Ukraina dan serangan udara mereka gagal menahan pemberontak, yang merebut termasuk kota-kota besar, seperti Aleppo, Hama, Homs, dan akhirnya Damaskus.
Sementara itu, Iran telah lama mengirimkan penasihat militer ke pasukan Suriah dan mendukung kelompok-kelompok bersenjata pro-pemerintah di lapangan. Namun, Iran dan kelompok sekutunya mengalami kemunduran dalam pertempuran dengan Israel sejak perang di Jalur Gaza meletus dan perang Israel versus Hizbullah, yang didukungnya di Lebanon.
Advertisement