Film Hutang Nyawa Ungkap Ritual Mistis yang Meneror di Pabrik Gemah Ripah

Film Hutang Nyawa akan membawa penonton dalam teror tumbal pabrik mulai pada 12 Desember 2024 di seluruh bioskop Indonesia.

oleh Naia Trianisa Pangestu diperbarui 10 Des 2024, 14:00 WIB
Press Screening dan Press Conference film Hutang Nyawa pada Senin, 9 Desember 2024 di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Visinema Pictures dan Legacy Pictures merilis film horor terbaru berjudul Hutang Nyawa, yang menggabungkan elemen supranatural dengan isu sosial tentang eksploitasi buruh. Diadaptasi dari thread viral di media sosial X karya Yosep Anggi Noen, film ini menghadirkan cerita tentang pengorbanan di balik ambisi manusia.

Disutradarai oleh Billy Christian dan diproduseri Angga Dwimas Sasongko, film ini mendapat sambutan hangat pada Gala Premiere di XXI Epicentrum pada 9 Desember 2024. Sebelumnya, Midnight Screening di 13 kota juga menunjukkan antusiasme publik terhadap kisah horor ini.

Cerita ini berpusat pada Erwina (Taskya Namya), seorang ibu yang terpaksa bekerja di sebuah pabrik tua demi melunasi hutang keluarganya. Namun ternyata pabrik dengan nama "Gemah Ripah" yang telah berdiri dari tahun 1990 tersebut menyimpan rahasia kelam mengancam nyawa para pekerja di sana.

“Kita sering berpikir kerja keras sudah cukup, tetapi di pabrik ini, kerja keras bisa berarti kematian,” ungkap Taskya.

Film horor ini akan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai dari tanggal 12 Desember 2024 dengan jejeran pemeran Tanah Air, seperti Mian Tiara (Pemeran Amak), Mike Lucock (Pemeran Pak Ilyasa), Muhammad Khan (PemeranAwang), dan Rachel Vennya (Pemeran Tri). Film dengan isi pesan mendalam tentang harga sebuah kesuksesan, Hutang Nyawa menghadirkan pengalaman horor yang tidak hanya mencekam tetapi juga penuh makna.


Adaptasi dari Kisah Viral di X

Cuplikan adegan di dalam film Hutang Nyawa. (Dok. Visinema).

Film ini diangkat dari thread viral karya akun di X @angginoen, Yosep Anggi Noen, yang membongkar kisah tumbal pabrik. Angga selaku produser film mengaku mengangkat kisah ini karena narasinya yang sangat unik dengan paduan horor serta realitas kehidupan masyarakat umum.

“Cerita ini punya kekuatan naratif yang unik. Kami ingin membawa diskusi tentang realita kelam ini ke medium film agar lebih banyak orang yang sadar akan isu ini,” jelas Angga Dwimas Sasongko.


Pengalaman Rachel Vennya di Lokasi Syuting

Cuplikan adegan di dalam film Hutang Nyawa. (Dok. Visinema).

Proses syuting untuk film ini dilakukan di sebuah pabrik tua di Sukabumi yang terkenal dengan kisah mistisnya. Lokasi ini ternyata memberikan atmosfer horor yang autentik dan dapat memperkuat narasi yang sudah mencekam. Rachel Vennya pun turut membagikan kisahnya saat berada di pabrik tersebut.

“Saat syuting, ada momen uji nyali yang benar-benar membuat saya merasa diganggu oleh sesuatu,” ujar Rachel Vennya.


Kritik Sosial dengan Dibalut Horor

Tidak hanya menakutkan untuk pemeran dan penonton, film Hutang Nyawa juga membawa pesan mendalam sekaligus menyindir tentang eksploitasi pekerja dan ketimpangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Film ini menggambarkan bagaimana ambisi segelintir pihak pemangku kuasa dapat mengorbankan banyak nyawa untuk mencapai keinginannya.

“Saya ingin menghadirkan horor yang bukan hanya menyeramkan, tetapi juga berbicara tentang isu sosial yang dekat dengan banyak orang,” ujar Billy Christian.

"Dan juga banyak adegan di film yang sangat memperlihatkan bagaimana seorang pemilik pabrik menggunakan manusia sebagai alat untuk mencapai tersebut, seperti manusia tidak ada artinya lagi," jelasnya lebih lanjut.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya