Liputan6.com, Ostrava - Penembakan melanda sebuah rumah sakit di Ceko hari ini lima tahun yang lalu.
"Seorang pria bersenjata telah membunuh enam orang di ruang tunggu rumah sakit di Kota Ostrava, Ceko, sebelum menembak kepalanya sendiri," kata polisi pada 10 Desember 2019 seperti dikutip dari BBC.
Advertisement
Polisi bersenjata menemukan tersangka penembakan Ceko itu sudah tewas akibat tembakan yang dilakukannya sendiri di dalam kendaraan tiga jam kemudian.
Pria bersenjata itu diyakini sebagai pasien di rumah sakit tersebut, menurut satu laporan yang belum dikonfirmasi. Motifnya masih belum jelas kala itu.
Petugas mengatakan mereka dipanggil ke rumah sakit di kota timur laut tersebut pada pukul 07:19 (06:19 GMT).
Penembakan itu terjadi dalam hitungan menit di klinik trauma rumah sakit universitas Ostrava. Direktur rumah sakit Jiri Havrlant mengatakan kepada TV Ceko bahwa pria bersenjata itu melepaskan tembakan tanpa peringatan, mengenai sembilan pasien.
Empat pria dan dua wanita tewas dan tiga orang lainnya terluka, dua di antaranya luka serius. Semua korban adalah pasien di rumah sakit tersebut.
Rumah sakit tersebut sempat locked down.
Seorang dokter di dalam rumah sakit mengatakan kepada situs web Aktualne bahwa staf telah ditahan di lorong sambil menunggu keadaan darurat berakhir.
Seorang saksi mata, Iwona Marusikova, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa sulit untuk membicarakan apa yang telah terjadi. "Saya bekerja di unit darah di sini. Itu mengerikan, saya masih syok, itu adalah peristiwa yang menyedihkan... mengerikan."
Polisi sebelumnya meminta bantuan dalam pencarian pria bersenjata itu, tetapi memperingatkan orang-orang untuk tidak mendekatinya, seraya menambahkan bahwa lokasi di wilayah Moravia-Silesia telah "diamankan".
Menurut laporan The Guardian, peristiwa ini merupakan penembakan terburuk di Republik Ceko, tempat kejahatan bersenjata relatif jarang terjadi, sejak seorang pria menembak mati delapan orang dan kemudian bunuh diri di sebuah restoran di Uherský Brod pada tahun 2015.
Tidak jelas apa yang memotivasi penembakan massal tersebut, yang terjadi pada dini hari di klinik rawat jalan rumah sakit Universitas di kota tersebut, yang berada di dekat perbatasan Polandia.
Kronologi Tersangka Kabu
Tersangka telah menggunakan pistol dan melarikan diri dengan mobil Renault Laguna berwarna perak, menurut polisi. Mereka mengatakan telah mengetahui nama pria berusia 42 tahun itu, memiliki foto-fotonya, dan telah memperoleh nomor plat kendaraannya.
Polisi mengatakan bahwa setelah mereka memperoleh foto-foto tersangka dari kamera keamanan, mereka meluncurkan dua helikopter untuk mencarinya. Ketika salah satu helikopter terbang di atas mobil sekitar 5 km (3 mil) di utara rumah sakit, pria itu menembak kepalanya sendiri dan kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Senjata yang digunakan dalam serangan itu digambarkan sebagai pistol genggam 9mm buatan Ceko, yang tidak dimiliki oleh tersangka.
Polisi awalnya mengunggah gambar seorang pria yang menurut mereka perlu dilacak dan kemudian mengatakan bahwa dialah orang di balik penembakan itu, tetapi mereka kemudian menghapus gambar itu dari umpan media sosial mereka setelah dia ditemukan.
Patroli ditingkatkan di tempat-tempat yang oleh polisi digambarkan sebagai target empuk, seperti sekolah, pusat perbelanjaan, dan rumah sakit lainnya.
Rekan kerja tersangka penembak mengatakan kepada media Ceko bahwa dia baru saja cuti sakit, menyatakan bahwa dia sakit parah. Dia dikatakan sebagai seorang insinyur konstruksi yang telah dirawat di departemen hemato-onkologi rumah sakit itu.
Advertisement
Korban Penembakan Tewas Akibat Ditembak Jarak Dekat
Perdana Menteri Andrej Babis mengonfirmasi bahwa enam orang telah tewas dan penembakan itu terjadi dari jarak dekat. Ia mengatakan tersangka mengunjungi rumah sang ibu setelah serangan itu untuk memberi tahu apa yang telah dilakukannya.
PM Babis kemudian membatalkan perjalanan ke luar negeri untuk pergi ke Ostrava, demikian menurut laporan.
Gubernur Daerah Moravia-Silesia, Ivo Vondrak, mengatakan penembakan itu adalah "tragedi besar".
Polisi mengatakan bahwa petugas yang menanggapi laporan penembakan telah tiba di tempat kejadian dalam waktu lima menit. Ostrava berjarak sekitar 300 km (190 mil) di sebelah timur Praha.
Polisi kemudian menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan staf yang terkena dampak penembakan hari Selasa dan berterima kasih kepada masyarakat atas bantuan mereka sepanjang hari.
Setelah mengumumkan bahwa daerah itu aman dan jalan telah dibuka kembali, masyarakat mengunjungi rumah sakit untuk meletakkan bunga dan menyalakan lilin.
Serangan senjata api di Republik Ceko jarang terjadi, meskipun kepemilikan senjata api relatif tinggi di Eropa karena perburuan yang populer.
Pada tahun 2015, seorang pria melepaskan tembakan di sebuah restoran di kota timur Uhersky Brod, menewaskan delapan orang sebelum menembak dirinya sendiri.
Pekan sebelum penembakan terjadi, pemerintah Ceko kalah dalam gugatan hukum terhadap undang-undang Uni Eropa yang membatasi penggunaan senapan semi-otomatis untuk kepentingan pribadi. Undang-undang ini diperkenalkan oleh Uni Eropa pada tahun 2017 setelah serangkaian serangan militan Islam pada tahun 2015.
Pemerintah di Praha mengatakan undang-undang tersebut tidak akan meningkatkan keamanan.