Liputan6.com, Yogyakarta - Mulai Januari tahun depan program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG) Rp10.000 untuk setiap porsinya dan sajian menyesuaikan kemampuan setiap daerah akan segera berjalan. Toto Sudargo ahli gizi UGM berpesan agar setiap daerah terus melakukan evaluasi dari program makan gergizi gratis ini. “Menurut saya, dilihat dari perencanaannya, Rp10.000 untuk setiap anak masih mungkin dilaksanakan. Tentunya, pelaksanaanya harus terus dipantau, dievaluasi, dan ditingkatkan,” katanya di Kampus UGM, Jumat (6/12/20224).
Toto mengapresiasi dengan program makan bergizi gratis yang tidak semua negara sanggup melaksanakan program besar ini. Setiap daerah dapat menerapkan menu-menu yang berbeda sesuai dengan ketersediaan potensi dan kekayaan hasil alam daerahnya dengan anggaran yang tersedia. “Beberapa daerah memang masih mengandalkan nasi. Di beberapa daerah seperti papua dapat diganti dengan sagu, papeda, jagung. Kemudian, untuk karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dapat diganti dengan ikan, telur, dan daging atau sumber nabati lainnya, sesuai wilayahnya masing-masing,” ujarnya.
Baca Juga
Advertisement
Soal anggaran Rp10.000 per porsi itu menurutnya dapat ditekan dengan pelaksanaan subsidi silang dan pengurangan biaya-biaya lain seperti biaya transportasi ke sekolah dengan memanfaatkan pembuatan makanan di wilayah yang dekat sekolah. Terlebih Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama Badan Gizi Nasional akan membantu memantau pelaksanaan program ini. "Jalannya program ini dapat sesuai sehingga kebutuhan gizi dan keamanan bahan pangan dapat terjaga sampai dikonsumsi nantinya."
Toto mengatakan program makan bergizi gratis ini dapat maksimal dari aspek penyajian. Makanan harus menyesuaikan dengan selera atau kesukaan anak-anak setiap daerah sehingga meminimalkan makanan terbuang. “Makanannya tidak apa-apa dengan porsi yang kecil, tetapi bisa dibuat menarik sehingga anak-anak suka dan mereka mau untuk makan,” tambahnya.
Menurutnya pelaksanaan program makan bergizi gratis ini tidak boleh sembarangan karena akan berdampak langsung kepada anak-anak yang merupakan generasi emas penerus bangsa. Toto juga berpesan pada pemerintah agar lebih dahulu memperhatikan aspek kualitas makanan daripada jumlah yang disediakan. “Saat kita memberikan makanan kepada anak-anak, jangan sampai yang dipikirkan pemerintah adalah masalah keuntungan atau profit,” tegasnya.
Toto berharap program makan bergizi gratis ini bisa berjalan dengan baik dengan dukungan dan peran berbagai pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), media, dan masyarakat. Menurutnya pihak-pihak inilah yang akan terus mengawal pelaksanaan program semakin baik. “Ini adalah program gizi yg diberikan kepada generasi penerus bangsa sehingga mari semua pihak bekerja sama untuk saling memperbaiki satu sama lain sehingga kebutuhan gizi anak-anak Indonesia terpenuhi,” tutupnya.