Indonesia Serukan Transisi Damai Pasca Kejatuhan Pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah

Wamenlu RI menekankan pentingnya stabilitas kawasan dan menyoroti kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Des 2024, 14:00 WIB
Wakil Menteri Luar Negeri RI Anis Matta. (Dok. Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta, menyampaikan keprihatinan mendalam atas perkembangan situasi di Suriah menyusul tumbangnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada Minggu (8/12/2024).

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI), Indonesia menegaskan pentingnya transisi damai, perlindungan warga sipil, dan rekonstruksi Suriah di masa mendatang.

Dalam pernyataannya, Anis Matta menekankan bahwa Indonesia menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah Suriah.

"Indonesia menghormati keutuhan wilayah Suriah dan mengharapkan rakyat Suriah dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik," ujar Wamenlu dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Senin (10/12).

Ia juga menegaskan perlunya konsensus politik nasional untuk memastikan transisi demokratis yang damai.

"Rekonstruksi ekonomi dan pembangunan harus menjadi prioritas utama Suriah di tahap selanjutnya," tambahnya.


Tekankan Pentingnya Stabilitas Kawasan

Presiden Suriah Bashar al-Assad berbincang dengan pasukan pemerintah di garis depan wilayah Ghouta Timur, Minggu (18/3). Ini adalah pertama kalinya Assad mengunjungi daerah ini selama bertahun-tahun. (HO/SYRIAN PRESIDENCY FACEBOOK PAGE/AFP)

Indonesia juga menyoroti dampak krisis Suriah terhadap stabilitas kawasan dan situasi kemanusiaan yang semakin memprihatinkan.

Dalam pernyataan resmi tersebut, Kementerian Luar Negeri RI menyerukan penyelesaian melalui proses transisi yang komprehensif, demokratis, dan damai, yang mengutamakan keselamatan rakyat Suriah tanpa mengesampingkan kedaulatan dan integritas teritorial negara tersebut.

Selain itu, Indonesia meminta semua pihak terkait untuk memastikan perlindungan warga sipil sesuai dengan hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.


Imbauan bagi WNI

Bendera pemberontak Suriah dikibarkan di Kedutaan Suriah di Moskow, Rusia, pada Senin (9/12/2024). (Dok. Andrei Borodulin/AFP)

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus telah mengambil langkah-langkah antisipatif guna melindungi keselamatan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah. Termasuk di dalamnya adalah persiapan evakuasi ke lokasi yang lebih aman apabila situasi keamanan semakin memburuk.

Sebelumnya, KBRI Damaskus juga mengeluarkan imbauan sebagai berikut:

1. KBRI Damaskus menghimbau kepada seluruh WNI di Suriah agar tetap tenang, diam di rumah masing-masing dan tetap terhubung dengan KBRI Damaskus.

2. Hingga himbauan ini dibuat, dilaporkan bahwa seluruh WNI di Suriah dalam keadaan aman.

3. Apabila memerlukan bantuan mendesak dapat menghubungi Nomor Hotline Kedutaan BesarRepublik Indonesia di Damaskus:

(+963) 954 444 810

(+963) 983 493 426

(+963) 983 480 264

Aleppo, Kota Terbesar Kedua di Suriah Diambil Alih Rezim Assad (Liputan6.com/Trieyas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya