Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak subspesialis endokrinologi Profesor Aman Bhakti Pulungan mengatakan bahwa terjadi peningkatan kasus diabetes melitus tipe 1 (DM tipe 1) di Indonesia. Aman mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kasus DM hingga 500 persen dalam lim tahun terakhir.
"Angka kejadiannya mencapai sebanyak 1.462 kasus pada tahun 2024," kata Aman.
Advertisement
Sayangnya, banyak orangtua bahkan tenaga kesehatan tidak sadar diabetes bisa terjadi pada anak. Sehingga kasus diabetes pada anak sering terabaikan.
Maka dari itu, Aman mengatakan maka penting bagi orangtua untuk mengenali gejala diabetes melitus tipe 1 pada anak.
"Gejala umum anak dengan DM tipe 1 sebenarnya tidak berbeda dengan orang dewasa," katanya.
Berikut gejala diabetes pada anak, diantaranya:
- Anak menjadi sering buang air kecil (terutama malam hari) atau mengompol
- Sering haus
- Sering lapar
- Berat badan berangsur turun
- Kesemutan
- Sering lemas
- Luka yang sulit sembuh
- Pandangan kabur
Cegah agar Anak dengan Diabetes Tidak Sampai pada Kondisi Berat
Ketidaktahuan orangtua bahwa anak kena diabetes bisa membuat si Kecil dalam kondisi yang berat yakni ketoasidosis diabetikum (KAD).
"Hal ini terjadi akibat tingginya kadar gula darah disertai kurangnya jumlah insulin tubuh, sehingga terbentuklah zat keton (bersifat asam) yang kemudian menjadi racun dalam darah," kata Aman lagi.
Gejala yang muncul pada anak mengalami KAD diantaranya: sesak napas, mual, muntah, sakit perut, ataupingsan.
"Kelalaian penanganan pada kondisi ini dapat menyebabkan kematian," tegas Aman.
Penanganan Diabetes pada Anak
Bila hasil pemeriksaan dokter menunjukkan DM tipe 1 maka bakal dilakukan serangkaian penanganan. Mulai dari penyuntikan insulin hingga pengaturan makan.
"Maka dari itu penanganan DM tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan yang menyeluruh dari tim tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter spesialis anak subspesialis endokrin, dokter spesialis anak subspesialis nutrisi dan penyakit metabolik/dokter spesialis gizi klinik/ahli gizi, psikiater atau psikolog, dan edukator DM," terang Aman.
Berikut penjelasan masing-masing penanganan
1. Penyuntikan insulin
Tubuh anak tersebut tidak menghasilkan insulin. Satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit.
2. Pemantauan gula darah
Pemantauan gula darah mandiri dianjurkan untuk dilakukan setidaknya 4 kali dalam sehari, yaitu (1) di pagi hari saat bangun tidur, (2) sesaat sebelum makan, (3) 1,5-2 jam setelah makan, dan (4) malam hari sebelum tidur. Hal ini dilakukan guna memastikan dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.
Advertisement
Selanjutnya
3. Pengaturan makan
Asupan nutrisi pada anak dengan DM tipe 1 agar anak bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik.Prinsip asupan nutrisi yang baik terdiri atas 45-50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan kurang dari 35 persen lemak.
4. Aktivitas fisik
Kegiatan ini untuk menjaga kebugaran tubuh anak, di samping juga menurunkan kebutuhan insulin serta meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
5. Edukasi mengenai DM tipe 1
Edukasi mengenai penyakit ini dapat diberikan oleh tim multidisiplin yang terdiri atas dokter spesialis anak subspesialis endokrin atau dokter umum terlatih, perawat atau edukator DM, dan dokter spesialis anak subspesialis nutrisi dan penyakit metabolik/dokter spesialis gizi klinik/ahli gizi.
Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman pasien dan keluarga terkait penyakit yang dialami, serta meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang DM tipe 1 bagi masyarakat umum.