Zulhas Akui Sektor Pangan Indonesia Kalah dari Vietnam dan Thailand

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui bahwa sektor pangan RI masih tertinggal dari negara tetangga di Asia Tenggara, yakni Vietnam dan juga Thailand.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 10 Des 2024, 12:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui bahwa sektor pangan RI masih tertinggal dari negara tetangga di Asia Tenggara, yakni Vietnam dan juga Thailand.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui bahwa sektor pangan RI masih tertinggal dari negara tetangga di Asia Tenggara, yakni Vietnam dan juga Thailand.

Zulhas mengatakan, hal inilah yang menjadi salah satu pendorong bagi pemerintahan Presiden RI Prabowo untuk menjadikan swasembada pangan sebagai program prioritasnya.

“Kami akui tertinggal dengan Vietnam, kami tertinggal dengan Thailand (di sektor pangan),” kata Zulhas dalam Indonesia Marine and Fisheries Business Forum di Jakarta, Selasa, (10/12/2024).

Zulhas menjelaskan, tertinggalnya Indonesia di sektor pangan mengingat pada 5 tahun pertama zaman reformasi, negara itu berfokus pada bidang politik dan dilanjutkan pembangunan infrastruktur hingga kepemimpinan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Sehingga (pangan) menjadi perhatian utama. Karena memang selama 28 tahun kita agak tertinggal dibandingkan masa jaman Soeharto," ujar dia.

Maka dari itu, untuk mengejar ketertinggalan tersebut, Pemerintah akan terus mendorong berbagai riset di sektor pangan. Upaya ini untuk mengejar keunggulan Vietnam dan Thailand.

"Sudah lama kita tidak melakukan riset bibit unggul," jelas Zulhas.


Zulhas Pede Indonesia Bisa Ekspor Jagung Pakan Ternak di 2025

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan telah melakukan pengamanan atas produk hewan olahan asal impor (susu skim bubuk, keju, whey protein, dll) sebanyak 2.735,3 ton dengan nilai sekitar Rp120,5 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko), Zulkifli Hasan (Zulhas) optimis Indonesia akan mampu melakukan ekspor jagung pakan ternak pada tahun 2025. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers usai Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan Tahun 2025 yang berlangsung di Jakarta, Senin (9/12).

Menurut Zulhas, produksi jagung nasional diproyeksikan mencapai 16,6 juta ton pada tahun 2025. Sementara itu, kebutuhan domestik untuk jagung pakan ternak diperkirakan hanya sebesar 13 juta ton. Dengan selisih yang cukup besar, Indonesia memiliki peluang untuk mengekspor kelebihan produksi jagung tersebut ke pasar internasional.

“Bisa ekspor kita (jagung pakan ternak). Jadi kata Menko Pangan Karena agak lebar berarti bisa ekspor," kata Zulhas.

Komitmen Pemerintah untuk Swasembada Pangan

Optimisme ini menjadi salah satu kunci pemerintah untuk bekerja keras mencapai target Swasembada pangan yang ditargetkan 2027 mendatang. Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan penuh Presiden Prabowo Subianto yang memiliki komitmen kuat terhadap kemandirian pangan.

“Mohon doa dan dukungannya Karena Bapak Presiden luar biasa keberpihakan willnya, political willnya dari Presiden mengenai swasembada. pangan luar biasa Karena itu kami meyakini sebelum 2027 kita sukses pada pangan,” terang Zulhas.

 


Swasembada Pangan

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan Pemerintah siap membuat aturan tata kelola pupuk bersubsidi lebih ringkas dan mudah.

Diberitakan sebelumnya, Zulhas menjelaskan pada awalnya Presiden Prabowo Subianto menginginkan swasembada pangan tercapai pada 2029. Namun dalam forum APEC dan G20, disampaikan bahwa swasembada pangan akan terealisasi pada tahun 2027.

"Bapak Presiden ingin kita swasembada pangan tahun 2029, belum kerja kita sudah maju jadi 2028. Begitu di APEC dan G20 kita akan swasembada pangan tahun 2027," kata Zulhas dalam acara Estapet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi, Jakarta, Selasa (3/12).

Meski begitu, Zulhas mengakui bahwa menuju swasembada pangan sangat ruwet yang ditargetkan rampung pada 2027 mendatang.

"Tapi menurut saya menuju swasembada (pangan) itu ruwet. Enggak tau makanya Pak Prabowo bikin menko pangan. barangkali. Inilah yang seharusnya bisa kita selesaikan dan bisa kita atasi," aku Zulhas.

 

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya