Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita merasakan dorongan untuk melakukan sesuatu yang baik, seperti membaca Al-Qur'an. Namun, tak jarang pula kita menganggapnya sebagai hal yang biasa, tanpa menyadari bahwa itu adalah anugerah yang sangat berharga.
Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengingatkan kita untuk tidak menyia-nyiakan dorongan hati yang ingin membaca Al-Qur'an.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, saat seseorang tiba-tiba merasa terdorong untuk membaca Al-Qur'an, itu adalah anugerah yang luar biasa.
"Jika dalam sehari ada kilatan dalam diri kita yang menuntun untuk mau membaca Al-Qur'an, itu mahal sekali. Itu anugerah paling mahal yang tidak bisa diusahakan," kata UAH, dikutip dari video di kanal YouTube @hazeeq.official.
Ia menjelaskan bahwa dorongan untuk membaca Al-Qur'an bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan atau direncanakan, melainkan pemberian langsung dari Allah SWT. "Itu pemberian yang tidak semua orang dapatkan," lanjut Ustadz Adi Hidayat, menegaskan pentingnya menyikapi setiap dorongan untuk membaca Al-Qur'an sebagai sebuah hadiah yang patut disyukuri.
"Karena dalam Al-Qur'an Allah berfirman, 'Aku pilih dari kalangan hamba-hamba-Ku tertentu yang di antara mereka diberikan dorongan agar mau berinteraksi dengan Al-Qur'an,'" ujar UAH, mengutip ayat dari Al-Qur'an.
Dengan kata lain, ketika seseorang merasa terdorong untuk membaca Al-Qur'an, itu adalah indikasi bahwa Allah memilihnya untuk berinteraksi dengan kitab-Nya.
Ustadz Adi Hidayat juga menambahkan, bahwa dorongan untuk membaca Al-Qur'an bisa datang dalam berbagai bentuk. "Misalnya, kita tidak sedang membaca, tapi tiba-tiba ingin tahu arti dari sebuah ayat, seperti misalnya 'Ad-Duha'. Ketika kita merasa ingin mencari tahu, kita membuka terjemahan atau tafsir ringan, itu pun anugerah," jelasnya lebih lanjut.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Anugerah yang Sangat Mahal Seperti Ini
Menurut UAH, keinginan untuk mengetahui arti Al-Qur'an, meskipun hanya untuk memahami satu ayat saja, merupakan bentuk interaksi yang sangat berarti dengan kitab-Nya. "Itu pun anugerah, karena itu bukan hal yang diberikan kepada setiap orang. Ada banyak orang yang tidak tertarik untuk memahami makna Al-Qur'an," imbuhnya.
Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa proses belajar untuk menghafal Al-Qur'an adalah anugerah yang sangat berharga. "Saya ingin menghafal, itu juga anugerah. Tidak semua orang diberikan kemampuan untuk menghafal Al-Qur'an. Jadi, jangan sepelekan keinginan itu," tegasnya, mengajak umat Islam untuk menghargai setiap dorongan hati yang ingin mendekatkan diri kepada Al-Qur'an.
Lebih lanjut, beliau mengungkapkan bahwa dorongan untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an adalah tanda adanya kecintaan Allah terhadap seseorang. "Ketika kita merasa ingin membaca, ingin memahami, atau bahkan ingin menghafal Al-Qur'an, itu adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita," ungkapnya.
Pentingnya menjaga dan menyambut baik dorongan untuk membaca Al-Qur'an juga menjadi bagian dari pengajaran Ustadz Adi Hidayat. "Karena ketika kita menjawab dorongan itu dengan segera membuka Al-Qur'an, kita sedang membuka pintu kebaikan yang sangat luas," ujarnya, menekankan betapa pentingnya kesempatan tersebut.
Bagi Ustadz Adi Hidayat, membaca Al-Qur'an adalah ibadah yang tidak hanya membawa manfaat di dunia, tetapi juga di akhirat. "Bukan hanya di dunia, di akhirat nanti kita akan mendapatkan keberkahan dan petunjuk yang tak terhingga dari Al-Qur'an," jelasnya dengan penuh keyakinan.
Dengan demikian, Ustadz Adi Hidayat mendorong umat Islam untuk tidak menunda-nunda keinginan untuk membaca Al-Qur'an, apalagi jika itu datang secara tiba-tiba. "Segera ambil kesempatan itu, karena Allah SWT telah memilih kita untuk berinteraksi dengan kitab-Nya," tambahnya.
Ustadz Adi Hidayat juga menekankan bahwa membaca Al-Qur'an adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. "Setiap kali kita membaca, kita sedang berbicara dengan Allah, dan itulah cara terbaik untuk memperbaiki diri," jelasnya, menggugah semangat umat Islam untuk lebih tekun dalam membaca Al-Qur'an.
Advertisement
Sambut dengan Rasa Syukur
Selain itu, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa semakin banyak kita membaca Al-Qur'an, semakin banyak pula kebaikan yang kita dapatkan. "Ketika kita membaca, kita tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga rahmat dan berkah dari Allah yang tak terhingga," ujarnya, menegaskan pentingnya menjadikan Al-Qur'an sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Dengan membaca Al-Qur'an, kita tidak hanya memperoleh petunjuk hidup, tetapi juga memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah. "Setiap huruf yang kita baca dari Al-Qur'an akan mendapatkan pahala, dan setiap pahala itu akan menambah kedekatan kita dengan Allah," jelas Ustadz Adi Hidayat.
Kisah-kisah yang terkandung dalam Al-Qur'an, lanjut UAH, merupakan sumber hikmah yang dapat dijadikan pedoman hidup. "Setiap kisah dalam Al-Qur'an mengandung pelajaran yang sangat berharga. Menghafal, membaca, dan memahami Al-Qur'an akan menjadikan kita pribadi yang lebih bijak," tambahnya.
Mengakhiri penjelasannya, Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa membaca Al-Qur'an bukan hanya soal ritual, tetapi juga soal pemahaman dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. "Jangan pernah meremehkan dorongan untuk membaca Al-Qur'an. Itu adalah anugerah besar dari Allah yang sangat mahal," ungkapnya, mengajak umat Islam untuk terus mengembangkan hubungan mereka dengan Al-Qur'an.
Ustadz Adi Hidayat juga berharap agar semakin banyak orang yang diberi hidayah untuk terhubung dengan Al-Qur'an. "Semoga kita semua selalu mendapatkan anugerah untuk terus membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan kita sehari-hari," doanya, menutup kajian tersebut.
Dengan kata-kata penuh hikmah dan dorongan yang kuat, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan kita bahwa setiap kesempatan untuk membaca Al-Qur'an adalah sebuah karunia yang harus kita sambut dengan penuh syukur. Wallahu a'lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul