Liputan6.com, Jakarta - AP (40), ibu MAS ceritakan detik-detik sebelum insiden pembunuhan terjadi di kediamanya di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.
Sang anak, MAS (14) membunuh ayah dan neneknya. Sementara AP, juga terluka akibat kejadian itu. Namun kondisi sudah membaik dan dapat dimintai keterangan oleh polisi. Kepada polisi, AP mengaku tak menyangka anaknya berbuat demikian.
Advertisement
Sebab, malam itu anaknya masih bercanda bersama dirinya dan suami atau ayah dari MAS.
"Mereka masih tertawa, ya itu yang terjadi dari keterangan ibu yang tadi kita mintain keterangan. Jadi sebelum tidur, mereka makan bareng, lanjut bercanda, ya masih tertawa. Jadi tidak menyangka akan terjadi hal yang kita lihat bersama," kata Plt Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi kepada wartawan, Selasa (10/12/2024).
Nurma mengatakan, AP kondisinya belum pulih baik fisik maupun mental. Namun, demikian sudah bisa memberikan keterangan dan setiap pertanyaan-pertanyaan sudah dijawab dengan lancar.
"Dari keterangan-keterangan itu sudah dikumpulkan oleh penyidik tentunya dalam pemberkasan atau melengkapi berkas yang sekarang dikirim ke kejaksaan," ujar dia.
30 Pertanyaan
Nurma mengatakan, total ada 30 pertanyaan yang diajukan penyidik kepada AP pada saat proses pemeriksaan di Polres Metro Jaksel pada Senin kemarin. Adapun, materi pemeriksaan berkaitan dengan hal-hal yang diketahui di lokasi kejadian, termasuk soal perilaku anaknya.
"Itu masih di penyidik ya sudah dikumpulkan oleh penyidik isi dan lain-lainnya masih di penyidik," ujar dia.
Lebih lanjut, Nurma mengatakan penyidik akan menjadwalkan pemeriksaan terhadap psikolog yang pernah menangani MAS (14). Pemeriksan dijadwalkan Rabu 11 Desember 2024 sekira pukul pukul 11:00 WIB.
Advertisement
4 Kali Dibawa ke Psikolog
Karena, kata dia MAS empat kali dibawa ke psikolog. Hal itu setelah mendengar keterangan dari guru bahwasanya MAS sering terlihat tidur di dalam kelas.
"Ya betul jadi itu berawal dari laporan guru kelas karena suka tidur di kelas anak tersebut. Kemudian oleh karena itu dari ibu anak tersebut membawa ke psikolog untuk memeriksa itu yang terjadi menurut keterangan dari ibu," ujar dia.
"Oleh karena itu kita harus tetap menggali apakah psikolog atau psikiater," dia menandaskan.