UAH Akhirnya Buka Suara soal Ditunjuk jadi Utusan Khusus Presiden Gantikan Miftah Maulana

Tak lama setelah kabar mundurnya Miftah Maulana dari kursi Utusan Khusus Presiden, ramai di media sosial yang menyebutkan sosok pengganti Gus Miftah untuk membantu Presiden Prabowo Subianto di bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan adalah Ustadz Adi Hidayat alias UAH.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 11 Des 2024, 00:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat atau UAH. (YouTube Adi Hidayat Official)

Liputan6.com, Jakarta - Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah mengundurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan usai viral karena diduga menghina dan merendahkan penjual es teh saat berceramah beberapa waktu lalu.

Tak lama setelah kabar mundurnya Gus Miftah dari kursi Utusan Khusus Presiden, ramai di media sosial yang menyebutkan sosok pengganti Gus Miftah untuk membantu Presiden Prabowo Subianto di bidang kerukunan beragama dan pembinaan sarana keagamaan adalah Ustadz Adi Hidayat alias UAH.

UAH menjelaskan bahwa kabar tersebut tidak benar. Ia menegaskan dirinya tidak menggantikan jabatan Gus Miftah dan kabar pengangkatan UAH sebagai Utusan Khusus Presiden atau Staf Khusus Presiden adalah hoaks.

“Teman-teman, seperti diketahui dan juga telah viral bahwa beberapa hari ini muncul narasi di media sosial juga di grup-grup WhatsApp, dan bahkan saya sendiri dapati beberapa pertanyaan, dan yang luar biasanya juga beberapa mengucapkan ucapan selamat dan doa terkait dengan isu ditetapkannya diresmikannya diangkatnya sebagai Staf Khusus Presiden,” kata Ustadz Adi Hidayat dalam video klarifikasinya, dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Selasa (10/12/2024).

“Nah melalui video ini saya ingin menyampaikan bahwa isu dimaksud tidak benar adanya. Sekali lagi kami ingin sampaikan bahwa isu dimaksud penetapan, pengangkatan, pelantikan, apapun diksinya terkait Staf Khusus Presiden itu tidaklah benar adanya,” tegas UAH.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Banyak Orang yang Lebih Pantas

Ustadz Adi Hidayat (UAH). (YT Adi Hidayat Official)

UAH meyakini bahwa masih banyak orang yang lebih pantas untuk mengisi posisi tersebut. Ulama Muhammadiyah ini juga yakin Presiden Prabowo akan menunjuk orang yang lebih tepat jika seandainya posisi tersebut harus diisi.

“Saya berkeyakinan bahwa banyak orang yang lebih baik, banyak orang yang lebih pantas, lebih berwawasan dengan posisi dimaksud, dan tentu bapak presiden dengan kepemilikan hak prerogatif yang penuh serta wawasan yang sangat mendalam beliau akan lebih dapat menentukan staf terkait yang lebih baik dan lebih berkualitas dibandingkan dengan kami,” tutur UAH.

Kendati tidak menjadi bagian dari Kabinet Merah Putih, UAH akan tetap istiqomah mendoakan negeri ini dan melakukan kebaikan-kebaikan yang bisa dikerjakan secara kolektif. UAH juga akan meneruskan perjuangannya dalam mendampingi masyarakat dan umat.

“Tentu posisi kami saat ini yang mendampingi masyarakat, mendampingi umat, berusaha menjadi paku untuk negara ini siapapun yang memerintah akan terasa lebih nyaman, lebih baik untuk mendukung setiap program-program positif yang menyejahterakan, berkeadilan sosial, dan bermanfaat untuk kita semua,” katanya.

“Pun demikian, bila ada hal-hal yang dipandang juga mungkin dalam satu sisi kurang sesuai tentu kita juga bisa memberikan masukan secara proporsional dengan cara yang baik sesuai dengan kemampuan yang bisa kita berikan yang tentunya diharapkan melahirkan pencerahan-pencerahan untuk kebaikan kita semua,” tandas UAH.


Kata Dasco soal Pengganti Gus Miftah

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. (Dok. Istimewa)

Mengutip kanal News Liputan6.com, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, angkat bicara mengenai posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Toleransi Kerukunan Umat Beragama dan Prasarana Keagamaan yang ditinggalkan Miftah Maulana Habiburahman alias Miftah.

Menurutnya, posisi tersebut bisa diganti atau tidak, karena nomenklaturnya tak seperti jabatan di kabinet.

"Nomenklatur itu kan dibuat karena memang Miftah itu dia mempunyai perhatian yang besar terhadap toleransi umat beragama dan juga banyak keliling daerah, kemudian dia juga banyak melapor soal prasarana keagamaan yang kurang memadai banyak di daerah-daerah," jelas Dasco kepada di Kertanegara, Jumat, (6/12/2024).

"Nah, sehingga kemudian dibuatlah utusan khusus presiden bidang toleransi kerukunan umat beragama dan prasarana keagamaan," sambungnya.

Dasco menekankan bahwa posisi tersebut tak perlu segera diisi setelah Miftah mundur. "Sehingga, posisi itu boleh diisi dan boleh tidak diisi," imbuh Dasco.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya