Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (11/12/2024). IHSG akan menguji posisi 7.471.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG sedang berada pada bagian dari wave B dari wave (2), sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji area 7.471.
Advertisement
“Cermati akan adanya retrace dalam jangka pendek, di mana IHSG akan menguji 7.352-7.392,” ujar Herditya.
Ia menuturkan, IHSG akan berada di level support 7.283,7.041 dan level resistance 7.467,7.521 pada Rabu pekan ini.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan rebound dan breakout resistance garis moving average (MA)50 harian dengan volume rendah.
Ia mengatakan, meski berpeluang untuk melakukan koreksi, tetapi selama di atas garis MA200, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA100.
“Namun, jika kembali breakdown garis MA200, IHSG berpeluang untuk kembali menguji support garis MA20,” ujar dia.
Wafi menuturkan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 7.300-7.500.
Dalam riset PT Pilarmas Investinto Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.300-7.480. “Hati-hati karena potensi koreksi akan menghantui,” demikian seperti dikutip.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) - Spec Buy
Saham ESSA bergerak flat ke 815 disertai dengan munculnya volume penjualan. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 775 sebagai stoplossnya, posisi ESSA diperkirakan sedang berada di akhir wave [b] dari wave B.
Spec Buy: 785-805
Target Price: 850, 895
Stoploss: below 775
2.PT Indika Energy Tbk (INDY) - Buy on Weakness
Saham INDY menguat 4,90% ke 1.500 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi INDY saat ini sedang berada pada bagian dari wave [iii] dari wave 1," kata dia.
Buy on Weakness: 1.440-1.475
Target Price: 1.530, 1.595
Stoploss: below 1.405
3.PT PP Tbk (PTPP) - Buy on Weakness
Saham PTPP menguat 0,51% ke 398 tetapi disertai oleh volume penjualan. "Selama masih mampu berada di atas 378 sebagai stoplossnya, posisi PTPP diperkirakan berada pada bagian dari wave [i] dari wave C pada skenario hitam," ujar dia.
Buy on Weakness: 388-396
Target Price: 418, 444
Stoploss: below 378
4.PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) - Spec Buy
Saham TOWR terkoreksi 1,37% ke 720 disertai dengan munculnya volume penjualan. "Kami perkirakan, posisi TOWR saat ini berada pada bagian dari wave [i] dari wave C," ujar Herditya.
Spec Buy: 710-720
Target Price: 760, 785
Stoploss: below 700
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Penutupan IHSG pada 10 Desember 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan Selasa (10/12/2024). Penguatan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham menghijau.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,21 persen ke posisi 7.453,28. Indeks LQ45 menguat 0,35 persen ke posisi 890,51. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.458,95 dan level terendah 7.396,79. Sebanyak 311 saham melemah sehingga menekan IHSG. 259 saham menguat dan 228 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.410.502 kali dengan volume perdagangan 24 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 15,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.860.
Mayoritas sektor saham menghijau yang dipimpin sektor saham basic. Sektor saham basic naik 1,98 persen. Sektor saham energi bertambah 0,59 persen, sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,47 persen, sektor saham consumer siklikal menguat 0,77 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan naik tipis 0,05 persen, sektor saham teknologi mendaki 0,01 persen, sektor saham infrastruktur bertambah 0,02 persen dan sektor saham transportasi menanjak 0,09 persen.
Sementara itu, sektor saham properti merosot 1,2 persen, dan memimpin koreksi. Sektor saham industri terpangkas 0,61 persen dan sektor saham kesehatan merosot 0,22 persen.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, saham TOBA menguat 3,45 persen ke posisi Rp 480 per saham. Harga saham TOBA dibuka stagnan di posisi Rp 464 per saham. Harga saham TOBA berada di level tertinggi Rp 494 dan level terendah Rp 464 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.724 kali dengan volume perdagangan 657.573 saham. Nilai transaksi Rp 31,7 miliar.
Saham BRPT stagnan di posisi Rp 935 per saham. Harga saham BRPT berada di level tertinggi Rp 960 dan level terendah Rp 915 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.438 kali dan volume perdagangan 1.123.997 saham. Nilai transaksi Rp 105,3 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, bursa regional Asia bergerak menguat yang ditopang sikap pelaku pasar yang merespons upaya China untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.
“Hal tersebut seiring dengan hasil pertemuan Politbiro China, yang mengindikasikan bahwa tahun depan akan mengadopsi kebijakan fiskal yang lebih proaktif untuk mendukung pemulihan,” demikian seperti dikutip.
Selain itu, juga kebijakan moneter yang longgar untuk pertama kalinya dalam 14 tahun dan akan fokus terhadap peningkatan permintaan dan memacu konsumsi. Hal tersebut tentunya memberikan indikasi akan adanya rencana stimulus lanjutan China untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan pasar memandang sebagai antisipasi dalam menghadapi perang dagang di saat pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Donald Trump.
Dari dalam negeri, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) periode 2 sampai 5 Desember 2024, aliran modal asing keluar sebesar (capital outflow) sebesar Rp5,13 triliun.
Dengan masih terjadinya capital outflow itu, mendorong premi risiko investasi di Indonesia juga meningkat, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan.
Advertisement