Liputan6.com, Jakarta - Venus kerap disebut sebagai kembaran bumi karena memiliki ukuran, massa, kepadatan, komposisi, dan gravitasi yang mirip. Planet ini sebenarnya hanya sedikit lebih kecil dari planet Bumi, yakni dengan massa sekitar 80 persen dari bumi.
Namun, apakah Venus dapat mendukung kehidupan seperti bumi? Penelitian terbaru mengungkap bahwa Venus sebenarnya memiliki kondisi yang sangat berbeda dengan bumi.
Temuan ini sekaligus menepis anggapan bahwa Venus berpotensi untuk dihuni oleh makhluk hidup. Melansir laman Space pada Rabu (11/12/2024), studi berjudul "A Dry Venusian Interior Constrained by Atmospheric Chemistry," yang diterbitkan Nature Astronomy pada Desember 2024 menunjukkan Venus tidak pernah memiliki lautan seperti apa yang selama ini diyakini oleh para ilmuwan.
Penelitian ini dilakukan oleh Seorang ilmuwan dari Institut Astronomi Cambridge, Tereza Constantinou. Ia menerangkan selama ini air diyakini sebagai sumber kehidupan yang dapat mendukung kehidupan di planet.
Baca Juga
Advertisement
Namun, temuan baru-baru ini menjelaskan bahwa Venus sama sekali tidak menunjukkan adanya tanda-tanda air maupun lautan. Dalam studi ini, para peneliri menemukan komposisi kimia pada atmosfer Venus untuk memahami kondisi permukaan planet tersebut.
Hasilnya, mereka justru menemukan bahwa Venus merupakan planet yang sangat tidak layak dihuni karena memiliki suhu yang sangat panas. Suhu Venus diperkirakan mencapai sekitar 1.000 derajat Fahrenheit atau 500 derajat Celsius.
Suhu ini cukup panas untuk melelehkan timah dan segala jenis logam. Planet ini juga memiliki awan asam sulfat yang melimpah.
Suhu Permukaan Tinggi
Meskipun Venus berada lebih jauh dengan matahari daripada Merkurius, Venus memiliki suhu permukaan jauh lebih tinggi daripada Merkurius yang merupakan planet terdekat dengan matahari. Suhu permukaan Venus mencapai angka sangat ekstrem, mencapai sekitar 470 derajat Celsius (880 derajat Fahrenheit).
Fenomena ini menjadikan Venus sebagai tempat dengan suhu tertinggi di antara semua planet di tata surya. Ada beberapa faktor menyebabkan Venus menjadi begitu panas.
Salah satunya adalah efek rumah kaca sangat kuat di atmosfer Venus. Atmosfer Venus terdiri terutama dari gas karbon dioksida (CO2) efektif menahan panas dari Matahari dan menghasilkan efek pemanasan signifikan di planet ini.
Proses ini dikenal sebagai efek rumah kaca karena gas-gas atmosfer Venus seperti lapisan kaca membiaskan sinar matahari tetapi menahan panas di dalamnya. Selain itu, tekanan atmosfer di permukaan Venus juga sangat tinggi, lebih dari 90 kali tekanan atmosfer bumi pada permukaan laut.
Temuan pada studi sains ini menepis berbagai teori yang menyatakan bahwa Venus memiliki potensi kehidupan seperti bumi. Hal ini karena planet tersebut telah terbukti memiliki suhu panas yang ekstrem, sehingga tidak memungkinkan adanya lautan maupun air yang dapat mendukung potensi kehidupan.
Pada studi ini, para ilmuwan menggunakan pendekatan kimia dengan mengukur seberapa cepat air, karbon dioksida, dan karbonil sulfida bertahan di atmosfer Venus. Hasil penelitian ini menunjukkan material tersebut hancur seketika atau berubah menjadi uap akibat panas dari Venus.
Para peneliti menyimpulkan bagian dalam Venus terlalu kering sehingga planet tersebut tidak akan pernah memiliki cukup air untuk memasok lautan di permukaannya. Para ilmuwan akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan meluncurkan Misi Davinci milik NASA pada Juni 2029, dan diperkirakan akan mencapai Venus dua tahun setelahnya.
Misi ini diharapkan dapat memberikan petunjuk terkait kondisi Venus yang sebenarnya. Sebelum penelitian ini, para ilmuwan beranggapan Venus dahulu memiliki suhu yang cukup dingin untuk menampung air.
Mereka meyakini planet tersebut menjadi panas akibat efek rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas gunung berapi.
Advertisement
Cuaca Kompleks
Selain memiliki awan-awan yang terdiri dari asam sulfat, venus juga memiliki siklus cuaca yang kompleks. Permukaan Venus sangat panas, atmosfernya sangat beracun, dan tekanan atmosfernya sangat tinggi membuatnya menjadi salah satu tempat paling tidak ramah bagi kehidupan.
Venus memiliki periode rotasi sangat panjang, yaitu sekitar 243 hari Bumi. Artinya, satu hari di Venus berlangsung lebih lama daripada setahun Venus yang hanya berlangsung sekitar 225 hari di Bumi.
Dengan kata lain, Venus memiliki "hari" lebih panjang daripada "tahun".
Fenomena ini disebabkan gerakan rotasi Venus yang terbalik atau berlawanan arah jarum jam. Sebagian besar planet, termasuk Bumi, mengalami rotasi searah jarum jam jika dilihat dari kutub utara.
Namun, Venus berputar secara retrograde, yaitu berlawanan arah dengan mayoritas planet lainnya. Rotasi retrograde Venus membuat periode rotasi panjang.
hal ini juga menjadikannya planet dengan rotasi terlama di tata surya. Perbedaan antara periode rotasi Venus yang lambat dan periode revolusi atau tahunnya yang relatif singkat membuat Venus memiliki fenomena unik.
Setiap "pagi" di Venus berlangsung selama beberapa bulan di Bumi, diikuti oleh "malam" juga berlangsung selama beberapa bulan di Bumi. Perubahan cuaca dan pencahayaan selama periode ini sangat berbeda dan dramatis.
(Tifani)