5 Tujuan Berdirinya APEC, Sejarah, Keanggotaan, dan Peranan Indonesia

Pelajari tujuan berdirinya APEC untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik melalui kerjasama perdagangan dan investasi.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Des 2024, 13:41 WIB
tujuan berdirinya apec ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta - Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan forum kerjasama ekonomi antar negara di kawasan Asia Pasifik yang dibentuk pada tahun 1989. Organisasi ini memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di kawasan melalui kerjasama perdagangan dan investasi yang lebih terbuka.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai tujuan berdirinya APEC, sejarah pembentukannya, keanggotaan, pilar kerjasama, serta manfaatnya bagi negara anggota termasuk Indonesia.


Sejarah Pembentukan APEC

Pembentukan APEC tidak terlepas dari dinamika ekonomi dan politik global pada akhir dekade 1980-an. Beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya organisasi ini antara lain:

  • Berakhirnya Perang Dingin yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet, mendorong perubahan tatanan ekonomi global ke arah yang lebih terbuka.
  • Meningkatnya interdependensi ekonomi antar negara di kawasan Asia Pasifik sebagai dampak dari globalisasi.
  • Munculnya blok-blok perdagangan regional yang cenderung eksklusif, menimbulkan kekhawatiran akan terhambatnya aliran perdagangan dan investasi lintas negara.
  • Adanya kebutuhan untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.

Gagasan pembentukan APEC pertama kali dicetuskan oleh Bob Hawke, Perdana Menteri Australia saat itu, dalam pidatonya di Seoul, Korea Selatan pada 31 Januari 1989. Hawke mengusulkan dibentuknya forum kerjasama ekonomi yang lebih luas di kawasan Asia Pasifik untuk menghadapi tantangan ekonomi global.

Usulan tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Pada November 1989, diadakan pertemuan tingkat menteri di Canberra, Australia yang dihadiri perwakilan dari 12 negara di kawasan Asia Pasifik. Pertemuan inilah yang menandai lahirnya APEC sebagai forum kerjasama ekonomi regional.


Tujuan Utama Berdirinya APEC

Sebagai sebuah organisasi kerjasama ekonomi regional, APEC memiliki beberapa tujuan utama yang ingin dicapai, yaitu:

  1. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik. Ini merupakan tujuan paling fundamental dari dibentuknya APEC. Melalui berbagai program dan inisiatif kerjasama, APEC berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di negara-negara anggotanya.
  2. Memfasilitasi perdagangan dan investasi yang lebih bebas dan terbuka. APEC berkomitmen untuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi antar negara anggota, baik berupa hambatan tarif maupun non-tarif. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan volume perdagangan dan arus investasi di kawasan.
  3. Meningkatkan kerjasama ekonomi dan pengembangan kapasitas negara anggota. APEC menjadi wadah bagi negara-negara anggota untuk saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam pengembangan ekonomi. Berbagai program pelatihan dan bantuan teknis juga diberikan untuk meningkatkan kapasitas negara berkembang.
  4. Memperkuat sistem perdagangan multilateral yang terbuka. APEC mendukung terciptanya sistem perdagangan global yang lebih adil dan terbuka, sejalan dengan prinsip-prinsip World Trade Organization (WTO).
  5. Menciptakan komunitas ekonomi Asia Pasifik yang terintegrasi. Dalam jangka panjang, APEC bertujuan mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih erat di antara negara-negara anggotanya.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, pada KTT APEC 1994 di Bogor, Indonesia, para pemimpin negara anggota menyepakati "Bogor Goals". Ini merupakan komitmen untuk mewujudkan perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka di kawasan Asia Pasifik paling lambat tahun 2010 untuk negara maju dan 2020 untuk negara berkembang.


Keanggotaan APEC

Saat ini, APEC beranggotakan 21 negara atau entitas ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Keanggotaan APEC bersifat terbuka namun terbatas hanya untuk negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Berikut adalah daftar lengkap anggota APEC beserta tahun bergabungnya:

  1. Australia (1989)
  2. Brunei Darussalam (1989)
  3. Kanada (1989)
  4. Indonesia (1989)
  5. Jepang (1989)
  6. Korea Selatan (1989)
  7. Malaysia (1989)
  8. Selandia Baru (1989)
  9. Filipina (1989)
  10. Singapura (1989)
  11. Thailand (1989)
  12. Amerika Serikat (1989)
  13. Tiongkok (1991)
  14. Hong Kong (1991)
  15. Taiwan (1991)
  16. Meksiko (1993)
  17. Papua Nugini (1993)
  18. Chile (1994)
  19. Peru (1998)
  20. Rusia (1998)
  21. Vietnam (1998)

Keanekaragaman anggota APEC yang terdiri dari negara maju dan berkembang dengan berbagai tingkat perkembangan ekonomi menjadi tantangan sekaligus kekuatan organisasi ini. Perbedaan ini mendorong terjadinya transfer pengetahuan dan pengalaman antar negara anggota dalam pengembangan ekonomi.


Pilar Kerjasama APEC

Untuk mencapai tujuannya, APEC menjalankan kerjasama yang berlandaskan pada tiga pilar utama:

1. Liberalisasi Perdagangan dan Investasi

Pilar ini berfokus pada upaya mengurangi dan menghilangkan hambatan perdagangan dan investasi antar negara anggota APEC. Beberapa inisiatif dalam pilar ini meliputi:

  • Penurunan tarif bea masuk secara bertahap
  • Penghapusan hambatan non-tarif seperti kuota impor
  • Harmonisasi standar dan regulasi perdagangan
  • Penyederhanaan prosedur kepabeanan
  • Peningkatan perlindungan hak kekayaan intelektual

2. Fasilitasi Bisnis

Pilar ini bertujuan mempermudah kegiatan bisnis dan perdagangan lintas batas di kawasan APEC. Beberapa fokus utama dalam pilar fasilitasi bisnis antara lain:

  • Penyederhanaan prosedur administrasi perdagangan
  • Peningkatan transparansi regulasi
  • Pengembangan infrastruktur pendukung perdagangan
  • Fasilitasi mobilitas pelaku bisnis
  • Penguatan perlindungan konsumen

3. Kerjasama Ekonomi dan Teknis (ECOTECH)

Pilar ECOTECH berfokus pada peningkatan kapasitas negara-negara anggota APEC, terutama negara berkembang, dalam berbagai aspek ekonomi. Beberapa area kerjasama dalam pilar ini meliputi:

  • Pengembangan sumber daya manusia
  • Penguatan usaha kecil dan menengah
  • Peningkatan infrastruktur industri
  • Kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Pengembangan sektor energi
  • Konservasi lingkungan hidup

Ketiga pilar kerjasama APEC ini saling terkait dan mendukung satu sama lain dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik.


Manfaat APEC bagi Negara Anggota

Keanggotaan dalam APEC memberikan berbagai manfaat bagi negara-negara anggotanya, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi. Beberapa manfaat utama APEC antara lain:

1. Peningkatan Volume Perdagangan

Melalui berbagai inisiatif liberalisasi dan fasilitasi perdagangan, APEC telah berhasil meningkatkan volume perdagangan antar negara anggota secara signifikan. Sebagai contoh, total perdagangan Indonesia dengan negara-negara APEC lainnya meningkat dari US$ 29,9 miliar pada tahun 1989 menjadi US$ 276,5 miliar pada tahun 2013.

2. Peningkatan Arus Investasi

APEC juga berkontribusi dalam meningkatkan arus investasi asing ke negara-negara anggota. Misalnya, total investasi portofolio yang masuk ke Indonesia dari anggota APEC lainnya meningkat dari US$ 45,7 miliar pada tahun 2001 menjadi US$ 245,2 miliar pada tahun 2012.

3. Transfer Teknologi dan Pengetahuan

Melalui berbagai program kerjasama ekonomi dan teknis, APEC memfasilitasi transfer teknologi dan pengetahuan antar negara anggota. Hal ini membantu negara-negara berkembang meningkatkan kapasitas dan daya saing ekonominya.

4. Peningkatan Kapasitas SDM

APEC menyelenggarakan berbagai program pelatihan dan pengembangan kapasitas yang membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di negara-negara anggota.

5. Forum Diplomasi Ekonomi

APEC menjadi wadah bagi negara-negara anggota untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan diplomatik, khususnya dalam konteks kerjasama ekonomi.

6. Akses Informasi dan Praktik Terbaik

Keanggotaan APEC memberi akses pada berbagai informasi dan praktik terbaik dalam pengembangan ekonomi yang dapat diadopsi oleh negara-negara anggota.


Peran Indonesia dalam APEC

Sebagai salah satu anggota pendiri, Indonesia memiliki peran penting dalam APEC. Beberapa kontribusi dan peran Indonesia dalam APEC antara lain:

1. Penggagas Bogor Goals

Indonesia menjadi tuan rumah KTT APEC 1994 di Bogor yang menghasilkan Bogor Goals, yaitu komitmen untuk mewujudkan perdagangan dan investasi bebas terbuka di kawasan Asia Pasifik.

2. Inisiator ECOTECH

Indonesia berperan penting dalam mendorong dibentuknya pilar Kerjasama Ekonomi dan Teknis (ECOTECH) sebagai salah satu pilar utama APEC.

3. Tuan Rumah Pertemuan APEC

Indonesia telah beberapa kali menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan penting APEC, termasuk KTT APEC 2013 di Bali.

4. Kontributor Program APEC

Indonesia aktif berkontribusi dalam berbagai program dan inisiatif APEC, terutama yang berkaitan dengan pengembangan UKM, ekonomi digital, dan pemberdayaan perempuan dalam ekonomi.

5. Penyuara Kepentingan Negara Berkembang

Dalam forum-forum APEC, Indonesia sering menjadi juru bicara bagi kepentingan negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.


Tantangan dan Kritik terhadap APEC

Meskipun telah memberikan berbagai manfaat, APEC juga menghadapi beberapa tantangan dan kritik, antara lain:

1. Kesenjangan Ekonomi Antar Anggota

Perbedaan tingkat perkembangan ekonomi yang signifikan antar negara anggota APEC menjadi tantangan dalam implementasi kebijakan yang seragam.

2. Sifat Sukarela dan Non-Mengikat

Prinsip sukarela dan tidak mengikat dalam implementasi kesepakatan APEC sering dianggap menghambat efektivitas organisasi ini.

3. Tumpang Tindih dengan Organisasi Regional Lain

Keberadaan organisasi regional lain seperti ASEAN dan TPP kadang menimbulkan tumpang tindih keanggotaan dan agenda.

4. Kritik terhadap Liberalisasi Ekonomi

Beberapa pihak mengkritik agenda liberalisasi ekonomi APEC yang dianggap lebih menguntungkan negara-negara maju dan merugikan negara berkembang.

5. Kurangnya Fokus pada Isu-Isu Non-Ekonomi

APEC dikritik karena dianggap kurang memperhatikan isu-isu non-ekonomi seperti lingkungan dan hak asasi manusia dalam agenda kerjanya.


Masa Depan APEC

Memasuki dekade ketiga abad 21, APEC terus beradaptasi menghadapi berbagai tantangan baru dalam ekonomi global. Beberapa fokus APEC ke depan antara lain:

1. Ekonomi Digital

APEC semakin memfokuskan perhatian pada pengembangan ekonomi digital dan e-commerce sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi baru.

2. Pembangunan Berkelanjutan

Isu-isu seperti perubahan iklim dan energi terbarukan menjadi perhatian utama dalam agenda APEC ke depan.

3. Inklusi Ekonomi

APEC berupaya memastikan manfaat pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan secara lebih merata, termasuk oleh UKM dan kelompok marjinal.

4. Ketahanan Ekonomi

Pasca pandemi COVID-19, APEC semakin memfokuskan perhatian pada upaya meningkatkan ketahanan ekonomi kawasan menghadapi berbagai guncangan.

5. Penguatan Kerjasama Kesehatan

Pandemi telah mendorong APEC untuk lebih memperhatikan isu-isu kesehatan dalam agenda kerjasamanya.


Kesimpulan

APEC telah memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di kawasan Asia Pasifik selama lebih dari tiga dekade. Melalui tiga pilar utamanya - liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitasi bisnis, serta kerjasama ekonomi dan teknis - APEC terus berupaya mewujudkan visi integrasi ekonomi kawasan yang lebih erat.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, APEC tetap menjadi forum kerjasama ekonomi yang relevan di kawasan Asia Pasifik. Kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai isu kontemporer seperti ekonomi digital dan pembangunan berkelanjutan menunjukkan bahwa APEC akan terus memiliki peran penting dalam membentuk lanskap ekonomi kawasan di masa depan.

Bagi Indonesia, keanggotaan dalam APEC telah memberikan berbagai manfaat konkret, mulai dari peningkatan volume perdagangan hingga transfer teknologi dan pengetahuan. Ke depan, Indonesia perlu terus berperan aktif dalam APEC untuk memastikan kepentingan nasionalnya terwakili dan mendapatkan manfaat optimal dari kerjasama ekonomi regional ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya