Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan hampir semua negara kini mengarah pada penggunaan energi nuklir sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
Lantaran nuklir dianggap sebagai sumber energi yang efisien dan relatif bersih, dengan potensi dapat digunakan hingga 10 hingga 15 tahun ke depan. Dengan sistem yang lebih ramah lingkungan, nuklir juga dinilai sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan sumber energi fosil.
Advertisement
Selain itu, biaya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) juga semakin bersaing dengan energi terbarukan lainnya. Hal ini menjadikan nuklir sebagai pilihan yang layak untuk menjamin ketahanan energi Indonesia di masa depan.
"Pengembangan energi berbasis nuklir. Hampir semua negara sekarang sudah menengok ke nuklir karena itu energi yang bisa dipakai 10 tahun bahkan 15 tahun, karena dia sistemnya dianggap sebagai energi bersih, dan dengan cost yang relatif bersaing," kata Airlangga saat ditemui usai Rakornas Investasi 2024, di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Tawaran Prancis hingga China
Kata Airlangga, Indonesia tidak bekerja sendirian dalam mengembangkan energi nuklir. Dalam berbagai kesempatan, seperti pertemuan Presiden Prabowo Subianto dngan Pemerintah Perancis, Korea, Jepang, Rusia, dan China, Indonesia mendapatkan tawaran dari negara-negara tersebut untuk berinvestasi dalam proyek energi nuklir.
Sejalan dengan hal tersebut, kata Airlangga, Perusahaan listrik negara (PLN) telah melakukan langkah signifikan dengan menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat dan Jepang untuk pengembangan Small Modular Reactor (SMR).
Teknologi SMR ini dianggap lebih aman, efisien, dan fleksibel dibandingkan dengan reaktor nuklir besar. Proses ini masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study), dan hasil dari studi tersebut akan menjadi dasar untuk melangkah ke tahap implementasi.
"PLN, itu kita menandatangani kerja sama untuk small modular reactor. Dan itu mengenai feasibility studinya. Jadi, kalau sudah selesai feasibility study baru masuk dalam tahap berikut," pungkas Airlangga.
Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada tahun 2032.
Rencana ini telah disetujui oleh Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, dengan pengesahan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN) yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014.
"Dalam kebijakan energi nasional yang telah disahkan tadi malam, nuklir masuk ke dalam rencana tahun 2032, on grid," kata Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, kepada media di Senayan JCC Jakarta, Jumat (6/9).
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir dengan Kapasitas 250 MW
Eniya mengungkapkan bahwa kapasitas PLTN pertama di Indonesia akan mencapai sekitar 250 megawatt (MW). Saat ini, Kementerian ESDM bersama dengan kementerian terkait lainnya sedang mempersiapkan pembangunan PLTN tersebut.
"PLTN dengan kapasitas 250 MW harus dipersiapkan sejak sekarang, mengingat kita hanya punya waktu 9 tahun lagi," jelasnya.
Minat Investasi Asing pada Pengembangan PLTN
Beberapa investor asing dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Korea Selatan, telah menunjukkan minat untuk berinvestasi dalam pengembangan nuklir di Indonesia.
Namun, Eniya belum mengungkapkan detail mengenai nilai investasi atau lokasi pasti pembangunan PLTN tersebut. Fokus pemerintah saat ini adalah melakukan kajian mendalam terkait teknologi dan mitigasi risiko terhadap masyarakat sekitar.
"Selain itu, perizinan pembangunan dan kajian sosial kemasyarakatan juga sedang dipertimbangkan dengan hati-hati. Pembangunan PLTN tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru," tambahnya.
Advertisement