Liputan6.com, Jambi - Pengunjung pameran yang didominasi anak-anak muda itu lalu-lalang. Mereka mengamati seksama deretan objek foto yang terpajang di dinding Caffe Berteduh di kawasan Ibrahim Kota Jambi, Selasa malam (10/12/2024). Di antara para pengunjung, sekelompok muda-mudi tengah meriung diskusi membicarakan masalah sampah perkotaan.
Pameran foto "Interaksi Urban: Menemukan Kita di Tengah Keramaian" itu memotret sisi lain gemerlap kehidupan perkotaan. Ada frame bapak-bapak tidur di sebelah gerobaknya, sopir angkot, tukang jamu gendong, sampai anak-anak bermain perahu di sungai. Itu lah beberapa foto dengan objek human interest yang terpajang di sana.
Advertisement
"Pameran kali ini menampilkan 131 varian foto dengan tema urban yang dipotret oleh 55 fotografer dari Jambi dan luar daerah," kata Founder Majang Puto Rian Indra Eftritianto kepada Liputan6.com di lokasi pameran.
Pameran foto yang digelar pada 9-15 Desember 2024 itu terselenggara secara kolektif. Komunitas fotografer bernama Majang Puto berkolaborasi dengan Sevend Feast. Sementara Coffeshop Berteduh menyediakan tempat dan mencetak foto.
Selain pameran foto, gelaran ini juga diisi dengan beragam diskusi dengan tema berbeda setiap harinya, sehingga acaranya tidak monoton. Diskusi mulai dari membicarakan crypto, artificial intelligence (AI), digital marketing sampai jurnalistik. Diskusi ini terbuka untuk semua kalangan, baik komunitas dan individu.
"Pameran ini kita mulai buka itu dari jam 3 sore sampai 10 malam. Setelah pameran ini selesai foto-foto akan tetap ditampilkan di sini," kata Rian.
Rian menjelaskan alasan tema "Interaksi Urban: Menemukan Kita di Tengah Keramaian" dipilih karena saat ini fotografi jalanan diminati banyak kalangan. Tema ini bagi mereka sangat umum karena siapa saja bisa mengikutinya, termasuk pemula.
Menurut Rian, saat ini ekosistem fotografi di Kota Jambi mulai berkembang. Komunitas fotografer sudah mau belajar bareng untuk membentuk ekosistem fotografi yang lebih baik.
"Setelah mendengarkan masukan dari fotografer pemula dan professional kita kasih tema yang umum dulu. Kita ingin memfasilitasi fotografer membuat suatu karya yang lebih banyak aktivitas kota," ujar Rian.
Menghadirkan Lubang Utopia
Pemeran foto dengan memotret tema urban atau aktivitas perkotaan jarang digelar di Kota Jambi. Seorang pengunjung Dwirahari Yoso mengaku senang melihat pameran foto seperti ini, sebab begitu jarang di Kota Jambi pameran foto seperti ini yang juga diisi dengan diskusi kritis.
Yoso yang juga Dosen Sastra di Universitas Jambi telah melihat frame foto yang dipajang di sana. Menurut dia, sebagian besar memotret manusia yang dihadirkan secara tragis, sehingga menyentuh emosi.
Kehidupan urban selama ini identik dengan gemerlapnya. Ternyata lewat pameran foto ini kota dihadirkan sisi lain yang babyak memotret aktivitas kehidupan kaum miskin kota.
"Kota itu seperti menghadirkan lubang utopia bagi subjek manusianya. Dia (kota) menawarkan ekspektasi dan realitas. Orang selalu berharap hidup di kota itu bisa bergelimang harta, tapi kenyataannya yang ditampilkan di sini adalah frame-frame tragik," kata Yoso.
Misalnya frame-frame ditampilkan seperti seperti potret kehidupan manusia di pasar mengais rejeki. Senjakala pasar yang kini tengah bersaing dengan dunia digital.
"Untuk mempercayai subjek tentu harus menggunakan media, dan meria yang diantarkan disini adalah lensa. Lensa itu media yang akurat karena memotret sisi lain yang ditampilkan kehidupan kota" kata dia.
Advertisement