Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi menyebut pihaknya mengusulkan minyak makan merah sebagai salah satu bahan baku di dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) besutan Presiden Prabowo Subianto.
"Kita lagi coba, minyak makan merah juga akan kita dorong untuk digunakan dalam program makan bergizi gratis," kata Budi kepada media, Jakarta, Kamis (12/12).
Advertisement
Ia menjelaskan oenggunaan minyak makan merah tentu tetap sesuai dengan standar dari Badan Gizi Nasional sebagai penyelenggara.
"Gini, kita akan mengusulkan. Tentu saja keputusan ada di tangan Badan Gizi Nasional. Kan pasokan itu dia harus sustain. Yang bikin standar kan Badan Gizi Nasional," imbuhnya.
Meski begitu, ia mengaku ada beberapa tantangan dalam penyertaan minyak makan merah ke dalam program prioritas ini. Salah satunya adalah supply dari Crude Palm Oil (CPO), ia bilang harga harga minyak mentah saat ini tengah melambung tinggi.
"Supply CPO-nya. Karena waktu dipatok, harganya kan masih harga berapa ratus dolar CPOnya, sekarang harga, kan komoditas kan naik turun, kan? Paham, nggak? Dulu waktu disetting, USD800 per ton CPO-nya. Sekarang udah USD1.100. Kan berubah nanti ke harga jual juga. Apalagi komoditas ini kan harganya fluktuatif," jelas dia.
Tetapi ia optimis pihaknya bisa membuatkan harga minyak makan merah lebih murah dibandingkan minyak jenis lainnya.
"Kita mau lebih murah. Cuma kan sekarang ini kan harga CPO naik. Minyak merah ini harus lebih murah. Paling nggak kompetitif lah," ucapnya.
Oleh karena itu, menurutnya koperasi sebaiknya membuat unit CPO agar tidak bergantung pada CPO tersebut, mengingat harga bahan bakunya yang sering naik turun.
"Makanya kita koperasi harus bikin unit CPO, sehingga nggak tergantung CPO-nya. Paham, nggak? CPO-nya kan bahan bakunya kan naik turun," terang dia.
Bahkan dia pun mengaku dirinya sudah mencoba minyak makan merah dan menganggap rasanya enak serta gurih. "Saya udah cobain (minyak makan merah). Enak, gurih," tambahnya.
Budi menilai apabila koperasi memiliki CPO sendiri, fluktuasi harga CPO dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga koperasi bisa lebih kompetitif.
"Kita kooperasinya punya CPO sendiri, maka fluktuasi harga CPO bisa kita iniin. Yang pasti kita lebih kompetitif lah," tutup dia.
Logo Baru Kemenkop Hasil Karya Anak Muda Bali, Ini Penampakannya
Sebelumnya, Kementerian Koperasi (Kemenkop) resmi meluncurkan logo terbarunya pada Kamis, 12 Desember 2024.
Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop, Ahmad Zabadi mengungkapkan bahwa logo tersebut dipilih dari hasil sayembara desain yang melibatkan masyarakat umum, dengan total l1.932 peserta.
Kemenkop mencatat, ada sebanyak 714 karya logo yang terunggah dan sesuai dengan ketentuan sebanyak 435 karya.
Seleksi karya logo kemudian diperkecil menjadi 8 logo untuk selanjutnya divoting oleh 2.452 suara.
Adapun Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi membeberkan bahwa logo baru ini merupakan hasil kemenangan sayembara pembuatan logo yang dimenangkan oleh anak muda asal Bali, I Putu Nathan Wikandhi.
“logo baru dan sekali lagi diciptakan oleh seorang anak muda asal Bali,” katanya di kantor Kemenkop, Jakarta, Kamis (12/12/2024).
“Telah diumumkan pemenang (sayembara logo Kemenkop) yakni I Putu Nathan Wikandhi degan total skor 412,25 dan 565 vote,” ungkap Ahmad Zabadi, dalam pernyataan terpisah.
Menkop Budi Arie mengatakan, bahwa logo baru kementeriannya diharapkan dapat mendorong semangat baru untuk koperasi-koperasi di seluruh negeri
“Bahwa koperasinya ini adalah kumpulan orang yang bersemangat untuk memajukan negara ini menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Budi Arie.
Selain itu, ia juga berharap logo ini menjadi penanda babak baru bagi Kemenkop yang mengusung aspek modern, sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Advertisement
Cara Kementerian Koperasi Muluskan Program Makan Bergizi Gratis
Dalam rangka mendukung capaian pertumbuhan ekonomi nasional dan program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG), Kementerian Koperasi menyelenggarakan Cooperatives Business Forum 2024. Kegiatan yang dilaksanakan pada 11 Desember 2024 di Aroem, Jakarta diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui koperasi.
Sekretaris Kementerian Koperasi, Ahmad Zabadi menjelaskan, koperasi merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya melalui usaha bersama. Untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha koperasi, dibutuhkan strategi membuka peluang kolaborasi dan perluasan jaringan bisnis.
Terutama mendukung program pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Cooperatives Business Forum 2024 ini merupakan salah satu upaya dari Kementerian Koperasi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional," terang Zabadi.
Cooperatives Business Forum 2024 ini, Sesmenkop melanjutkan, menjadi jembatan koneksi ekonomi yang inklusif dan berdaya saing kepada pasar. Koperasi dipertemukan dengan mitra bisnis yang relevan, untuk mengembangkan potensi bisnis yang saling menguntungkan.
"Kami berharap forum ini dapat memberikan kesempatan bagi koperasi untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan. Kami juga berharap forum ini dapat menjadi ruang bagi koperasi untuk memperluas daya jangkau pasar mereka," kata Zabadi.
Di sisi lain, Zabadi juga berharap kegiatan ini menjadi ruang bagi koperasi untuk dapat secara inovatif mengkomunikasikan produk dan jasanya dengan permintaan pasar spesifik dari para calon mitra terkait juga dengan MBG.
Inovasi Teknologi
"Tentu saja melalui inovasi teknologi, skala ekonomi dan pengelolaan bisnis yang lebih inovatif, kami berharap koperasi dapat setara dengan badan usaha milik swasta yang dapat memberi kontribusi bagi pembangunan perekonomian nasional dengan porsi yang lebih besar," ungkap Zabadi.
Tak hanya itu, Zabadi menyebut salah satu keunggulan Cooperatives Business Forum 2024 adalah pemberian fasilitas pendampingan, promosi dan pemasaran produk koperasi baik di dalam maupun di luar negeri. Tentu saja hal ini menjadi keunggulan tersendiri bagi pelaku koperasi, di mana produk mereka diharapkan dapat terserap oleh pasar.
"Artinya, kami berupaya semaksimal mungkin memberikan fasilitas kepada koperasi agar mereka dapat 'berdaya saing'. Tentu saja kami optimistis produk-produk koperasi kita dapat menguasai pasar di dalam negeri dan sesuai dengan kebutuhan atau tren pasar yang tengah berkembang," demikian penutup Zabadi.
Advertisement