Zulkifli Hasan Pastikan Stok Dalam Negeri Aman Meskipun Ada Lonjakan Harga Pangan Global

Zulkifli Hasan memastikan bahwa stok beras dalam negeri sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Des 2024, 19:50 WIB
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa diperlukan kebijakan yang melibatkan banyak pihak untuk mencapai target swasembada pangan tahun 2027 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan bahwa pihaknya telah mengantisipasi lonjakan harga pangan global baru-baru ini.

Menko Pangan melihat, lonjakan harga pangan global dipicu oleh fenomena El Nino tahun lalu. Namun Pemerintah sudah mengantisipasi kondisi tersebut.

“Tentu memang ada El Nino tahun lalu, tetapi kita bersiap dengan baik,” ujar Zulhas saat ditemui di Jakarta, dikutip Kamis (12/12/2024).

Zulhas pun memastikan bahwa stok pangan dalam negeri dalam kondisi cukup dan aman hingga tahun depan.

“Sudah aman, sangat aman Insyalllah,” tuturnya.

Selain itu, Zulhas pun memastikan bahwa stok beras dalam negeri sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

“Stok beras kita ada 2 juta di Bulog, retail, pengecer. Totalnya kira2 8,5 juta ton lebih,” bebernya.

“(Stok beras, daging ayam, telur hingga garam gula cukup. Untuk gula kita tidak impor tahun depan untuk konsumsi karena kita ada stok 1,4 juta ton dengan produksi 2,6 juta,” jelas Zulhas.

Seperti diketahui, harga pangan global baru-baru ini naik ke level tertinggi dalam 18 bulan, dengan beberapa harga pangan diperkirakan terus naik.

Indeks Harga Pangan FAO

Melansir CNBC International, Indeks Harga Pangan FAO yang memantau harga lima harga bahan makanan yang mencakup biji-bijian, daging, susu, minyak sayur, dan gula, naik sebesar 2% pada bulan Oktober 2024, terutama didorong oleh lonjakan harga minyak sayur.

Dari Januari hingga Oktober 2024, pangan kategori minyak sayur mengalami lonjakan harga terbesar, melonjak 24% karena harga minyak kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, dan lobak yang lebih tinggi.

Lonjakan harga juga terjadi pada makanan bahan susu, naik hingga 17% sejak awal tahun, dengan kenaikan terbesar terjadi pada harga keju dan mentega.

 


Harga Pangan Global Naik 2% pada Oktober 2024, Level Tertinggi dalam 18 Bulan

Puluhan sukarelawan, beberapa di antaranya adalah perempuan, membantu wilayah semi-otonom yang dipimpin oleh Kurdi untuk melindungi ladang gandum yang luas dari kebakaran dan pembakaran. (Delil SOULEIMAN / AFP)

Sebelumnya, harga pangan global baru-baru ini naik ke level tertinggi dalam 18 bulan, dengan beberapa harga pangan diperkirakan terus naik, menurut pengamat pasar.

Melansir CNBC International, Kamis (5/12/2024) data terbaru dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan harga komoditas pangan dunia telah mencapai level tertinggi sejak April 2023.

Indeks Harga Pangan FAO, yang memantau harga lima harga bahan makanan yang mencakup biji-bijian, daging, susu, minyak sayur, dan gula, naik sebesar 2% pada bulan Oktober 2024, terutama didorong oleh lonjakan harga minyak sayur.

Dari Januari hingga Oktober 2024, pangan kategori minyak sayur mengalami lonjakan harga terbesar, melonjak 24% karena harga minyak kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, dan lobak yang lebih tinggi.

Lonjakan harga juga terjadi pada makanan bahan susu, naik hingga 17% sejak awal tahun, dengan kenaikan terbesar terjadi pada harga keju dan mentega. 

 


Kategori Sereal

Sebaliknya, kategori sereal, yang sebagian besar terdiri dari gandum dan beras, turun 4,5%, sementara gula turun hampir 5% secara tahunan.

Faktor-faktor dari sisi penawaran, mulai dari cuaca hingga tantangan transportasi, telah menjadi pendorong utama lonjakan harga pangan selama 18 bulan terakhir. 

Indeks tersebut mengukur harga komoditas mentah dan bukan biaya eceran, tetapi kenaikan tersebut menunjukkan bahwa harga pangan yang lebih tinggi dapat terus memengaruhi konsumen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya