Liputan6.com, Mimika - PT Freeport Indonesia menyiapkan dana sebesar USD 100 juta per tahun sebagai anggaran investasi sosial hingga 2041. Dana investasi sosial demi mendukung berbagai program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab operasi perusahaan kepada masyarakat di Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah.
Anggaran tersebut terbagi dalam beberapa sektor seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur hingga kebudayaan dan olah raga. Dana diambil dari biaya operasional perusahaan.
Advertisement
Ini diungkapkan Group Leader Project Management Office PT Freeport Indonesia, Andriyana Saputro."Ke depan investasi sosial bidang pendidikan akan semakin besar porsinya," kata dia di Komplek Kuala Kencana Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Kamis (12/12/2024).
Dia menyebutkan, secara total selama 31 tahun terakhir, Freeport telah menggelontorkan total biaya investasi sosial selama 31 tahun terakhir (1992-2023) senilai USD 2,1 miliar.
Di mana rincian dalam 5 tahun terakhir, yakni sebesar USD 122 juta di 2023, tahun 2022 sebesar USD 122,3 juta, tahun 2021 sebesar USD 109,3 juta, tahun 2020 sebesar USD 60,7 juta dan tahun 2019 sebesar USD 62,8 juta. Khusus pada 2024, angkanya menjadi USD 151,9 juta.
Dia menjelaskan jika prioritas komposisi pembagian anggaran investasi sosial berubah-ubah, mengacu pada fokus yang akan didorong di satu waktu.
Dia mencontohkan pada 2023, inevstasi sosial terbesar ditujukan bagi pendidikan, kemudian baru kesehatan, dukungan budaya olahraga dan sosial, ekonomi, hubungan pemangku kepentingan hingga infrastruktur.
Andriyana menyebutkan program investasi sosial yang saat ini berjalan antara lain Program Kampung Sehat, Rumah Sakit Mitra Masyarakat, Pengendalian Malaria, Riset Kesehatan Dasar.
Selain itu program pembangunan asrama siswa, beasiswa, guru kontrak, pengembangan guru SMK, program pengusaha binaan, penjualan produk perikanan dan pertanian, pembangunan sarana air bersih, pelestarian dan promosi budaya Komoro, pengembangan Papua Football Academy.
Tantangan
Namun, Andriyana mengakui jika ada beberapa tantangan keberlanjutan dari investasi sosial. Tantangan tersebut antara lain penguatan kemitraan swasta dan pemerintah.
Kemudian stabilitas keamanan, kepastian usaha dan kepastian hukum, ekspektasi pemangku kepentingan, dinamika politik dan demografi hingga tantangan global seperti teknologi, iklim, kesehatan dan lainnya.
Dampak Ekonomi PTFI
Pada kesempatan ini, dia juga mengungkapkan seberapa besar dampak ekonomi keberadaan PTFI. Ini terkuak dari laporan studi LPEM-FEI.
Hasilnya, menemukan jika terdapat kontribusi sebesar 0,78% terhadap PDB Indonesia, 33% terhadap PDRB Provinsi Papua, 79,27% kepada PDRB Kabupaten Mimika.
Selain itu, adapula kontribusi terhadap pencipataan kesempatan kerja. Di mana, ada 208.000 kesempatan kerja, dengan pembagian 64 ribu di Papua dan 144.000 di luar Papua.
Advertisement