Seluruh PLTU PLN IP Siap Bakar Duit Demi Kurangi Emisi Karbon

PT PLN Indonesia Power memperluas pemanfaataan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) untuk melaksanakan progam cofiring yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

oleh Septian Deny diperbarui 13 Des 2024, 08:30 WIB
PLN Indonesia Power (PLN IP) memanfaatkan Limbah Racik Uang Kertas (LURK) sebagai bahan bakar PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat. Ini merupakan pelaksanaan program substitusi batu bara dengan biomassa (cofiring) untuk mendukung percepatan transisi energi dan mengejar target Net Zero Emission 2060.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN Indonesia Power memperluas pemanfaataan Limbah Racik Uang Kertas (LRUK) untuk melaksanakan progam cofiring yang bertujuan untuk mengurangi konsumsi batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Langka ini didukung Bank Indonesia yang berkolaborasi dalam program convert waste to energy.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, kolaborasi BI dengan PLN Indonesia Powe merupakan wujud komitmen dalam mendukung transisi energi yang selaras dengan upaya pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.

"Kolaborasi dengan Bank Indonesia dalam program convert waste to energy_ merupakan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Edwin, Kamis (12/12/2024).

Kolaborasi PLN Indonesia Power dengan BI ini ditandai dengan penandatanganan kerjasama antara PLN Indonesia Power dan Bank Indonesia berlangsung di Ballroom Hotel Grand Hyatt - Jakarta Rabu, 04 Desember 2024 yang dilakukan oleh Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra dengan Asisten Gubernur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim, yang disaksikan oleh salah satu Komisaris PLN Indonesia Power Lukmanul Hakim, Direktur Eksekutif Departemen Sumber Daya Manusia Bank Indonesia Anwar Bashori, Direktur Operasi Batubara PLN Indonesia Power M. Hanafi Nur Rifai serta Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Hari Widodo.

Edwin mengungkapkan, LRUK dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biomassa cofiring yang di campur (mix) dengan batu bara sebagai bahan bakar utama PLTU, sehingga dapat mengurangi emisi karbon dan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), upaya ini juga sebagai salah satu cara untuk mengakselerasi transisi energi dan dekarbonisasi nasional.

PLN Indonesia Power tidak hanya bertanggung jawab dalam penyediaan pasokan listrik yang handal, tetapi juga berperan aktif dalam mendukung transisi energi yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan inovatif.

"Saat ini ada 20 unit PLTU yang sudah beroperasi dengan cofiring biomass di tahun 2024, kami berharap dengan kerjasama ini jumlahnya akan meningkat di tahun-tahun mendatang, program ini merupakan bagian dari dukungan kami terhadap transisi energi menuju NZE 2060," ungkap Edwin.

 


Pemanfaatan LRUK

PLN mendorong skema kontrak jangka panjang dengan penambang. Hal terjadi dijadikan strategi jitu untuk mengamankan pasokan batu bara bagi pembangkit milik perseroan.

Menurut Edwin, kerja sama ini akan berlangsung di seluruh wilayah kerja kantor Bank Indonesia, serta tindak lanjut pelaksanaan kerja sama pemanfaatan LRUK antara Kantor Perwakilan Dalam Negeri (KPWDN) Bank Indonesia dengan seluruh PLTU Indonesia Power. Sebelumnya, pemanfaatan LURK untuk bahan bakar PLTU telah diimplementasikan di PLTU Jateng 2 Adipala, Cilacap, Bengkayang dan Asam-Asam.

Untuk pelaksanaan pemanfaatan LURK di PLTU Jateng 2 Adipala, sebelum LURK resmi digunakan sebagai bahan campuran batu bara, dilakukan pengujian tahap awal telah dilakukan, kemudian dilanjutkan performance test bersama PLN PUSLITBANG pada tanggal 1 dan 2 November 2023.

PLTU Bengkayang juga telah memanfaatkan PLN Indonesia Power memanfaatkan LRUK sebagai bahan bakar pengganti batu bara pada Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Singkawang - PLTU Bengkayang. Sampai Mei 2024, pemanfaatan biomassa dalam proses cofiring PLTU Bengkayang telah mencapai 4%.

 


Pemusnahan Uang

PLN sukses memanfaatkan 100% biomassa untuk bahan bakar pengganti batu bara di PLTU Sintang di Kalimantan Barat. (dok PLN)

Untuk PLTU Asam-Asam Bank Indonesia Kalimantan Selatan bekerja sama dengan PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Asam-Asam untuk melakukan uji coba pemanfaatan LRUK. Pengujian tahap awal direncanakan pada PLTU Asam-Asam Unit 1 tanggal 3 Desember 2024 dengan presentase 5% dengan performance test disaksikan PLN PUSLITBANG.

Asisten Gubernur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim, menambahkan, Bank Indonesia berkomitmen sejak pembuatan, peredaran dan pemusnahan uang memiliki komitmen _Go Green_yang dibuktikan dengan penggunaan kertas, tinta, pencetakan dan sistem keamanan yang memperhatikan lingkungan, sehingga kami juga memilih dan memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan yang sejalan dengan visi untuk menjaga lingkungan yaitu PLN Indonesia Power.

"Limbah Racik Uang Kertas yang kami hasilkan memiliki kandungan biomass yang tinggi dan jika dibakar menghasilkan api yg berwarna biru, melalui uji kandungan dan komposisi dengan Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN), LRUK ini tidak mengandung limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3), jadi sangat aman," ungkap Marlison Hakim.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya