Liputan6.com, Jakarta - Ulama sekaligus dai populer, KH Zainuddin MZ, dikenal dengan gaya ceramah yang khas dan penuh karisma. Semasa hidupnya, dia telah memberikan banyak pemikiran tentang perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Salah satu topik yang pernah ia angkat adalah pergeseran nilai akidah yang dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Menurut Zainuddin MZ, perubahan ini menjadi hal yang sangat signifikan, terutama dalam konteks kehidupan keagamaan masyarakat Indonesia.
Dalam sebuah ceramah yang disampaikan, Zainuddin MZ mengungkapkan bahwa teknologi telah membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam hal budaya dan kebiasaan masyarakat.
Sejak masuknya listrik ke Jakarta, kehidupan masyarakat mengalami pergeseran yang cukup besar, terutama dalam cara mereka menghabiskan waktu. Dahulu, banyak orang yang meluangkan waktu untuk mengaji dan berkumpul di masjid. Namun, sejak televisi mulai masuk, kebiasaan tersebut mulai tergantikan.
Kehadiran televisi mengubah dinamika sosial, dan dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @ceramahustad9819, Zainuddin MZ menjelaskan lebih dalam mengenai fenomena tersebut.
"Dulu, banyak orang yang meluangkan waktu untuk beribadah dan berkumpul di masjid. Namun, dengan kehadiran televisi, kebiasaan tersebut mulai tergantikan. Hiburan lebih mudah diakses, dan kegiatan yang melibatkan interaksi sosial atau keagamaan perlahan-lahan beralih menjadi kegiatan hiburan," ungkap Zainuddin MZ dalam ceramahnya kala itu.
Menurut Zainuddin MZ, perubahan ini tidak hanya terjadi pada tingkat sosial, tetapi juga berdampak pada nilai-nilai keagamaan masyarakat. Saat televisi masuk ke rumah-rumah, terutama di desa-desa, kegiatan seperti membaca Al-Qur'an atau berkumpul untuk mengaji mulai berkurang. Bahkan, pada masa itu, kegiatan seperti latihan Barzanji atau menghafal sifat 20 yang biasa dilakukan oleh ibu-ibu mulai menghilang.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Kegiatan Agama Berangsur Berkurang
Kehadiran listrik membawa perubahan lebih lanjut. Sebelumnya, pada tahun 60-an, kehidupan masyarakat Betawi, misalnya, sangat bergantung pada aktivitas keagamaan yang dilakukan dalam kegelapan malam. "Dulu, rumah belum ada listrik. Setelah maghrib, kita berjalan masuk kampung, dan rasanya banyak aktivitas Islam yang berlangsung. Anak muda sedang membaca Yasin, di tempat lain ada yang latihan Barzanji, dan ibu-ibu sedang menghafal sifat 20. Semuanya terasa begitu hidup dan penuh dengan kegiatan keagamaan," kenang Zainuddin MZ.
Namun, dengan masuknya listrik dan televisi, kebiasaan tersebut mulai bergeser. "Begitu listrik masuk, rumah menjadi terang. Terjadilah pergeseran nilai. Apa yang dulu terlihat penuh dengan aktivitas keagamaan, kini digantikan dengan tontonan televisi yang lebih menarik dan lebih praktis," ujar Zainuddin MZ. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak teknologi terhadap pola kehidupan masyarakat, terutama dalam hal aktivitas keagamaan.
Televisi, dengan berbagai program hiburan dan acara menarik, membuat banyak orang lebih memilih untuk menghabiskan waktu menonton daripada melakukan aktivitas keagamaan. "Dulu, suara Al-Qur'an sering terdengar di rumah, tetapi setelah masuknya televisi, suara tersebut mulai menghilang. Bahkan, orang yang membaca Barzanji dan menghafal sifat 20 pun semakin jarang," lanjut Zainuddin MZ. Ia menyadari bahwa meskipun teknologi memberikan kemudahan, ada dampak besar terhadap kehidupan spiritual masyarakat.
Saat ini, teknologi terus berkembang dengan pesat. Kehadiran internet, smartphone, dan platform digital semakin mempercepat pergeseran ini. "Kini, orang lebih cenderung menghabiskan waktu dengan gadget, beralih dari acara televisi ke platform digital yang menawarkan berbagai pilihan yang lebih personal dan interaktif," kata Zainuddin MZ. Hal ini menunjukkan bagaimana perkembangan teknologi semakin menggeser kebiasaan masyarakat, bahkan dalam hal kegiatan keagamaan.
Perubahan besar dalam pola komunikasi dan hiburan ini tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam ceramahnya, Zainuddin MZ mengingatkan bahwa kemudahan akses informasi yang ditawarkan oleh internet dan smartphone dapat membuat orang lebih sibuk dengan dunia maya dan mengabaikan dunia nyata, termasuk kehidupan spiritual mereka. "Akses informasi yang sebelumnya terbatas kini tersedia dengan cepat dan mudah, tetapi sering kali membuat kita lupa akan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah," tambahnya.
Pergeseran nilai ini memunculkan tantangan besar dalam kehidupan beragama. Dulu, kegiatan keagamaan merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Namun, dengan adanya teknologi, banyak orang mulai merasa lebih nyaman dengan hiburan yang ditawarkan oleh gadget dan televisi. "Kebiasaan yang dulu dilakukan bersama di masjid, kini banyak digantikan dengan kebiasaan yang lebih individualistik," kata Zainuddin MZ.
Advertisement
Jangan Terlena Karena Teknologi
Menurutnya, meskipun teknologi membawa banyak kemudahan dan perubahan positif, kita juga harus tetap waspada terhadap dampak negatifnya. Pergeseran nilai akidah yang terjadi akibat pengaruh teknologi menjadi isu penting yang harus diperhatikan. "Kita harus bijak dalam menggunakan teknologi, terutama dalam menjaga kualitas ibadah dan hubungan kita dengan Allah," tuturnya.
Zainuddin MZ menyarankan agar umat Islam tidak terlena dengan kemajuan teknologi, tetapi tetap menjaga nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. "Salah satu cara untuk mengatasi pergeseran ini adalah dengan memperkuat kegiatan keagamaan di lingkungan sekitar, seperti mengaji, berkumpul di masjid, dan melibatkan diri dalam kegiatan sosial yang mendukung nilai-nilai agama," kata Zainuddin MZ.
Beliau juga mengingatkan agar generasi muda tidak terjebak dalam kecanggihan teknologi yang dapat mengalihkan perhatian dari kegiatan yang lebih bermakna. "Pemuda harus lebih bijak dalam menggunakan teknologi, agar tidak melupakan ajaran agama yang sangat penting bagi kehidupan mereka," ujar Zainuddin MZ. Menurutnya, pendidikan agama yang baik dan penguatan nilai spiritual sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman yang semakin maju ini.
Zainuddin MZ juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan kehidupan beragama. "Teknologi seharusnya menjadi alat untuk mempermudah kehidupan kita, bukan untuk menjauhkan kita dari nilai-nilai agama," tegasnya. Oleh karena itu, umat Islam harus selalu menjaga keseimbangan antara kemajuan zaman dan nilai-nilai keagamaan yang telah diwariskan oleh para ulama.
Selain itu, Zainuddin MZ juga mengajak umat Islam untuk terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah meskipun di tengah derasnya arus perubahan zaman. "Allah tidak akan meninggalkan hamba-hamba-Nya yang tetap setia menjalankan ajaran agama-Nya, meskipun dunia di sekitarnya terus berubah," ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dunia terus berkembang, umat Islam harus tetap setia dengan ajaran agama yang benar.
Sebagai penutup, Zainuddin MZ berharap agar umat Islam tetap menjaga nilai-nilai akidah dan ibadah mereka meskipun dunia semakin digeluti dengan teknologi yang semakin maju. "Mari kita jadikan teknologi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan sebagai alat yang mengalihkan kita dari kehidupan spiritual," tutup Zainuddin MZ dalam ceramahnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul