Kebijakan Perdagangan AS Makin Ketat, Indonesia Harus Waspada?

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengimbau lembaga jasa keuangan di Indonesia untuk terus waspada terhadap potensi risiko yang muncul, dan memastikan bahwa langkah mitigasi yang tepat diterapkan guna menjaga stabilitas sektor keuangan domestik.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Des 2024, 16:00 WIB
Bendera Amerika Serikat. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengimbau lembaga jasa keuangan di Indonesia untuk terus waspada terhadap potensi risiko yang muncul, dan memastikan bahwa langkah mitigasi yang tepat diterapkan guna menjaga stabilitas sektor keuangan domestik. (AP PHOTO)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengimbau lembaga jasa keuangan di Indonesia untuk terus waspada terhadap potensi risiko yang muncul, dan memastikan bahwa langkah mitigasi yang tepat diterapkan guna menjaga stabilitas sektor keuangan domestik.

Menurutnya, dengan adanya perhatian yang terus menerus terhadap perkembangan global dan antisipasi terhadap risiko, OJK berharap sektor jasa keuangan Indonesia dapat terus beradaptasi dan berkembang meskipun di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat.

"Lembaga jasa keuangan agar terus mewaspadai potensi resiko ke depan dan memiliki langkah mitigasi resiko yang memadai," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDKB November 2024, di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Kata Mahendra, OJK akan terus melakukan pemantauan dan penilaian terhadap potensi risiko yang mungkin timbul akibat ketegangan geopolitik dan kebijakan proteksionisme perdagangan yang mungkin diterapkan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

"Berdasarkan hal-hal itu di tengah masih tingginya ketagangan geopolitik serta potensi dampak proteksiotisme perdagangan yang akan dijalankan Pemerintahan Trump, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik, serta melakukan forward looking assesment atas kinerja jasa keuangan," ujarnya.

Selain itu, OJK berkomitmen untuk memastikan sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dengan memperkuat mitigasi risiko dan meningkatkan koordinasi dengan lembaga pengawas di negara lain, seperti yang dilakukan dengan Financial Supervisory Service Korea pada bulan laporan ini.

"OJK komitmen untuk terus menjalin dan memperkuat kerjasama bilateral khususnya koordinasi pengawasan di sektor jasa keuangan. Antara lain yang dilakukan pada bulan laporan ini, dengan financial supervisor service Korea," pungkasnya.


Bos OJK: Sektor Jasa Keuangan Indonesia Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam acara Risk and Governance Summit (RGS) 2024 di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk peningkatan risiko geopolitik dan dinamika perekonomian global.

Dalam laporannya, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyatakan bahwa meskipun terdapat ketidakpastian, kinerja sektor keuangan domestik terjaga berkat ketahanan ekonomi yang solid.

"Menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya resiko geopolitik dan perbaikan aktivitas perekonomian secara global," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDKB November 2024.

Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan, OJK mencatat bahwa ketidakstabilan geopolitik, terutama di wilayah Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Ukraina, telah memicu ketegangan yang mempengaruhi perekonomian global.

OJK menyoroti, kemenangan Donald Trump dan Partai Republik dalam pemilu Amerika Serikat diperkirakan akan memperburuk perang dagang, memperparah ketegangan perdagangan internasional yang berdampak pada pasar keuangan dunia.

Di sisi lain, meskipun tantangan tersebut ada, kinerja perekonomian global secara keseluruhan tercatat lebih baik dari ekspektasi. Negara-negara utama seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif.

Indikator pasar tenaga kerja di AS menguat, produksi Tiongkok kembali meningkat meskipun ada tekanan terhadap permintaan, dan indikator ekonomi Eropa cenderung membaik.

Hal ini mengarah pada ekspektasi bahwa bank sentral global akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya, yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga dan aliran investasi global.

 


Pelemahan Pasar Saham

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers RDKB, Jumat (13/12/2024). (Tira/Liputan6.com)

Sementara itu, pasar emerging market, termasuk Indonesia, tertekan akibat penarikan dana oleh investor asing. Pelemahan pasar saham, obligasi, dan nilai tukar di negara-negara berkembang tercatat cukup signifikan.

Meskipun demikian, sektor jasa keuangan Indonesia menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Pada triwulan III tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 4,95%, dengan angka kumulatif sebesar 5,03% untuk triwulan I - III. OJK memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan tetap berada di atas 5%.

"Berdasarkan hal-hal itu di tengah masih tingginya ketagangan geopolitik serta potensi dampak proteksiotisme perdagangan yang akan dijalankan Pemerintahan Trump, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik, serta melakukan forward looking assesment atas kinerja jasa keuangan," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya