Liputan6.com, Jakarta Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek akan beroperasi selama 24 jam pada masa malam tahun baru 2025 nanti. Tujuannya memberikan akses transportasi bagi masyarakat dari pusat keramaian di momen pergantian tahun.
Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter), Asdo Artriviyanto menyampaikan penambahan waktu operasi itu jadi pilihan yang akan diambil. Jadi, KRL Jabodetabek beroperasi 24 jam pada 31 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025.
Advertisement
"Khusus di malam tahun baru, nah ini KRL Jabodetabek akan beroperasi selama 24 jam," kata Asdo dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (13/12/2024).
Dia mengatakan, masa tersebut diprediksi ada pergerakan masyarakat ke pusat-pusat keramaian di Ibu Kota. Misalnya kawasan Monumen Nasional, Jalan Sudirman, hingga Gelora Bung Karno (GBK).
Penambahan waktu operasional ini, kata dia, guna mememberikan akses bagi para masyarakat yang merayakan malam tahun baru di titik-titik tadi. Sehingga masyarakat tidak akan kehabisan angkutan transportasi umum.
"Ini untuk mengantisipasi apa? Antisipasi masyarakat yang menuju di titik-titik keramaian seperti Monas, Sudirman, dan titik-titik keramaian lain yang di GBK tidak perlu ada yang sampai menginap karena kehabisan transport, terutama transportasi perkotaan," tutur dia.
Pada periode tersebut pula, jumlah perjalanan KRL Commuter Line akan ditambah sebanyak 66 perjalanan menjadi 1.114 perjalanan.
"Makanya kita jalankan 24 jam, menambah dari hari biasanya di masa angkutan ini 1.048 menjadi 1.114 sampai ada tambahan mencapai 66 perjalanan," jelas dia.
Perlu diketahui, KAI Commuter menambah 66 perjalanan dan 11 KA lainnya meneruskan perjalanan pada 31 Desember 2024. Kemudian, ada tambahan 42 perjalanan di siang hari pada 1 Januari 2025.
Blacklist Pelaku Pelecehan
Sebelumnya diberitakan, Kejadian pelecehan seksual di Kereta Rel Listrik (KRL) kembali menjadi perhatian publik setelah viralnya video seorang penumpang wanita menjadi korban di Stasiun KRL Pondok Ranji, Tangerang, pada Kamis, 28 November 2024.
Menanggapi insiden ini, KAI Commuter mengambil langkah tegas dengan memberikan sanksi blacklist kepada pelaku pelecehan tersebut.
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, menjelaskan bahwa pelaku diturunkan dari KRL Commuter Line Rangkasbitung No. 1665 (relasi Parung Panjang – Tanah Abang) di Stasiun Pondok Ranji dan dibawa ke Pos Pengamanan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Kami telah memutuskan untuk memberikan sanksi berupa blacklist kepada pelaku pelecehan seksual. Ini sebagai upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang," ungkap Joni di Jakarta, Minggu (1/12/2024).
Advertisement
Inovasi Sistem CCTV Analytic untuk Keamanan KRL
KAI Commuter memanfaatkan teknologi CCTV Analytic sebagai bagian dari langkah pencegahan kejahatan di transportasi publik. Sistem ini mampu:
• Merekam wajah pengguna yang masuk ke stasiun.
• Menganalisis data untuk memverifikasi identitas pelaku.
• Memberikan notifikasi kepada petugas jika pelaku mencoba kembali menggunakan layanan KRL.
"Sistem ini merupakan inovasi untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna Commuter Line," ujar Joni.
Data Kasus Pelecehan Seksual di KRL
Berdasarkan data KAI Commuter, dari Januari hingga Oktober 2024, terdapat 57 kasus pelecehan seksual yang dilaporkan melalui media sosial atau langsung ke petugas. Dari jumlah tersebut:• 50 kasus diteruskan ke kepolisian.• Sisanya tidak dilanjutkan karena korban memilih berdamai.
Meski begitu, pelaku tetap diberi sanksi berupa larangan permanen menggunakan layanan Commuter Line.