Kawasan Industri Batang Siap jadi Poros Baru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

KITB: Zona Strategis untuk Pertumbuhan Bisnis dan Gaya Hidup Pusat Dinamika Ekonomi Asia Tenggara

oleh Septian Deny diperbarui 13 Des 2024, 22:37 WIB
Kawasan Industri Terpadu Batang. (Foto: Kemenkoperekonomian)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah langkah baru telah dimulai di PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), sebuah Proyek Strategis Nasional yang menjadi simbol kemajuan di Jawa Tengah. Dalam upaya mewujudkan visi besar sebagai kota mandiri dan modern, KITB meluncurkan zona komersial dan residensial terbaru.

Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi KITB sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang baru bagi para investor untuk menjadi bagian dari transformasi kawasan ini.

Kawasan ini dirancang dengan konektivitas unggul yang menghubungkan seluruh Indonesia dan mancanegara, memastikan kemudahan akses bagi rantai pasok logistik dan transportasi. Dengan visi menciptakan pusat layanan perkotaan yang harmonis, KITB berkomitmen untuk menyediakan ruang bagi kegiatan bisnis, komersial, dan rekreasi yang dapat diakses dengan mudah oleh semua pihak. Investasi menjadi kunci dalam merealisasikan mimpi besar ini, dan KITB mengundang berbagai pihak untuk berkolaborasi.

Zona baru yang diperkenalkan ini adalah hasil dari pendekatan strategis dalam memanfaatkan lahan industri untuk fungsi yang lebih luas. Beberapa area strategis telah diubah menjadi zona komersial dan residensial yang memiliki potensi besar untuk berkembang.

Inisiatif ini bertujuan menciptakan pusat komersial modern yang berkelanjutan, kawasan hunian yang terintegrasi, serta membuka lapangan kerja baru di wilayah sekitar. Selain itu, kawasan ini dirancang untuk memastikan peningkatan konektivitas yang aman dan nyaman, menjadikannya lingkungan yang ideal untuk berbagai aktivitas.

“Kami ingin menjadikan KITB sebagai magnet investasi, tempat di mana peluang bertemu dengan potensi. Selama empat tahun terakhir, kami telah berhasil menjual lahan seluas 339 hektar dengan total nilai investasi mencapai Rp18,7 triliun. Para tenant kami berasal dari berbagai negara seperti China, Korea Selatan, Chili, Thailand, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Taiwan, Singapura, dan tentunya Indonesia. Hal ini menunjukkan kepercayaan global," kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan KITB Indri Septa Respati dikutip Jumat (13/12/2024).


Berinvestasi di Berbagai Sektor

Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Indri Septa Respati memaparkan visi KITB dalam pengembangan zona komersial dan residensial.

“Kami membuka peluang besar bagi para investor untuk berinvestasi di berbagai sektor, mulai dari hotel, zona edukasi, premium outlet, SPBU, lapangan golf internasional, hingga kawasan hunian premium. Ini adalah kesempatan untuk menjadi bagian dari pembangunan kota mandiri yang terintegrasi,” jelasnya.

KITB tidak hanya menawarkan kawasan industri, tetapi juga menjadi ekosistem yang mendukung gaya hidup modern dan berkelanjutan. Setiap elemen dalam perencanaan kawasan ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, investor, dan masyarakat setempat. Kolaborasi ini diharapkan mampu mempercepat terwujudnya visi besar KITB.

Dengan lokasi strategis, konektivitas kelas dunia, dan dukungan dari berbagai pihak, KITB siap menjadi poros baru pertumbuhan ekonomi Indonesia. Para investor yang berpartisipasi tidak hanya akan mendapatkan keuntungan dari sisi bisnis, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan monumental dalam membangun masa depan Batang sebagai kota mandiri yang modern dan penuh peluang.


Kawasan Industri Batang Kedatangan Investor Baru Lagi, Ini Daftarnya

Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) memiliki luas4.300 hektare. Kawasan ini sudah memiliki sejumlah utilitas seperti pengelolaan air IPA, IPAL, TPST, dan reservoir. (Gagas/Liputan6.com)

Sebelumnya, PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) menegaskan posisinya sebagai destinasi investasi global dengan menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Tanah Industri (PPTI) dan Perjanjian Sewa Bangunan Pabrik Siap Pakai (BPSP) bersama tiga perusahaan multinasional: PT Nesinak Manufacturing Indonesia (Jepang), PT Youmi Medika Industri (China), dan PT Luban Material Indonesia (China). 

Direktur Utama PT KITB, Ngurah Wirawan, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangganya terhadap pencapaian ini. “Penandatanganan ini adalah momen penting, karena kami tidak hanya menciptakan kawasan industri, tetapi juga kota terpadu yang modern. KITB didesain untuk menjadi kawasan yang lebih dari sekadar industri, dengan konsep integrasi kota, pariwisata, dan industri. Kami berkomitmen menyediakan fasilitas terbaik untuk para investor dan menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan bisnis global,” ujar Ngurah.

Ia menambahkan bahwa KITB adalah satu-satunya kawasan di Indonesia yang memiliki tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK): pengolahan industri, logistik dan transportasi, serta pariwisata.

PT Nesinak Manufacturing Indonesia menjadi sorotan dalam acara ini sebagai tenant Jepang pertama di KITB. Dengan investasi senilai Rp20 miliar, perusahaan ini menempati lahan seluas 1,8 hektare dan BPSP 2 unit (3.768 sqm) untuk memproduksi komponen karet bagi elektronik dan otomotif, yang akan diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Yoshihiko Tanaka, President Director PT Nesinak Manufacturing Indonesia, mengungkapkan antusiasmenya.

“Kami telah beroperasi di Indonesia selama 27 tahun, dan KITB menawarkan peluang besar untuk ekspansi kami. Dengan lokasi strategis dan infrastruktur unggulan, kami optimistis produksi di KITB akan mendukung permintaan pasar global. Kami percaya KITB adalah pilihan ideal untuk pengembangan bisnis kami,” ujarnya.

 

 


Industri Alat Kesehatan

Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) memiliki luas4.300 hektare. Kawasan ini sudah memiliki sejumlah utilitas seperti pengelolaan air IPA, IPAL, TPST, dan reservoir. (Gagas/Liputan6.com)

PT Youmi Medika Industri, yang telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun di sektor alat kesehatan, turut memperkuat posisinya di KITB dengan mengambil delapan unit BPSP seluas 8.316 m². Perusahaan ini fokus pada produksi cotton swabs dan menyediakan fasilitas kantin untuk karyawannya.

“Kami sangat menghargai dukungan KITB dalam mempercepat proses investasi kami. Dengan fasilitas dan infrastruktur yang modern, kami optimistis dapat menjangkau pasar internasional, seperti Dubai dan Asia Selatan, sekaligus memperkuat Indonesia sebagai pusat produksi alat kesehatan,” ujar Windie Bolo Morta, Direktur PT Youmi Medika Industri.

PT Luban Material Indonesia membawa pendekatan industri hijau ke KITB. Perusahaan ini memproduksi jendela, pintu, dan teralis berbahan dasar aluminium, dengan memanfaatkan bahan baku lokal dan mempekerjakan lebih dari 50% tenaga kerja Indonesia. Zhao Yingying, Direktur PT Luban Material Indonesia, mengungkapkan rasa terima kasihnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya