Liputan6.com, Cilacap - Salah satu nama lain dari hari kiamat ialah hari yang serba sulit atau dalam bahasa Arab disebut dengan Yaumul ‘Asir. Serba sulit yang dihadapi manusia saat kiamat begitu dahsyat dan tak pernah terjadi sebelumnya saat hidup di dunia.
Kesulitan terberat yang dialami pada hari kiamat menyebabkan mereka sangat sedih dan putus asa, apalagi kadar kesulitan yang dihadapi saat itu tergolong sangat luar biasa.
Dalam kondisi demikian, mustahil manusia tidak membutuhkan pertolongan. Satu-satunya manusia yang bisa memberikan pertolongan ialah Rasulullah SAW atau yang disebut dengan syafaat Rasulullah SAW.
Baca Juga
Advertisement
Namun banyak di antara mereka yang dalam kondisi sulit ini tidak akan mungkin mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat.
Simak Video Pilihan Ini:
Orang Kafir dan Orang yang Menyakiti Rasul Alami Hal yang Sangat Sulit
Mengutip Republika, kiamat disebut juga sebagai Yaum ‘Asir, artinya hari yang serba sulit. Disebut demikian karena saat itu manusia menghadapi kesulitan yang sangat dahsyat.
Bisa dibayangkan ketika manusia sedang menghadapi kesulitan terberat dalam hidupnya ketika masih hidup di dunia, ada yang menangis pilu, menjerit, lemas lahir dan batin. Bahkan sampai ada yang tidak ingin melanjutkan hidup karena kesulitan di dunia. Maka kesulitan yang datang pada hari kiamat jauh lebih dahsyat lagi.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَاِذَا نُقِرَ فِى النَّاقُوْرِۙ
فَذٰلِكَ يَوْمَىِٕذٍ يَّوْمٌ عَسِيْرٌۙ
عَلَى الْكٰفِرِيْنَ غَيْرُ يَسِيْر
Apabila sangkakala ditiup, hari itulah hari yang sulit, (yang) tidak mudah bagi orang-orang kafir. (Quran Surat Al-Muddassir Ayat 8, 9 dan 10)
Setelah memberikan pengarahan khusus kepada Nabi Muhammad SAW (yang juga menjadi cermin pengajaran bagi umat Nabi Muhammad SAW) yang dimulai dari ayat 1 sampai dengan ayat 7 pada Surat Al-Muddassir. Maka pada ayat ke 8 dan 9 ini, Allah SWT menjelaskan tentang suasana kedatangan hari Kiamat.
Di hari yang dijanjikan itu (hari kiamat), orang-orang yang telah menyakiti hati para Rasul dan juru dakwah karena menyampaikan ajaran Allah, akan mengalami suatu kesulitan yang luar biasa. Mereka tersentak mendengar seruan kiamat ditiup Malaikat Israfil. Mereka langsung merasakan betapa hebatnya kesulitan yang harus ditempuh.
Advertisement
Mendapatkan Ganjaran sesuai Amal Perbuatannya
Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW supaya bersabar menghadapi gangguan-gangguan musuh tersebut. Pada hari kiamat, semua orang mendapatkan apa yang telah mereka amalkan. Kesenangan yang abadi bagi orang yang beriman dan berjihad menegakkan keimanan yang benar. Kecelakaan dan kesengsaraan bagi siapa yang ingkar dan hidup di atas keingkaran itu.
Dalam ayat 10 dari Surat Al-Muddassir, ditegaskan lagi bahwa tidak mudah bagi orang-orang kafir menghadapi suasana hari kiamat yang dahsyat dan menakutkan itu. Sebab, pada hari itulah mereka menerima segala hasil perbuatan mereka dalam buku amalan dari sebelah kiri sebagai tanda masuk neraka.
Tidak ada lagi kebahagiaan bagi orang kafir pada hari kiamat. Semuanya serba susah dan pedih, tidak seperti kesenangan yang pernah mereka nikmati di dunia dahulu.
Kenapa mereka mengalami kesulitan? Selain menerima buku catatan amal dari sebelah kiri, mereka juga harus mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan mereka di hadapan Mahkamah Allah Yang Maha Adil, yang tidak seorang pun dapat mengelak dan tidak seorang pun yang merasa dirugikan.
Sebab, di hari itu segala anggota tubuh ikut berbicara mengajukan kesaksian dengan sendirinya terhadap yang pernah dikerjakan, padahal mulut yang di dunia pandai bicara, pada hari itu terkunci rapat diam membisu seribu bahasa. Semua manusia pada hari kiamat menundukkan kepala di hadapan Allah, mengakui kesalahan dan kekhilafan masa lalu, tetapi pintu penyesalan sudah ditutup.
Adapun orang mukmin yang telah menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk berjihad di jalan Allah, menghadapi kiamat dengan perasaan cerah, tanpa diliputi ketakutan sedikit pun. Mereka tidak akan dipersulit perhitungan amalnya, dan berjalan berbaris serta bersaf-saf menuju Mahkamah Ilahi dengan wajah cerah. (Tafsir Kementerian Agama)
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul