Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada periode 9-13 Desember 2024. Hal itu didorong dari sejumlah faktor eksternal.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (14/12/2024), IHSG turun 0,79 persen menjadi 7.324,78. Pada pekan lalu, IHSG meroket 3,77 persen ke posisi 7.382,78.
Advertisement
Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 0,54 persen menjadi Rp 12.604 triliun dari pekan lalu Rp 12.673 triliun. Pada pekan ini, peningkatan terjadi pada nilai transaksi harian bursa yang mencapai 88,39 persen menjadi Rp 20,20 triliun dari Rp 10,72 triliun pada pekan lalu.
Peningkatan diikuti oleh rata-rata volume transaksi harian bursa sebesar 27,88 persen menjadi 23,32 miliar saham dari pekan lalu 18,22 miliar saham. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 0,15 persen menjadi 1,241 juta kali transaksi dari 1,239 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Investor asing menjual saham Rp 2,7 triliun pada pekan ini. Kondisi ini berbeda pada pekan lalu, investor asing beli saham Rp 1,07 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada pekan ini, IHSG melemah 0,79 persen didorong sejumlah faktor eksternal. Pertama, rilis data ekonomi China seperti inflasi dan neraca dagang. “Inflasi cenderung melandai meskipun neraca dagangnya menguat,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Kedua, rilis data inflasi dan Producer Price Index (PPI) Amerika Serikat. Inflasi naik 2,7 persen YoY (vs 2,6 persen YoY). Herditya mengatakan, hal itu meningkatkan probabilitas akan pemangkasan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Ketiga, nilai tukar rupiah yang cenderung melemah serta aksi ambil untung investor diperkirakan juga turut bebani pergerakan IHSG.
“Untuk sepekan ke depan, kami perkirakan IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya dengan support 7.107 dan resistance 7.449,” tutur dia.
Adapun untuk sentimen pekan depan antara lain rilis data industri China yang cenderung flat dan suku bunga China. “Kedua, rilis data neraca dagang dan BI Rate. Ketiga Fed Fund Rate (FFR), dan personal consumption expenditure (PCE) AS,” ujar dia.
IHSG Melambung 3,77% pada 2-6 Desember 2024, Ini Pendorongnya
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak pada 2-6 Desember 2024. Sentimen global dan domestik bayangi IHSG sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (7/12/2024), IHSG melonjak 3,77 persen ke posisi 7.382,78 selama sepekan. Pada pekan lalu, IHSG melemah 1,1 persen ke posisi 7.114. Sementara itu, kapitalisasi pasar bursa naik 5,6 persen menjadi Rp 12.673 triliun dari Rp 12.000 triliun pada pekan lalu.
Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa menguat 8,66 persen menjadi 1,24 juta kali transaksi dari 1,14 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Di sisi lain, selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 20,30 persen menjadi Rp 10,72 triliun dari Rp 13,45 triliun pada pekan lalu.
Rata-rata volume transaksi harian bursa terpangkas 30,19 persen menjadi 18,22 miliar saham dari 26,10 miliar saham pada pekan lalu.
Pada pekan ini, investor asing membeli saham Rp 1,07 triliun. Kondisi ini berbeda dari pekan lalu, dengan aksi jual saham oleh investor asing tercatat Rp 3,89 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 22,63 triliun.
Selama sepekan ini, mayoritas sektor saham menghijau. Adapun hanya tiga sektor saham yang melemah yakni sektor saham consumer siklikal susut 0,98 persen, sektor saham perawaran kesehatan turun 0,93 persen dan sektor saham transportasi tergelincir 1,34 persen.
Sementara itu, sektor saham energi melonjak 4,54 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham basic materials naik 3,58 persen, sektor saham industri melesat 0,91 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal melambung 1,91 persen.
Selain itu, sektor saham keuangan mendaki 0,47 persen, sektor saham properti dan real estate melonjak 3,29 persen, sektor saham teknologi naik 4,13 persen dan sektor saham infrastruktur meroket 4,3 persen.
Advertisement
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG naik 3,77 persen didorong sejumlah faktor. Pertama, ada inflow atau aliran dana yang masuk meski hanya dua hari di pasar modal Indonesia. Selain itu, penguatan IHSG juga didorong sektor saham teknologi dan bahan baku.
Kedua, investor juga menanti keputusan the Federal Reserve (the Fed) yang akan memangkas suku bunga. Di mana sinyal terakhir the Fed belum isyaratkan ada pemangkasan suku bunga. “Namun demikian, secara probabilitas terjadi adanya peningkatan akan pemangkasan suku bunga,” kata Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Faktor ketiga, ia menuturkan, sentimen pembagian dividen.
Pada pekan depan, Herditya menuturkan, IHSG berpeluang menguat dengan level support di 7.229 dan level resistance 7.449.
Adapun pada pekan, sejumlah sentimen yang akan pengaruhi IHSG antara lain rilis data ekonomi China yakni inflasi dan neraca dagang. Kedua, rilis data inflasi dan PPI AS. “Ketiga, pergerakan harga komoditas dunia, terutama minyak mentang yang relative melemah di tengah oversupply yang terjadi,” kata dia.