Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) bertemu Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya di Kementerian Ekonomi Kreatif. Pertemuan digelar untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi kreatif sebagai “the new engine of growth” bagi perekonomian Indonesia.
Presiden Prabowo Subianto, dalam arahannya, menyatakan sektor ekonomi kreatif harus menjadi ekosistem yang besar, mapan, dan kuat. Dia berharap ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.
Advertisement
"Beliau sangat berharap ekonomi kreatif ini menjadi ekosistem yang besar, mapan, kuat," kata Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan pesan Presiden Prabowo pada pelantikan Menteri pada 21 Oktober 2024 lalu.
Riefky menegaskan pentingnya ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menyatakan sektor ini bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan pilar utama yang dapat meningkatkan pendapatan daerah, mengurangi kemiskinan, serta membuka lapangan kerja luas.
“Insyaallah kolaborasi kita membawa kemajuan untuk Ekonomi Kreatif Indonesia. Tentu kita tidak bisa kerja sendiri, kita juga tidak bisa membebankan ini ke pemerintah sendiri, tapi kita juga mengajak bersama-sama pemerintah daerah,” ujar Riefky.
Ia juga menekankan, untuk mendorong percepatan ini, Kemendagri telah menetapkan tenggat paling lambat dua minggu untuk menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait pembentukan dinas ekraf di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Komitmen pemerintah ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang telah memproyeksikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung baru perekonomian nasional. Pernyataan beliau yang optimis dalam mencapai pertumbuhan PDB 8% dalam jangka dua hingga tiga tahun ke depan, turut menjadi dorongan bagi Gekrafs untuk terus bergerak cepat.
Bawa Semangat Inovasi
Ketua Umum Gekrafs Kawendra Lukistian menekankan peran Gekrafs sebagai mitra strategis pemerintah dalam merumuskan kebijakan pro-ekonomi kreatif. Gekrafs ingin selalu menjadi tempat pemerintah ketika merumuskan kebijakan yang memang pro ekraf.
"Kita fokus pada literasi, pendidikan, budaya, digital, dan teknologi,” tegas Kawendra.
Gekrafs mengusung kerangka 4L, yaitu Literasi, Lahirnya Pengusaha Baru, Luasnya Lapangan Kerja, dan Lestarinya Budaya, dengan target membangun 10 sentra ekonomi kreatif di tingkat kabupaten/kota pada 2025.
Lebih jauh, Sekretaris Jenderal Gekrafs Yanti Adeni menyoroti perlunya subsektor ekonomi kreatif baru, seperti Make up artist, Hair Stylish & Hijab Do, yang diusulkan agar berdiri sendiri di luar bayang-bayang subsektor fashion. Harapan ini sejalan dengan aspirasi Menteri Riefky, yang menyatakan bahwa beberapa subsektor baru, termasuk sektor beauty, dapat memperoleh payung hukum tersendiri.
Ketua Harian Gekrafs, Temi Sumarlin, menekankan pentingnya dukungan bagi para pelaku ekraf melalui pembangunan fasilitas khusus. “Kami mengusulkan adanya rumah pelaku ekraf sebagai pusat dukungan yang dapat mempercepat pertumbuhan usaha kreatif di berbagai daerah,” ujar Temi.
Sementara itu, Ferry Ardyansyah, Ketua Bidang Event dan Sosialisasi Program Gekrafs, mengusulkan gagasan Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) yang akan diperingati setiap 24 Oktober. Menurutnya, Hekrafnas dapat menjadi momentum tahunan yang mendorong produksi, penjualan, serta inovasi pelaku ekraf.
“Hekrafnas ini bisa menjadi ‘Lebaran Pelaku Ekraf’ yang memacu geliat ekonomi kreatif. Dengan hari khusus ini, kita harapkan ekosistem ekonomi kreatif mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi hingga 8%, sebagaimana dicita-citakan Presiden,” jelas Ferry.
Advertisement
Digagas Sejumlah Tokoh
Gekrafs, yang berdiri sejak 22 Januari 2019 dengan anggota lebih dari 38.000 orang di seluruh Indonesia, memiliki visi untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Organisasi ini digagas oleh tokoh-tokoh seperti Kawendra Lukistian, Sandiaga Uno, Erwin Soerjadi, Yanti Adeni, dan Laja Lapian.
Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Dewan Penasihat Gekrafs, Sufmi Dasco Ahmad, menegaskan peran strategis ekonomi kreatif sebagai pilar penting pemulihan ekonomi nasional pascapandemi COVID-19. “Industri ekonomi kreatif menjadi penopang perekonomian nasional saat terpuruk akibat pandemi COVID-19 lalu,” ujar Dasco dalam Rakornas Gekrafs di Jakarta, Maret 2023.
Dewan Pembina Gekrafs, Laja Lapian, turut mengapresiasi pertemuan ini. Menurutnya, Gekrafs siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong ekonomi kreatif sebagai salah satu prioritas pembangunan nasional.
“Pertemuan ini memperjelas bahwa Gekrafs dan Kementerian Ekonomi Kreatif berkomitmen pada visi yang sejalan,” kata Laja. Ia juga menyoroti keberpihakan pemerintah terhadap sektor ekonomi kreatif yang tercermin dalam Ashta Cita Presiden Prabowo.
Melalui kolaborasi erat dengan Kemenekraf, perbaikan regulasi, penguatan literasi, dan pengembangan subsektor baru, Gekrafs optimistis ekonomi kreatif akan menjadi mesin pertumbuhan baru (the new engine of growth). Menteri Riefky menyampaikan harapannya agar sinergi ini dapat membuahkan hasil nyata.
“Mudah-mudahan yang menjadi harapan kita bersama, kita berkolaborasi, banyak PR-nya tidak mudah, masukan-masukannya menjadi acuan juga,” ujar Riefky.
Komitmen ini menjadi langkah konkret Gekrafs dan pemerintah dalam membangun masa depan ekonomi kreatif yang kuat dan berdaya saing global, menuju visi Indonesia Emas 2045.
Infografis
Advertisement