Liputan6.com, Jakarta - Kehidupan penuh tekanan membuat isu kesehatan mental berkembang di Indonesia. Bedah Karma Indonesia mencoba menjawab permasalahan tersebut dengan menyelenggarakan meditasi bersama sekaligus berhasil mencetak rekor MURI dengan jumlah peserta 3.169.
Meditasi bersama terselenggara pertama kali untuk lokasi di Jakarta Convention Center pada Sabtu (14/12/2024). Guru Meditasi dan Praktisi Energi, Arsaningsih, CPSH, menyatakan bahwa meditasi mampu meningkatkan kesejahteraan mental, emosional hingga spiritual masyarakat. Dibutuhkan energi lebih besar untuk membersihkan energi negatif menjadi positif.
Advertisement
"Pemicu gangguan mental sering kali terjadi ketika seseorang tidak mampu menyelesaikan masalah dalam dirinya. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh tekanan pekerjaan, masalah keluarga, atau keinginan yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri," kata Arsaningsih dalam jumpa pers di Jakarta pada Sabtu, 14 Desember 2024.
Ia menyambung, "Banyak orang terlalu berpikir pada urusan di luar, mengurus hidup orang lain tapi lupa dengan kesehatan mentalnya." Arsaningsih menjelaskan bahwa dalam Bedah Karma menggunakan dua pendekatan SOUL (Spirit of Universal Life).
Pendekatan pertama adalah pengukuran radiasi energi bernama SOUL Meter (Measurement Technique of Radiation). Pendekatan kedua adalah meditasi SOUL Reflection, yaitu meditasi refleksi yang terhubung dengan kekuatan Tuhan.
"Karena proses meditasi kita menghubungkan dengan kekuatan Tuhan, maka saya harus mengedukasi dulu bagaimana membersihkan batin kita ini,"jelas Arsaningsih.
Arsaningsih menekankan dengan kesadaran mendalam dan memastikan energi, maka seseorang dapat mengakses energi Tuhan dengan mudah. Baginya, hati haruslah bersih dari hal-hal negatif.
Stres Bisa Menular, Pengaruhi Kesehatan Mental
dr. Rastho Mahotama, Ketua DPD Perkumpulan Praktisi Wellness Indonesia Provinsi Bali, menyatakan tingkat stres banyak terjadi di kota besar, disebabkan oleh berbagai gesekan terhadap kepentingan lebih besar dan mempengaruhi kesehatan mental. Ia menyarankan agar tekanan mental untuk tidak dibiarkan saja.
"Kadang kita tidak sadar, kalau dibiarkan justru saat berinteraksi dengan orang lain bisa membuat kita tidak nyaman, karena vibes-nya tidak enak," ujar Rastho.
Menurutnya, kita perlu terus mengedukasi diri. Meditasi bisa membantu mengukur apakah seseorang sedang merasa cemas atau tidak. "Banyak orang yang mengelola diri mereka, tetapi tidak melihat diri mereka sendiri."
Arsaningsih menambahkan bahwa stres bisa menular kepada tiap orang. Piilihan lingkungan sangat memengaruhi tingkat emosional.
"Jakarta adalah kota yang sangat stres. Lingkungan memengaruhi manusia. Ketika seseorang datang ke tempat tersebut, seperti orang dari luar Jakarta, mereka akan ketularan stres. Saat kembali ke kota mereka, mereka merasa lelah. Ternyata, stres itu menular, sehingga kita perlu membersihkan energi tubuh kita,"jelas Arsaningsih.
Advertisement
Meditasi Sebagai Solusi untuk Generasi Z dan Tantangan Keluarga
Arsaningsih menyampaikan bahwa meditasi bersama dapat lebih berpengaruh besar mengubah energi stres, terutama di Jakarta sebagai pusat pemerintahan. Menurutnya, Generasi Z membutuhkan perhatian khusus.
"Gen Z perlu perhatian khusus. Kami masuk ke sekolah-sekolah dan menemukan banyak permasalahan, terutama dalam hubungan mereka dengan orang tua," ujar Arsaningsih.
Ia juga menyoroti dampak stres pada ibu hamil yang dapat memengaruhi anak yang dilahirkan. "Ternyata banyak ibu hamil yang menolak kehamilannya. Hal ini terjadi karena aktivitas yang terlalu padat, sehingga tidak sempat jalan-jalan atau bekerja dengan nyaman. Akhirnya, stres pada ibu hamil berdampak pada anak yang lahir kemudian.”
Arsaningsih pun terus berupaya memberikan edukasi kepada berbagai generasi. Ia mengenang keberhasilannya mengubah situasi di sebuah sekolah. "Kami edukasikan bagaimana membentuk keluarga yang baik kepada generasi sekarang. Ada satu SMP di Denpasar yang sempat dianggap sebagai sekolah buangan karena banyak anak nakal. Kami kunjungi, dan setiap Jumat kami berikan meditasi yang dilakukan secara rutin," jelasnya.
"Sangat mengejutkan. Setelah proses berjalan, mereka menjadi sekolah favorit, bahkan anak-anaknya bisa berprestasi hingga ke level Asia. Kami bersyukur bisa mengubah mereka," tutup Arsaningsih.
Perkembangan Meditasi yang Semakin Diminati
Arsaningsih menyampaikan bahwa Bedah Karma Indonesia menjadi jembatan untuk memberikan meditasi kepada berbagai kalangan. Ia meyakini meditasi memiliki manfaat luar biasa berdasarkan pengalamannya.
"Ketika saya mengajak orang mengubah hidup, saya selalu memastikan energinya dulu,"ungkap Arsaningsih.
"Kenapa pakai istilah Bedah Karma? Karena berbagai perasaan seperti marah, sedih, atau serakah itu ada penyebabnya. Sejak pandemi, banyak orang sakit dan stres. Saya mulai masuk ke YouTube untuk membagikan tentang meditasi, dan itu diikuti oleh banyak orang," tambahnya.
Menurutnya, banyak yang merasa meditasi membawa manfaat. Arsaningsih pun berinisiatif terus mengembangkan dalam skala besar
"Akhirnya, kami buat skala lebih besar. Mereka menginginkan meditasi, dan saya bersyukur terdapat tim di Yayasan Cinta Kasih yang mendukung saya. Kami fokus edukasi dan membuat kesehatan lebih baik. Meditasi memang membantu kita sehat secara mental," sebut Arsaningsih
"Tahun lalu di Bali ada 1.500 orang bermeditasi, Surabaya 500 orang, Bandung 700 orang, Jakarta sekitar 500 orang," tambahnya
Ia berharap meditasi tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan mental, emosional, maupun spiritual, tetapi juga dapat mendukung kemajuan Indonesia. Dengan pola energi yang baik, Indonesia pun dapat tertata dan mewujudkan cita-cita masyarakat.
Advertisement