Liputan6.com, Jakarta - Partai antara Vietnam dan Timnas Indonesia akan menjadi momen pertemuan kembali bagi pelatih Kim Sang-sik dan Shin Tae-yong. Kedua pelatih asal Korea Selatan ini akan saling beradu strategi dalam laga penyisihan Grup B Piala AFF 2024 yang akan digelar di Stadion Viet Tri, Phu Tho, pada Minggu, 15 Desember 2024.
Pertandingan ini diperkirakan akan berlangsung dengan intensitas tinggi dan penuh persaingan. Hal ini terutama karena kedua pelatih tersebut memiliki sejarah kesuksesan di klub Seongnam Ilhwa Chunwa dan Timnas Korea Selatan.
Advertisement
Shin Tae-yong yang lebih berpengalaman, sebelumnya pernah memperkuat klub yang sekarang dikenal sebagai Seongnam FC, yang berkompetisi di K-League 2. Selama kariernya sebagai pesepakbola profesional, Shin Tae-yong hanya bermain untuk Seongnam dari tahun 1992 hingga 2004 dengan posisi sebagai gelandang. Sementara itu, Kim Sang-sik yang berposisi sebagai bek dan gelandang bertahan, pernah bergabung dengan klub yang dijuluki The Magpies tersebut pada tahun 1999-2003 dan 2005-2008.
1. Momen yang Bikin Hubungan Renggang
Walaupun keduanya telah berhasil memberikan berbagai gelar juara seperti dua trofi K-League 1, satu trofi Piala FA Korea, satu trofi Piala Liga Korea, dan satu trofi Piala Super Korea kepada Seongnam, nama Shin Tae-yong tetap lebih dikenal. Loyalitas dan pencapaian Shin Tae-yong membuatnya dipercaya sebagai Ketua Dewan Penasihat Seongnam. Ada satu cerita yang mungkin membuat hubungan mereka sedikit renggang.
Hal ini terjadi pada musim K-League 2009 yang lalu. Pada waktu itu, Shin Tae-yong dipromosikan dari asisten menjadi pelatih kepala.
Karena situasi keuangan Seongnam yang sedang sulit, Kim Sang-sik memilih untuk pindah ke klub Jeonbuk Hyundai Motors dan mengambil peran sebagai kapten tim. Akhirnya, di Jeonbuk Hyundai Motors, Kim Sang-sik menjadi legenda klub baik sebagai pemain maupun pelatih.
Namun, dedikasi dan usaha keras Shin Tae-yong berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Champions Asia untuk Seongnam Ilhwa Chunwa pada tahun 2010. "Prestasi ini menorehkan tinta emas bagi karir Shin Tae-yong sebagai pelatih Korsel pertama yang membawa klub Negeri Ginseng itu jadi kampiun Asia."
Advertisement
2. Tidak Pernah Bahu Membahu di Timnas Korsel
Ketika Kim Sang-sik memutuskan untuk pensiun dari karir bermainnya dan beralih menjadi pelatih pada tahun 2013, ia segera menjadi asisten pelatih di klub Jeonbuk Hyundai Motors. Pada tahun 2020 hingga 2023, Kim resmi diangkat sebagai pelatih kepala permanen di klub tersebut.
Prestasi Kim sangat mengesankan. Ia berhasil membawa klubnya meraih gelar K-League 1 pada tahun 2021 dan Piala FA Korea pada tahun 2022. Kim juga menerima berbagai penghargaan di Korea Selatan.
Kim Sang-sik dua kali terpilih sebagai K-League Manager of the Month, sekali sebagai K-League Manager of the Year pada tahun 2021, sekali lagi sebagai Korean FA Coach of the Year pada tahun 2022, dan Korean FA Cup Best Manager pada tahun 2022.
Walaupun mereka pernah bermain bersama di Seongnam Ilhwa Chunwa, di Timnas Korea Selatan, Shin Tae-yong dan Kim Sang-sik tidak pernah bermain dalam satu tim. Hal ini dikarenakan Shin aktif bermain pada periode 1992-1997, sementara Kim baru memulai debutnya di tahun 2000.
Prestasi Shin Tae-yong bersama skuad Taeguk Warriors, baik sebagai pemain maupun pelatih, lebih bersinar dibandingkan dengan Kim Sang-sik.
Shin telah bergabung dengan Timnas Korea Selatan sejak tingkat U-17, U-20, U-23, hingga tim senior, dengan total 34 pertandingan internasional dan mencetak tujuh gol. Sementara itu, Kim Sang-sik baru bergabung dengan Timnas Korea Selatan pada tingkat U-23 dan senior dengan total 63 pertandingan dan mencetak tiga gol.
3. Level STY Sudah Piala Dunia
Pada tahun 2014, Shin Tae-yong memulai perannya di tim nasional Korea Selatan sebagai asisten pelatih untuk Uli Stielike. Di bawah bimbingan Shin, Korea Selatan berhasil mencapai babak final Piala Asia 2015, sebuah pencapaian yang belum pernah diraih selama 27 tahun terakhir.
Di tahun yang sama, Shin juga mengambil alih tim nasional Korea Selatan U-23 yang berkompetisi di Olimpiade Musim Panas 2016. Korea Selatan berhasil menjadi juara grup dengan mengumpulkan 7 poin, mengungguli Jerman, Meksiko, dan Fiji. Namun, perjalanan mereka terhenti di perempat final oleh Honduras.
Pada tahun 2016, Shin Tae-yong diberi kepercayaan oleh KFA untuk memimpin tim nasional Korea Selatan U-20 dalam ajang Piala Dunia U-20 FIFA 2017 yang diadakan di negara mereka sendiri. Meskipun hanya menempati posisi runner-up grup, Korea Selatan berhasil melaju ke perempatfinal sebelum akhirnya dihentikan oleh Portugal.
Pada tahun 2018, Shin Tae-yong menggantikan posisi Stielike yang mengalami hasil kurang memuaskan di Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018. Pada akhirnya, Shin berhasil membawa tim nasional Korea Selatan ke putaran final Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia.
Advertisement
4. Noda Kim Sang-sik
Kim Sang-sik pernah terlibat dalam tindakan indisipliner selama Piala Asia AFC 2007. Meskipun ia berperan dalam membantu Korea Selatan mencapai babak semifinal, perilakunya menjadi sorotan.
Selama turnamen tersebut, Kim terlibat dalam skandal minuman keras bersama kiper Lee Woon-Jae dan beberapa pemain lain. Akibatnya, tindakan mereka menimbulkan kontroversi yang cukup besar di kalangan penggemar dan media.
Akibat insiden ini, Kim Sang-sik dijatuhi skorsing selama satu tahun dari tim nasional. Selain itu, ia juga dilarang berpartisipasi dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Federasi Sepakbola Korea Selatan (KFA) selama dua tahun.
Setelah hampir lima tahun tidak tampil, Kim Sang-sik akhirnya dipanggil kembali oleh KFA untuk memperkuat Timnas Korea Selatan. Ia tampil saat Korea Selatan berhasil mengalahkan Kuwait dengan skor 2-0 dalam Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, menarik untuk menantikan bagaimana strategi mereka saat Vietnam berhadapan dengan Indonesia. Pertanyaan yang muncul adalah, "Shin Tae-yong atau Kim Sang-sik yang lebih cerdik dan pandai?"
Baca Juga