Liputan6.com, Jakarta Donald Trump pada hari Sabtu (14/12/2024) menunjuk sekutunya, Devin Nunes, mantan anggota parlemen AS yang sekarang mengelola platform media sosial Truth Social milik Trump, untuk menjabat sebagai ketua dewan penasihat intelijen presiden.
"Nunes, pembela Trump sejak lama yang memimpin komite intelijen DPR AS selama sebagian masa jabatan pertama Trump di Gedung Putih, akan tetap menjadi CEO Truth Social saat bertugas di panel penasihat," kata Trump dalam sebuah posting di platform tersebut seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (15/12/2024).
Advertisement
Sebagai ketua komite, chief executive officer (CEO) Truth Social itu menuduh bahwa FBI telah berkonspirasi melawan Trump selama penyelidikannya terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 di mana Trump mengalahkan calon dari Partai Demokrat Hillary Clinton.
"Devin Nunes akan memanfaatkan pengalamannya sebagai mantan Ketua Komite Intelijen DPR, dan peran utamanya dalam mengungkap Russia, Russia, Russia Hoax (Hoaks Rusia, Rusia, Rusia), untuk memberi saya penilaian independen tentang efektivitas dan kepatutan kegiatan Komunitas Intelijen AS," tulis Trump.
Adapun dewan penasihat intelijen presiden adalah panel Gedung Putih yang menawarkan penilaian independen kepada presiden atas efektivitas dan perencanaan badan intelijen.
Pada hari Sabtu (14/12), Donald Trump juga menunjuk eksekutif IBM dan mantan pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Troy Edgar, untuk menjabat sebagai wakil sekretaris departemen, dan pengusaha Bill White untuk menjabat sebagai duta besar AS untuk Belgia.
Edgar adalah mantan kepala keuangan Trump dan wakil wakil sekretaris manajemen untuk keamanan dalam negeri. White adalah mantan CEO Intrepid Museum di New York City, CEO Constellations Group saat ini, dan teman lama Trump.
Dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengatakan Edgar "sebelumnya adalah Wali Kota Los Alamitos, California, tempat ia membantu saya memimpin pemberontakan Kota dan Kabupaten terhadap Kota-Kota Suaka pada tahun 2018".
Pada hari Sabtu (14/12), Trump juga mengumumkan bahwa ia memilih Richard Grenell, mantan kepala intelijennya, sebagai utusan presiden untuk misi khusus. "Ric akan bekerja di beberapa tempat 'terpanas' di seluruh Dunia, termasuk Venezuela dan Korea Utara," kata Trump di Truth Social.