OJK Tanggapi Pernyataan Presiden Prabowo: Investasi Saham Bukan Judi

OJK menegaskan pentingnya literasi masyarakat tentang investasi pasar modal untuk menghindari kesalahpahaman semacam itu

oleh Tira Santia diperbarui 16 Des 2024, 08:00 WIB
Peserta memantau monitor bursa saham pasar modal di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Hal ini sejalan dengan salah satu inisiatif pemerintah melalui Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni menambah jumlah investor pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merespons pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut bahwa "orang kecil main saham seperti judi."

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menegaskan pentingnya literasi masyarakat tentang investasi pasar modal untuk menghindari kesalahpahaman semacam itu.

"OJK terus memberikan edukasi untuk meningkatkan literasi masyarakat terkait investasi di pasar modal. Hal ini bertujuan agar masyarakat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup, termasuk terkait potensi risiko di pasar modal," jelas Inarno dalam pernyataan tertulis, Senin (16/12/2024).

Edukasi ini, lanjut Inarno, memungkinkan calon investor mengenali risiko serta memahami produk-produk yang ditawarkan. Dengan demikian, mereka dapat memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing, sehingga meminimalkan potensi kerugian.

Perkuat Pengawasan

Selain edukasi, OJK juga memperkuat pengawasan dan penegakan hukum untuk melindungi investor kecil dari praktik kecurangan.

"Kami akan terus mengawasi dan menindak tegas pihak-pihak yang merugikan investor kecil serta integritas pasar modal Indonesia," tegasnya.

OJK juga mengembangkan pasar modal syariah bersama Self Regulatory Organizations (SRO) dan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Langkah ini diharapkan memperluas akses investasi syariah yang sesuai prinsip Islam.

Dengan upaya ini, OJK berharap pasar modal Indonesia menjadi tempat investasi yang aman, menguntungkan, dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.


Airlangga: Pasar Modal Harus Transparan

Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) sekaligus Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menilai aktivitas transaksi saham tak ubahnya judi.

Menurut Airlangga, pasar modal sebagai salah satu alternatif pendanaan, memang sepatutnya mengedepankan transparansi untuk mewujudkan perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien.

"IPO itu kan alternatif pembiayaan. Jadi tentu yang kita lihat bahwa pasar modal harus lebih transparan. Pasar modal tidak boleh dikuasai oleh penggoreng saham," kata Airlangga di Gedung Bursa, Jumat (13/12/2024).

Sebagai gambaran, Airlangga menyinggung salah satu skandal dugaan korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh perusahaan asuransi. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang, sehingga tercipta kepercayaan publik di pasar modal.

"Di masa lalu kan kita juga hadapi beberapa perusahaan asuransi menjadi tidak sehat. Itulah yang sebetulnya yang diharapkan tidak terjadi lagi," kata Airlangga.

 


Pernyataan Prabowo

Presiden Prabowo Subianto didampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka memimpin sidang perdana Kabinet Merah Putih di Istana, Jakarta, Rabu (23/10/2024). (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya bukan merupakan investor pasar modal. Prabowo juga menyoroti praktik di pasar modal yang dinilai merugikan investor ritel.

Menurut dia, transaksi kecil oleh investor sama dengan judi. Sehingga keuntungan hampir pasti masuk kantong pihak yang disebut Prabowo sebagai bandar.

"Saya kasih tahu, main saham kalau orang kecil pasti kalah. Untuk orang kecil, itu sama dengan judi, yang menang yang bandar besar, yang kuat," kata Prabowo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya