Candi Cangkuang Garut, Situs Sejarah Simbol Keanekaragaman Budaya

Di dalam candi ditemukan lingga dan yoni, yang merupakan simbol pemujaan dalam agama Hindu, menunjukkan bahwa candi ini dahulu digunakan sebagai tempat ibadah

oleh Panji Prayitno diperbarui 19 Des 2024, 04:00 WIB
Candi Cangkuang Garut.

Liputan6.com, Jakarta - Candi Cangkuang adalah salah satu situs bersejarah yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Candi ini menjadi simbol keanekaragaman budaya dan warisan sejarah Nusantara.

Berbeda dengan candi-candi besar lainnya seperti Borobudur atau Prambanan, Candi Cangkuang memiliki ukuran yang relatif kecil, tetapi menyimpan nilai sejarah dan spiritual yang besar.

Lokasinya yang berada di sebuah pulau kecil di tengah Danau Cangkuang menambah daya tarik tersendiri. Pengunjung harus menyeberang menggunakan rakit tradisional untuk mencapai pulau tersebut, memberikan pengalaman unik dan berbeda dari destinasi wisata sejarah Garut.

Nama Candi Cangkuang berasal dari pohon cangkuang (Pandanus furcatus), sejenis pohon palem yang banyak tumbuh di daerah tersebut. Candi ini merupakan peninggalan dari peradaban Hindu yang berkembang pada abad ke-8 hingga ke-9.

Di sekitar candi juga ditemukan makam seorang tokoh penyebar agama Islam, Arif Muhammad, yang menandakan adanya pertemuan budaya Hindu dan Islam di kawasan ini. Hal ini menjadikan Candi Cangkuang sebagai simbol toleransi antaragama yang telah ada sejak zaman kuno.

Di dalam candi ditemukan lingga dan yoni, yang merupakan simbol pemujaan dalam agama Hindu, menunjukkan bahwa candi ini dahulu digunakan sebagai tempat ibadah.

Keunikan lain dari Candi Cangkuang adalah keberadaan Kampung Pulo di sekitarnya. Kampung ini dihuni oleh keturunan Arif Muhammad dan memiliki tradisi adat yang unik.


Warisan Budaya

Salah satunya adalah aturan bahwa hanya boleh ada tujuh rumah di kampung tersebut. Apabila salah satu keluarga bertambah jumlahnya, maka anggota keluarga yang baru harus pindah dari kampung tersebut untuk mempertahankan tradisi.

Masyarakat Kampung Pulo juga dikenal menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar candi, sehingga kawasan ini terasa sangat asri dan tenang.

Kondisi fisik Candi Cangkuang menunjukkan bahwa bangunan ini pernah mengalami kerusakan berat dan telah melalui proses pemugaran. Upaya pelestarian ini dimulai sejak tahun 1966 setelah ditemukan oleh tim peneliti dari Lembaga Purbakala Nasional.

Kini, Candi Cangkuang menjadi salah satu objek wisata sejarah yang dilestarikan oleh pemerintah setempat. Tidak hanya menjadi tempat wisata, Candi Cangkuang juga kerap dijadikan lokasi penelitian bagi arkeolog dan sejarawan yang ingin mengkaji sejarah perkembangan agama dan budaya di Indonesia.

Mengunjungi Candi Cangkuang bukan hanya menawarkan perjalanan sejarah, tetapi juga pengalaman spiritual dan keindahan alam. Dengan panorama danau yang tenang, hamparan pepohonan hijau, serta udara yang sejuk, tempat ini memberikan suasana yang damai dan menenangkan.

Keberadaan Candi Cangkuang mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya sebagai bagian dari identitas bangsa. Dengan mengunjungi dan mempelajari sejarahnya, kita dapat menghargai kekayaan budaya Indonesia yang sangat beragam.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya