Cuaca Hari Ini Selasa 17 Desember 2024: Siang Jabodetabek Seluruhnya Akan Hujan Ringan

Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Selasa (17/12/2024), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Kecuali Jakarta Utara akan turun hujan ringan. Demikianlah prediksi cuaca hari ini.

oleh Arviola Marchsyalina Syurgandari diperbarui 17 Des 2024, 06:15 WIB
Arus kendaraan melintas saat hujan disertai angin kencang terjadi di Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). BMKG memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang akan terjadi hingga April ini di wilayah Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Selasa (17/12/2024), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Kecuali Jakarta Utara akan turun hujan ringan. Demikianlah prediksi cuaca hari ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari seluruhnya juga diprediksi hujan berintensitas ringan.

Begitu pun untuk langit Jakarta pada malam hari diprakirakan seluruhnya akan berawan.

Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat, diprediksi cuaca pagi dan malam akan berawan. Namun siangnya akan hujan berintensitas ringan.

Selanjutnya, di Kota Tangerang, Banten, cuaca pagi dan siang akan hujan ringan, namun malam diprakirakan berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Pusat   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Selatan   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Timur   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Jakarta Utara   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bekasi   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Depok   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Kota Bogor   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tangerang  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Berawan
 

PKB Minta BMKG-Kemenhub Serius Mitigasi Cuaca Ekstrem Jelang Nataru

Pejalan kaki yang menggunakan payung saat hujan deras menyeberang jalan di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (23/11/2022). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah apabila Jakarta mengalami cuaca ekstrem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Anggota Komisi V DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Ahmad Fauzi meminta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Kementerian Perhubungan (Kemenhub) benar-benar serius mempersiapkan mitigasi cuaca ekstrem secara sistematis dan terukur jelang libur Nataru, terutama di pelabuhan-pelabuhan besar seperti Merak-Bakauheni.

Fauzi mengutip laporan BMKG yang menyatakan cuaca ekstrem dan gelombang tinggi di perairan Lampung dan Banten diperkirakan masih akan terjadi hingga awal tahun 2025.

"Libur Nataru sudah semakin dekat. Saya minta BMKG, Kemenhub dan stakeholder terkait serius mempersiapkan mitigasi cuaca ekstrem, karena berdasar pada laporan BMKG cuaca ekstrem akan terjadi saat Nataru, termasuk di Merak dan Lampung," kata Fauzi di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Ketua DPP PKB bidang Hukum, Perundang-undangan dan Hankam itu menyatakan, libur Nataru tahun ini diprediksi akan melibatkan pergerakan hingga 110 juta orang secara nasional. Sebab itu ia meminta informasi cuaca ekstrem dilakukan secara berkala dan masif.

“Saya kita juga sangat penting informasi cuaca ekstrem disisialisasikan secara masif dan efektif kepada masyarakat, baik melalui aplikasi daring maupun rambu-rambu jalan. Kemenhub bisa berkoordinasi dengan BMKG, juga Korlantas untuk memberikan peringatan dini kepada pengendara, day to day," ujar Fauzi.

Fauzi juga mendorong pemerintah memastikan kemantapan jalan secara maksimal, menambah fasilitas Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP), serta menyiapkan peralatan tanggap bencana, seperti alat berat di lokasi rawan longsor dan banjir. 

"Kalau kita lihat data sekarang ada 550 titik rawan longsor yang telah diidentifikasi, dan perlengkapan penanganan darurat harus siap di lokasi tersebut,” ungkap Fauzi.


BMKG Sebut Operasi Modifikasi Cuaca Berhasil Kurangi Intensitas Hujan di Jakarta

Pejalan kaki menggunakan payung saat hujan deras di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (23/11/2022). Sejak Oktober, DKI Jakarta mulai memasuki musim penghujan yang sudah masuk ke dalam tahap ekstrem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) pada 7-8 Desember 2024 berbuah manis.

Adapun modifikasi cuaca ini bertujuan mengurangi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta ini, di mana hal itu terbukti mampu mengurangi intensitas hujan hingga 67% di beberapa wilayah, sehingga menurunkan risiko banjir dan genangan.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, upaya ini dilakukan dengan melakukan penyemaian awan selama dua hari berturut-turut. Sebanyak lima sorti penerbangan dilakukan menggunakan empat ton bahan semai untuk mengendalikan distribusi hujan di wilayah Jakarta.

"Operasi ini bertujuan untuk mengurangi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, yang sering melanda Jakarta akibat intensitas hujan yang tinggi. Hasilnya, kami berhasil menurunkan curah hujan di sejumlah wilayah dengan intensitas pengurangan mencapai 13% hingga 67% pada tanggal 7 dan 8 Desember, berdasarkan data satelit Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP)," ujar Dwikorita dalam keterangannya seperti dikutip Minggu, (15/12/2024).

Dia menuturkan, OMC menjadi salah satu langkah strategis BMKG untuk mendukung upaya mitigasi bencana di musim penghujan, terutama untuk mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Modifikasi cuaca yang dilakukan di awal bulan Desember dinilai masih cukup efektif dalam membantu mengendalikan intensitas hujan di daerah-daerah rawan, khususnya di perkotaan padat seperti Jakarta.

Namun saat menjelang puncak musim hujan yang diprediksi bersamaan dengan terjadinya beberapa fenomena dinamika atmosfer, kemampuan modifikasi cuaca masih relatif terbatas.

"Meskipun masih ada keterbatasan dengan mempertimbangkan kuatnya intensitas hujan akibat beberapa fenomena labilitas atmosfer yang terjadi bersamaan, kami akan terus melakukan upaya ini selama musim penghujan berlangsung, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana hidrometeorologi, untuk mengurangi intensitas hujan guna melindungi masyarakat dari dampak buruk cuaca ekstrem," tambah Dwikorita.

Infografis Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya