Liputan6.com, Jakarta Ria Beauty (RB) sedang menjadi buah bibir di tengah masyarakat lantaran menyediakan layanan kecantikan abal-abal.
Pemilik Ria Beauty, Ria Agustina melakukan praktik menghaluskan kulit wajah menggunakan dermaroller dengan teknik tidak sesuai standar. Praktik tidak dilakukan di klinik melainkan di kamar apartemen atau hotel secara pindah-pindah.
Advertisement
Saat tindakan pun, Ria tidak mengenakan pakaian medis seperti seharusnya. Ditambah, ia bukan lulusan kedokteran dan bukan spesialis kulit.
Lantas, bagaimana layanan kecantikan yang sesuai dengan standar?
Menurut dokter ahli kulit, Muji Iswanty, tindakan kesehatan estetik yang menggunakan dermaroller atau dermapen memiliki standar tersendiri.
“Yang pertama tempat tidur, ada lampu, kita menggunakan pakaian medis, pakaian dokter atau pakaian ruang operasi. Kami menggunakan sarung tangan khusus, masker, ini adalah standarisasi,” kata Muji dalam temu media secara daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat (13/12/2024).
Dia menambahkan, standar lainnya meliputi anestesi oles (bukan injeksi), pembersihan, barulah dilakukan tindakan micro needling baik dengan dermaroller maupun dermapen.
Dermaroller adalah sebuah alat khusus yang digunakan untuk membantu mengatasi berbagai masalah kulit dengan cara merangsang produksi kolagen. Alat ini berbentuk roller alias roda yang permukaannya diselimuti ratusan jarum yang sangat kecil.
Dermaroller digunakan di wajah dan bisa memicu munculnya darah. Maka, satu alat tak bisa digunakan secara terus menerus pada pasien yang berbeda. Pasalnya, ini berisiko menularkan penyakit. Misal, pasien pertama mengidap HIV, maka alat bekas pasien itu harus diganti agar tidak menularkan ke pasien berikutnya.
Generasi Baru Dermaroller
Seiring berjalannya waktu, dermaroller ini mengalami pemutakhiran dengan alat baru bernama dermapen.
“Dermapen merupakan perkembangan terbaru dalam terapi micro needling dan telah menggantikan dermaroller. Kalau kita ke klinik kecantikan sekarang sudah jarang menemukan dermaroller, sekarang yang ada adalah dermapen.”
Fungsi dermapen sama dengan dermaroller, hanya saja, alat ini lebih efektif dan modern karena sudah menggunakan mesin. Sementara, dermaroller masih manual.
Advertisement
Penggunaan Dermaroller dan Dermapen Tak Boleh Asal
Dalam video viral yang beredar, terlihat Ria melakukan penanganan dengan menggosok wajah pasien menggunakan dermaroller secara asal. Pasien pun terlihat berdarah meski mengaku tak merasa sakit.
“Ini pun ada tekniknya, bukan yang asal, ada vertikal ada horizontal, itu pun vertikal berapa kali, horizontal berapa kali dan diagonal berapa kali. Itu semua punya teknik tidak asal dikerjakan saja,” jelas Muji.
“Seperti kita lihat pada contoh RB, dia melakukannya di ruangan kamar dan itu banyak saya beberapa kali menerima laporan ada praktik bukan dokter dari kamar ke kamar. Kami juga sudah melaporkan tapi memang tidak semudah itu mungkin melakukan penangkapan, dibutuhkan bukti-bukti, tidak langsung ditangkap,” tambahnya.
Sudah Diamankan Polisi
Ria kini diamankan pihak kepolisian. Lulusan sarjana perikanan ini sempat mengutarakan pembelaan bahwa ia tidak pernah menyatakan bahwa dirinya dokter. Dan praktik yang dilakukan sudah ada sertifikatnya.
Bahkan, ia menyatakan bahwa apa yang ia jalankan bukanlah klinik kecantikan melainkan hanya salon.
“Kalau pembelaan soal dia punya sertifikasi, sertifikasi dari mana? Apakah sertifikatnya itu terstandarisasi oleh Kementerian Kesehatan yang ada di Indonesia? Apakah sudah sesuai dengan prosedur?” kata Muji.
“Kalau soal salon, apa dermatologi itu masuk ke ranah salon? RB ini melakukannya pindah-pindah hotel loh, tapi ya namanya pembelaan, kita biarkan proses hukum berjalan,” ujar Muji.
Advertisement