Tips Kelola Keuangan Saat Nataru Biar Enggak Boncos

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), banyak orang yang merencanakan berbagai kegiatan dan pengeluaran ekstra, mulai dari liburan hingga belanja kebutuhan khusus.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Des 2024, 17:15 WIB
Manajemen keuangan yang baik bagi anak kos sangat penting untuk selalu hemat dan tidak melebihi budget. (Credit: Freepik/wirestock)

Liputan6.com, Jakarta Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), banyak orang yang merencanakan berbagai kegiatan dan pengeluaran ekstra, mulai dari liburan hingga belanja kebutuhan khusus.

Agar pengeluaran tetap terkontrol dan tidak mengganggu keuangan jangka panjang, Perencana Keuangan Andy Nugroho memberikan beberapa tips praktis dalam mengelola keuangan selama Nataru.

Pertama, tentukan berapa banyak yang bisa disisihkan. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan persentase penghasilan yang bisa disisihkan untuk kebutuhan Nataru. Andy menyarankan untuk menyisihkan antara 30% hingga 40% dari penghasilan. Kemudian, tentukan angka yang realistis berdasarkan kondisi keuangan pribadi agar tidak memberatkan.

"Tetapkan berapa banyak dari penghasilan kita yang bisa kita sisihkan untuk kebutuhan nataru, semisal 30% - 40%," kata Andy kepada Liputan6.com, Senin (16/12/2024).

Kedua, buat anggaran dan estimasi pengeluaran. Setelah menentukan berapa banyak yang dapat disisihkan, langkah berikutnya adalah membuat anggaran untuk seluruh kegiatan Nataru.

Buat estimasi pengeluaran secara rinci untuk berbagai kegiatan, seperti makan di luar, belanja hadiah, biaya transportasi, dan kegiatan liburan lainnya. Anggaran ini akan membantu kita untuk mengetahui seberapa besar dana yang diperlukan.

"Buat budgeting dan estimasi pengeluaran yang akan kita lakukan selama nataru," ujarnya.

Skala Prioritas

Ketiga, skala prioritas jika anggaran melebihi pendapatan. Terkadang, pengeluaran yang direncanakan lebih besar daripada penghasilan yang bisa disisihkan. Dalam hal ini, Andy menyarankan untuk membuat skala prioritas.

Tentukan kebutuhan mana yang benar-benar harus dipenuhi dan mana yang masih bisa ditunda atau bahkan dibatalkan. Dengan cara ini, kita bisa menyesuaikan anggaran dengan dana yang tersedia.

"Bila ternyata dari budget yang dibuat lebih besar daripada penghasilan yang bisa disisihkan, buat skala prioritas kebutuhan mana saja yang benar-benar harus dipenuhi dan mana yang masih bisa ditunda atau di cancel, sehingga angka budget dapat menyesuaikan dengan angka real dana yang bisa digunakan untuk nataru," jelasnya.

 


Pengeluaran Wajib

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Keempat, sisihkan pengeluaran wajib terlebih dahulu. Hal itu berguna untuk menjaga agar pengeluaran tetap terkendali. Andy menyarankan untuk segera membayar atau menyisihkan dana untuk pengeluaran wajib yang tidak bisa ditunda, seperti cicilan kredit, hutang, tagihan listrik, uang sekolah anak, dan biaya transportasi.

"Agar aman dari ketidak sengajaan terpakai selama nataru, segera bayarkan / sisihkan dulu berbagai pengeluaran wajib kita bulan ini," ujar Andy.

Selain itu, alokasikan pula sekitar 10% dari dana yang tersedia untuk dana darurat pasca Nataru. Baru setelah itu, kita bisa menggunakan sisa dana untuk kegiatan Nataru.

"Tambahkan juga 10% untuk spare dana pasca nataru. Selebihnya baru bisa kita gunakan untuk nataru," ujarnya.

Terakhir, hindari Penggunaan Kartu Kredit dan Paylater. Andy juga mengingatkan untuk menghindari penggunaan kartu kredit atau layanan paylater saat berbelanja.

Meskipun tergoda untuk membeli sesuatu dengan cicilan, ini dapat memberi efek psikologis yang membuat kita cenderung berbelanja lebih banyak daripada yang sudah dianggarkan. Pembelian dengan kartu kredit atau paylater bisa membuat kita lupa akan batasan anggaran yang telah ditetapkan.

"Karena akan berefek psikologis kita akan cenderung berbelanja lebih banyak lagi nantinya daripada budget yang kita miliki," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya