Konsumsi Diramal Melonjak Saat Nataru, Orang Indonesia Diimbau Bijak Atur Keuangan

Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, mengatakan kuartal IV-2024 biasanya menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan kuartal III-2024, dengan adanya faktor-faktor seperti kenaikan pendapatan akhir tahun dari bonus dan dorongan libur Natal serta Tahun Baru.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Des 2024, 19:13 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Liputan6.com, Jakarta Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, mengatakan kuartal IV-2024 biasanya menunjukkan peningkatan pertumbuhan ekonomi dibandingkan kuartal III-2024, dengan adanya faktor-faktor seperti kenaikan pendapatan akhir tahun dari bonus dan dorongan libur Natal danTahun Baru, namun tantangan yang ada saat ini cukup besar.

"Pertumbuhan ekonomi biasanya meningkat di kuartal IV dibandingkan kuartal III karena ada faktor kenaikan pendapatan akhir tahun dari bonus dan dorongan libur natal dan tahun baru," kata Nailul Huda kepada Liputan6.com, Senin (16/12/2024).

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi hal ini adalah dampak melemahnya daya beli pada kuartal III-2024 yang dirasa cukup signifikan.

Selain itu, meskipun periode Lebaran dan Ramadan dapat mendorong konsumsi, namun efeknya tidak cukup besar untuk memicu pertumbuhan yang tinggi. Salah satu hambatan utama adalah tingginya inflasi pangan yang terjadi pada awal tahun, yang membebani daya beli masyarakat, khususnya di kalangan segmen konsumen dengan pendapatan lebih rendah.

"Dampak daya beli melemah di kuartal III cukup signifikan dan dampak dari Lebaran dan Ramdhan tidak cukup membuat konsumsi tumbuh tinggi. Semuanya terbatas karena inflasi pangan yang juga tinggi di awal tahun," ujarnya.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Nailul Huda menekankan bahwa meskipun ada potensi kenaikan konsumsi di akhir tahun, faktor-faktor eksternal dan internal yang menekan daya beli masyarakat akan sulit untuk diatasi dalam waktu singkat. Oleh karena itu, ia juga menghimbau agar masyarakat mampu mengelola keuangan saat Nataru 2024-2025.


Tips Kelola Keuangan Saat Nataru Biar Enggak Boncos

Manajemen keuangan yang baik bagi anak kos sangat penting untuk selalu hemat dan tidak melebihi budget. (Credit: Freepik/wirestock)

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), banyak orang yang merencanakan berbagai kegiatan dan pengeluaran ekstra, mulai dari liburan hingga belanja kebutuhan khusus.

Agar pengeluaran tetap terkontrol dan tidak mengganggu keuangan jangka panjang, Perencana Keuangan Andy Nugroho memberikan beberapa tips praktis dalam mengelola keuangan selama Nataru.

Pertama, tentukan berapa banyak yang bisa disisihkan. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan persentase penghasilan yang bisa disisihkan untuk kebutuhan Nataru. Andy menyarankan untuk menyisihkan antara 30% hingga 40% dari penghasilan. Kemudian, tentukan angka yang realistis berdasarkan kondisi keuangan pribadi agar tidak memberatkan.

"Tetapkan berapa banyak dari penghasilan kita yang bisa kita sisihkan untuk kebutuhan nataru, semisal 30% - 40%," kata Andy kepada Liputan6.com, Senin (16/12/2024).

Kedua, buat anggaran dan estimasi pengeluaran. Setelah menentukan berapa banyak yang dapat disisihkan, langkah berikutnya adalah membuat anggaran untuk seluruh kegiatan Nataru.

Buat estimasi pengeluaran secara rinci untuk berbagai kegiatan, seperti makan di luar, belanja hadiah, biaya transportasi, dan kegiatan liburan lainnya. Anggaran ini akan membantu kita untuk mengetahui seberapa besar dana yang diperlukan.

"Buat budgeting dan estimasi pengeluaran yang akan kita lakukan selama nataru," ujarnya.

 


Skala Prioritas

PT KAI juga telah menyediakan kapasitas kursi kereta api jarak jauh ataupun kereta tambahan sekitar 700.000 kursi bagi para penumpang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketiga, skala prioritas jika anggaran melebihi pendapatan. Terkadang, pengeluaran yang direncanakan lebih besar daripada penghasilan yang bisa disisihkan. Dalam hal ini, Andy menyarankan untuk membuat skala prioritas.

Tentukan kebutuhan mana yang benar-benar harus dipenuhi dan mana yang masih bisa ditunda atau bahkan dibatalkan. Dengan cara ini, kita bisa menyesuaikan anggaran dengan dana yang tersedia.

"Bila ternyata dari budget yang dibuat lebih besar daripada penghasilan yang bisa disisihkan, buat skala prioritas kebutuhan mana saja yang benar-benar harus dipenuhi dan mana yang masih bisa ditunda atau di cancel, sehingga angka budget dapat menyesuaikan dengan angka real dana yang bisa digunakan untuk nataru," jelasnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya