Liputan6.com, Jakarta Harga tembaga naik 1,1% dalam lima hari perdagangan terakhir, menjadi USD 9.055 per ton. Kenaikan harga tembaga ini didorong oleh perkembangan positif dari kebijakan stimulus ekonomi China dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang semakin dekat.
Analis Samuel Sekuritas, Farras Farhan mencatat produksi batang tembaga katoda di China melampaui perkiraan dengan mencapai 932 ribu ton pada November 2024, atau naik 8,76% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi karena permintaan yang kuat dari industri kabel dan kawat di wilayah China Selatan.
Advertisement
"Pengiriman tembaga foil untuk baterai juga meningkat sebesar 1,85% menjadi 52.700 ton, terutama karena permintaan yang tinggi dari sektor otomotif dan penyimpanan energi," ulas Farras dalam risetnya, Senin (16/12/2024).
Produksi Foil
Sementara itu, produksi foil tembaga secara keseluruhan turun tipis ke 95.300 ton. Meski demikian, tingkat produksi dari perusahaan tembaga foil tetap tinggi berkat permintaan ekspor yang kuat, khususnya dari sektor baterai lithium, yang mencatat kenaikan produksi sekitar 0,94% menjadi 60.900 ton.
Samuel Sekuritas tetap mempertahankan proyeksi rata-rata harga tembaga di tahun 2024 sebesar USD 9.150 per ton dan USD 9.100 per ton untuk tahun 2025, mengingat adanya ketidakpastian ekonomi global.
"Selain itu, kami masih merekomendasikan saham MDKA dengan target harga sebesar 3.000 rupiah per lembar. Rekomendasi ini didukung oleh prospek peningkatan profitabilitas di tahun 2024 serta rencana penyelesaian proyek smelter Weda Bay pada kuartal keempat tahun depan," tulis Farras.
IHSG Tinggalkan 7.300, Saham BBHI hingga MEDC Kompak Merosot
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memerah sepanjang perdagangan Senin (16/12/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah seluruh sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,90 persen ke posisi 7.258,63. Indeks LQ45 susut 0,46 persen ke posisi 861,74. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.329,30 dan level terendah 7.204,65. Sebanyak 442 saham memerah sehingga menekan IHSG. 159 saham menguat dan 193 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.078.422 kali dengan volume perdagangan 22,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.995.
Seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham properti terpangkas 2,95 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi merosot 2,3 persen dan sektor saham transportasi turun 1,9 persen. Sektor saham energi melemah 1,15 persen, sektor saham basic turun 1,6 persen, dan sektor saham industri tergelincir 0,41 persen.
Sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,74 persen, sektor saham consumer siklikal merosot 1,53 persen, sektor saham kesehatan melemah 1,44 persen, sektor saham keuangan turun 0,41 persen. Sektor saham infrastruktur melemah 1,26 persen.
Pada awal pekan ini, saham CNKO ditutup naik 7,14 persen ke posisi Rp 15 per saham. Saham CNKO berada di level tertinggi Rp 15 dan terendah Rp 15 per saham. Total frekuensi perdaganan 268 kali dengan volume perdagangan 2.124.748 saham. Nilai transaksi Rp 3,2 miliar.
Advertisement
Saham BBHI Merosot
Saham BBHI merosot 5,45 persen ke posisi Rp 780 per saham. Harga saham BBHI dibuka stagnan di posisi Rp 825 per saham.
Harga saham BBHI berada di level tertinggi Rp 825 dan level terendah Rp 775 per saham. Total frekuensi perdagangan 392 kali dengan volume perdagangan 49.365 saham. Nilai transaksi harian Rp 4,1 miliar.
Saham MEDC merosot 1,83 persen ke posisi Rp 1.070 per saham. Harga saham MEDC dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.100 per saham. Harga saham MEDC berada di level tertinggi Rp 1.100 dan level terendah Rp 1.065 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.432 kali dengan volume perdagangan 251.093 saham. Nilai transaksi Rp 27 miliar.