Liputan6.com, Jakarta - Nyeri punggung bawah kronis dan berbagai kondisi tulang belakang, seperti linu panggul, herniasi diskus, dan stenosis tulang belakang, merupakan tantangan kesehatan yang signifikan bagi banyak orang di dunia.
Untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, kini tersedia prosedur alternatif pengobatan regeneratif non bedah dari Discseel Technologies. Prosedur inovatif Discseel pun disebut telah mendapat persetujuan kontrak dari Departemen Pertahanan dan Administrasi Veteran (V.A.) Amerika Serikat.
Advertisement
Persetujuan kontrak ini membuka jalan bagi penerapan Prosedur Discseel di jaringan luas V.A., yang mencakup 171 rumah sakit dan 1.400 klinik rawat jalan. Langkah ini dirancang untuk memberikan akses kepada 19,5 juta veteran terhadap metode perawatan inovatif tulang belakang.
Departemen Pertahanan AS, dengan lebih dari 2,4 juta karyawan, juga mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari komitmen mereka terhadap kesehatan masyarakat.
Bagaimana Cara Kerja Prosedur Discseel?
Prosedur Discseel (DST) memanfaatkan fibrin yang telah disetujui oleh FDA untuk menutup dinding diskus yang robek, memperbaiki jaringan diskus, dan memulihkan fungsinya. Proses ini mendukung regenerasi jaringan tulang belakang tanpa memerlukan operasi besar.
Berdasarkan data dari OBERD, organisasi penelitian yang didukung oleh American Academy of Orthopaedic Surgery, Prosedur Discseel memiliki tingkat keberhasilan yang menjanjikan, terutama bagi pasien dengan riwayat perawatan tulang belakang sebelumnya.
“Prosedur Discseel (DST) memiliki tingkat keberhasilan yang relatif tinggi, bahkan untuk individu yang sebelumnya telah menjalani prosedur tulang belakang berbeda tanpa hasil yang memuaskan. Khususnya, 70 persen individu dengan riwayat perawatan tulang belakang sebelumnya merasa lega dengan perawatan inovatif ini. Hal ini sangat penting bagi pasien yang menderita stenosis tulang belakang dan kondisi terkait,” ujar Dr. Kevin Pauza, pencipta metode ini melalui keterangan resmi.
Prosedur Minimal Invasif dengan Waktu Pemulihan Cepat
Bagi pasien dengan Penyakit Diskus Degeneratif (DDD), prosedur Discseel diklaim telah menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan metode konvensional.
Teknik ini memungkinkan jaringan diskus yang rusak untuk tumbuh kembali dan memulihkan fungsinya, memberikan harapan baru bagi pasien yang mengalami nyeri punggung bawah kronis.
Prosedur ini bersifat minimal invasif dan memakan waktu sekitar 30 menit dengan anestesi lokal. Menggunakan jarum berukuran 0,8 mm yang dipandu fluoroskopi, proses ini dilakukan tanpa sayatan, menjadikannya prosedur tanpa darah dengan presisi tinggi.
Setelah prosedur, pasien dapat meninggalkan fasilitas medis setelah istirahat sekitar satu jam dan mulai kembali ke aktivitas normal secara bertahap pada hari berikutnya.
Keunggulan ini membuat inovasi tersebut menjadi alternatif yang menarik dibandingkan operasi fusi tulang belakang tradisional, terutama bagi pasien dengan kondisi seperti linu panggul, skiatika, dan herniasi diskus.
Advertisement
Ketersediaan Prosedur di Asia
Selain di Amerika Serikat, Prosedur Discseel® juga tersedia di Jepang, dengan Dr. Yasuyuki Nonaka sebagai salah satu pengembang utamanya. Klinik Lumbago Nonaka di Osaka menjadi satu-satunya fasilitas di Asia yang menawarkan metode ini.
“Secara khusus, Klinik Lumbago Nonaka, satu-satunya di Asia yang menawarkan Prosedur Discseel®, memberikan pilihan yang nyaman bagi pasien yang mencari pengobatan regeneratif inovatif untuk stenosis tulang belakang dan banyak lagi. Kami berkomitmen untuk memberikan layanan dengan kualitas terbaik kepada pasien kami, terutama saat mereka melakukan perjalanan dari seluruh dunia untuk Prosedur Discseel,” jelas Dr. Nonaka.
Pasien di Asia, termasuk dari Indonesia, dapat mengirimkan gambar MRI melalui email untuk mengevaluasi kelayakan mereka mengikuti prosedur ini.